Social Icons

Pages

Jumat, 07 April 2017

Pendekatan yang salah untuk dampak riset




Berkembangnya wabah demam Rift Valley di Uganda memegang pelajaran penting bagi pemikiran saat ini tentang investasi dalam riset untuk pembangunan global. Apa yang terjadi di Uganda cukup familiar - pelajaran yang sama telah muncul sebelumnya (wabah penyakit Ebola di Afrika Barat tahun 2013). Langkah-langkah pengendalian epidemiologi yang dirancang untuk membatasi penyebaran penyakit tidak sepenuhnya mempertimbangkan kenyataan yang diderita masyarakat yang terkena dampak. Dalam hal ini, apa yang dapat dimakan atau diusahakan di lahan pertniannya oleh masyarakat miskin pedesaan, jika susu dan daging dilarang penjualannya? Juga saluran komunikasi resmi yang digunakan untuk mengingatkan dampak ancaman kesehatan masyarakat tidak berasal dari tokoh masayarakat yang terpercaya. Dalam diskusi tentang sains untuk pembangunan, sering disebut atau dinyatakan agar riset yang dilaksanakan harus memiliki dampak terhadap masyarakat, jelas nampak nilau suatu riset. Jadi mengapa kesalahan ini terus terjadi? Pertanyaan yang sangat mendesak bukan hanya karena mata pencaharian dan nyawa kehidupan masyarakat dipertaruhkan, tetapi juga karena munculnya tren dalam pendanaan riset yang cenderung meningkatkan frekuensi kesalahan tersebut. Ironisnya, tumbuhnya kepedulian lembaga pembangunan dengan dampak riset juga ikut menghambat untuk mempelajari apa yang telah berhasil.

Fokus dampak
Krisis keuangan 2008 dimasukkan ke dalam fokus dua catatan pada investasi publik dalam riset. Yang pertama adalah bahwa bukti-bukti kebijakan dan praktek dapat membuat program menjadikan biaya lebih efektif. Yang kedua adalah bahwa ilmu ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memerlukan investasi berkelanjutan ke dalam jalur saluran inovasi. Persimpangan dan kekuatan pendorong dari kedua catatan tersebut dinyatakan dalam keprihatinan penyandang dana yang peduli dengan dampak dan kepentingan nasional. Bukti pergeseran ini semakin terjadi di mana-mana. Di Inggris, Pendanaan Pendidikan Tinggi Dewan Inggris meningkatkan peran 'dampak riset' dalam menentukan besarnya dana riset dari universitas Inggris pada tahun 2011,  persentase yang lebih besar dari kriteria kualitas penelitian saat ini didasarkan pada dampak. Ada tanda-tanda pergeseran di sektor pembangunan juga. Pada 2012, pemerintah Belanda mengumumkan suatu restrukturisasi yang fokus pada 'platform pengetahuan', dengan masing-masing menampilkan tema yang berbeda (seperti kebijakan inklusif atau makanan dan bisnis). Idenya adalah untuk memastikan semua investasi riset disalurkan ke sektor prioritas tertentu. International Development Research Centre(IDRC Kanada), berada di bawah tekanan untuk meneliti portofolio riset dan agar lebih fokus pada kemiskinan, sejalan dengan apa yang terjadi pada Departemen Pembangunan Internasional Inggris (DFID) beberapa waktu lalu.

