Social Icons

Pages

Minggu, 22 Mei 2016

Bagaimana Mencapai Sebuah Jurnal untuk Hasil Penelitian Anda? (Bagian 2)



Memahami model akses terbuka
Penerbit akademis biasanya mengelola jurnal mereka dengan menggunakan model berlangganan tradisional atau model akses terbuka. Untuk jurnal langganan, pembaca membayar guna mengakses makalah yang ada pada jurnal. Sedangkan dalam model akses terbuka pembaca tidak dikenakan biaya - tetapi seseorang harus membayar untuk menjaga jurnal tetap beroperasi. Jadi jurnal akses terbuka biasanya meminta penulis untuk membayar biaya pengolahan artikel atau didukung oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi atau lembaga donor. Beberapa jurnal menggunakan suatu model akses terbuka hibrida, dimana penulis dapat memilih untuk membuat artikel mereka tersedia secara bebas dengan membayar atau jika mereka tidak membayar artikel tersebut, artikel hanya akan tersedia untuk pelanggan.

Gerakan jurnal akses terbuka bertujuan untuk membuat hasil penelitian dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkannya. Hal ini adalah misi yang mulia namun sering disalahgunakan oleh penerbit predator. Mereka meminta penulis untuk membayar biaya pemrosesan artikel, karena mengetahui bahwa mereka memiliki sangat sedikit pembaca yang akan membayar untuk jurnal mereka jika dengan model berlangganan. Tapi ingat bahwa model akses terbuka tidak selalu predator. Jauh dari hal itu. Ada banyak jurnal model akses terbuka yang sangat bagus yang menerapkan memungut biaya pengolahan artikel, seperti halnya PLOS Family dan BioMed Central. Penulis yang ingin mempublikasikan dalam jurnal akses terbuka sebaiknya memasukkan biaya pengolahan artikel dalam anggaran penelitiannya dan harus mengecek jika penulis dari negara berkembang akan dibebaskan dari biaya pengolahan artikel.

Selasa, 17 Mei 2016

Bagaimana Mencapai Sebuah Jurnal untuk Hasil Penelitian Anda? (Bagian 1)



Mencapai suatu target bukan hal mudah, juga termasuk memilih sebuah jurnal untuk makalah penelitian anda. Target jurnal yang tepat adalah suatu jurnal yang menerbitkan makalah riset yang sesuai dengan topik riset anda, berbagai variasi kualitas dan sesuai dengan keinginan dan aspirasi anda. Beberapa peneliti berada di bawah tekanan untuk mempublikasikan dimana saja, sementara yang lain terpikat oleh jurnal bergengsi tetapi sering tak terjangkau. Kedua kasus ini dapat menyebabkan peneliti kesulitan memanfaatkan jurnal yang mungkin memberi mereka pembaca dan dampak yang mereka butuhkan.

Menjauhkan diri dari predator
Akademisi/peneliti yang terlibat dalam penelitian sering dievaluasi berdasarkan hasil penelitian atau publikasinya. Apakah mereka mendapatkan gelar, apakah dikontrak, dipromosikan atau mendapatkan kepemilikan, beberapa hal yang sering dikaitkan dengan kuantitas dan kualitas publikasi mereka yang terbaru. Dan di beberapa negara, kuantitas lebih diutamakan daripada kualitas dan menjadi faktor yang menentukan dalam kemajuan karir. Para peneliti yang bekerja di lingkungan tertentu mungkin tergoda untuk menerbitkan lebih banyak publikasi dan lebih cepat. Sehingga permintaan untuk outlet publikasi meningkat dan begitu juga halnya dengan pasokan. Dalam penerbitan ilmiah, tidak ada penetapan standar dan proses secara keseluruhan. Siapapun dapat membeli nama domain dan membuat jurnal dengan nama pilihan mereka. Satu-satunya motif untuk memperoleh uang dari penulis yang menerbitkan artikel. Penerbit tersebut mungkin memiliki dewan redaksi, tetapi anggotanya mungkin terlibat di dalamnya. Penerbit tersebut cenderung memberi nama jurnal mereka dengan nama yang besar, dengan kata-kata bermakna seperti 'global,' internasional 'atau' terdepan'. Mereka juga mungkin memiliki judul terlalu luas atau lingkup yang mencakup banyak bidang penelitian (untuk menarik lebih banyak makalah riset).

Seperti halnya Jeffrey Beall, pustakawan di University of Colorado di Denver, Amerika Serikat, menyimpan daftar seperti jurnal dan penerbit 'predator'.
Jurnal-jurnal ini dapat mempublikasikan makalah riset setelah dipertimbangkan secara sepintas atau tidak ada peer review, meskipun telah mengklaim sebaliknya. Peneliti dapat mengirimkan surat-surat mereka ke jurnal predator baik secara sengaja atau secara naif membuat klaim palsu pembelian. Dan meskipun kurangnya peer review terhadap penulis yang tidak melakukan risetnya dengan berkualitas cukup tinggi agar dapat diterbitkan dalam jurnal, ternyata banyak yang telah menjadi korban. Para peneliti di negara-negara berkembang sering tidak menerima bimbingan penelitian yang memadai di awal karir mereka. Mereka bekerja dalam lingkungan miskin sumber daya dan mereka tidak memiliki keterampilan menulis hasil penelitian. Namun mereka juga menghadapi tekanan yang sama untuk 'mempublikasikan atau binasa' seperti rekan-rekan mereka di negara maju.

Namun, publikasi di jurnal seperti itu akhirnya kehilangan nilai dan bahkan mungkin membawa kerugian. Beberapa peneliti mungkin dapat memajukan karir mereka untuk sementara waktu pada kekuatan jumlah publikasi mereka, tetapi mereka mungkin malu nantinya di depan rekan dan siswa dengan meningkatnya kesadaran terhadap penerbit predator. Orang lain mungkin menghadapi tindakan disipliner oleh komite promosi atau kepemilikan yang sudah menyadari adanya penerbit predator. Dan, tentu saja, peneliti yang serius cenderung mengabaikan makalah yang diterbitkan di jurnal yang mencurigakan, sehingga makalah ini mungkin tidak dibaca atau dikutip.

Mencari klaim yang dapat diverifikasi
Jangan terpengaruh oleh klaim besar pada sebuah situs web jurnal atau permintaan makalah riset, kecuali klaim mereka dapat diverifikasi. Proses pengindeksan dengan ISI, Scopus dan sebagainya adalah contoh dari klaim yang tidak dapat diverifikasi yang sering muncul dalam memerlukan makalah riset dari jurnal yang mencurigakan. Kecuali jika anda menerima undangan dari sustu forum diskusi dimana anda adalah anggotanya atau dari jurnal dimana anda telah mengirimkan makalah riset atau dari sumber yang dapat dipercaya. Penulis artikel ini (Ravi Murugesan), secara teratur menerima undangan untuk mengirimkan makalah risetnya dari jurnal acak karena mereka telah mengambil alamat emailnya secara online dan menambahkan dirinya dalam daftar email masal tanpa izin. Beberapa klaim jurnal yang dapat diverifikasi adalah keanggotaan sebuah jurnal dalam Directory of Open Access Journals (DOAJ), Open Access Scholarly Publishers' Association (OASPA), and INASP Journals Online (JOLs). Hal diatas merupakan koleksi penting dari jurnal akses terbuka dan DOAJ memiliki kriteria yang lebih ketat untuk keanggotaannya. Keanggotaan dari sebuah jurnal penerbitan masyarakat seperti Committee on Publication Ethics (COPE) juga merupakan pertanda baik.

Namun, jurnal yang baru didirikan mungkin tidak cepat terindeks di database akademis atau secara perlahan menjadi bagian dari masyarakat penerbitan. Jurnal yang baru diatur sepanjang waktu untuk menampung makalah riset baru, yang diabaikan, regional dan jenis penelitian lain yang tidak dilayani dengan baik oleh jurnal yang sudah eksis. Anda seharusnya mempertimbangkan jurnal baru yang relevan untuk pekerjaan anda tapi sebaiknya lebih dahulu mengevaluasi editor yang mengelola jurnal tersebut. Lihatlah profil editor pada situs universitas, link ke profil online mereka (misalnya, pada ResearchGate, Google Scholar atau LinkedIn) atau bukti dedikasi mereka untuk profesi editing jurnal, misalnya dalam keanggotaan organisasi seperti Council of Science Editors (CSE), European Association of Science Editors (EASE) dan World Association of Medical Editors (WAME).






Jumat, 13 Mei 2016

Komunikasi, tanggung jawab seluruh ilmuwan



Komunitas ilmiah harus berkomitmen terhadap komunikasi sebagai bagian integral dari peran profesional seorang peneliti. Apa tanggung jawab seorang ilmuwan kepada masyarakat?

Sampai saat ini, jawaban untuk pertanyaan ini umumnya jatuh ke dalam dua kategori. Mereka yang masuk kelompok 'tradisional' berpendapat bahwa seorang ilmuwan melayani masyarakat dengan melakukan penelitian terbaiknya dan berkualitas tinggi, agar orang lain dapat memutuskan bagaimana hasil riset harus digunakan. Bertentangan dengan hal diatas, suatu kelompok aktivis berpendapat bahwa seorang ilmuwan memiliki tanggung jawab moral untuk membahas secara terbuka implikasi sosial dari penelitian nya, tidak hanya mempromosikan manfaat, tetapi juga  yang lebih penting adalah peringatan dari bahaya potensial dari hasil riset. Karena bagi kelompok kedua