Harapan berbahaya
Untuk lebih jelasnya, pengarusutamaan perhatian penyandang dana yang peduli dengan dampak riset merupakan perkembangan yang ditunggu. Sebuah survei SciDev.Net pada tahun 2012 menemukan bahwa lebih dari 80 persen dari LSM tidak sistematis menggunakan riset untuk menginformasikan kebijakan dan praktek mereka. Bahkan penyandang dana riset bilateral seperti DFID dan Badan Kerjasama Pembangunan Internasional Swedia telah berjuang sebelumnya untuk mendapatkan bagian dari organisasi masing-masing untuk menggunakan riset yang mereka danai. Masalah dengan fokus baru pada dampak riset adalah harapan dan asumsi bagaimana cara kerjanya, terutama dalam kaitannya dengan pengurangan kemiskinan. Harapan yang paling umum adalah bahwa riset akan memerlukan respon kebijakan khusus dan segera. Hal ini merupakan ide yang menarik sebagai pidato politik. Tapi dalam prakteknya itu berarti bahwa setiap pengukuran dampak yang jatuh pendek dari tujuan tersebut dapat diberhentikan. Hal ini akan bermasalah karena membuat tidak relevannya proses perubahan sosial yang berkelanjutan, yang lambat dan kompleks. Ketika serapan riset dipahami dengan cara ini, hal itu akan meremehkan lembaga pengguna riset dan kompleksitas lingkungan mereka, dan menganggap mereka hanya menunggu instruksi dalam bentuk temuan riset. Dalam kasus demam Rift Valley di Uganda, para peternak hanya perlu diberitahu untuk tidak menyentuh daging, asumsi ini dapat berjalan, dan kita bisa mencegah penyebaran penyakit.

Dana komunikasi
Kekhawatiran lainnya adalah fokus pada dampak ini menghambat inovasi dan percobaan. Taruhannya menjadi terlalu tinggi untuk mengalami risiko kegagalan. Kekhawatiran terbesar, bagaimanapun juga bahwa dorongan untuk adanya dampak telah membuat riset lebih fokus kepada produsen. Penyandang dana mendorong peneliti untuk mengalokasikan sumber daya untuk komunikasi, sehingga dana untuk penyerapan semakin meningkat. Hal ini merupakan alasan logis yang dimengerti dari sudut pandang penyandang dana karena menunjukkan tingkat pengarusutamaan yang membuat portofolio terlihat progresif. Hasilnya adalah bahwa uang menuju kepada riset produsen, bukan organisasi yang mendukung penggunaannya. Masalahnya menjadi jelas ketika melihat ini dari sudut pandang pengguna.

Ribuan program riset berkualitas tinggi yang didanai setiap tahun, menargetkan kelompok terbatas dan penting dari pembuat kebijakan. Kembali kepada contoh kasus demam Rift Valley, mengkomunikasikan hasil riset mereka akan sebanding dengan para peternak yang sedang dibanjiri dengan pesan kesehatan masyarakat tentang pengelolaan ternak mereka, yang belum secara memadai dikoordinasikan. Jelas apa yang diperlukan adalah sedikit percaloan cerdas dari riset, dengan sumber informasi terpercaya bertindak sebagai mediator antara produsen pengetahuan dan mereka yang paling terkena penyakit. Memikirkan hal ini melalui sisi permintaan harus menekankan nilai sistem riset yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk menyampaikan kemungkinan riset. Mereka adalah infrastruktur lokal dan jajarannya yang dapat membangun kedua pemahaman tentang kebutuhan pengguna dan kemampuan untuk bertindak atas pengetahuan baru.

Bagi kita yang bergerak pada pekerjaan ini merupakan panggilan untuk menilai dan kontekstualisasi riset serta memobilisasi permintaan. Hal ini tidak dapat cukup disampaikan oleh proyek riset tunggal. Kenaikan dalam riset sistem kesehatan berasal dari realisasi yang sama - dalam hal ini, bahwa hasil kesehatan tergantung pada pengembangan obat yang tepat. Pada saat mendorong riset untuk dampak, pengeluaran untuk sistem ini seperti terlihat semakin mahal.  Ironisnya adalah bahwa investasi dalam sistem mendukung efisiensi dalam pengeluaran riset. Hal ini, pada kenyataannya melalui “knowledge broker” independen dan para ahli pada serapan hasil riset yang kita pelajari ternyata paling efektif bekerja ketika riset akan digunakan. Setiap orang yang berinvestasi dalam riset pada masyarakat terpinggirkan harus belajar dari masalah saat ini seperti halnya demam Rift Valley.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates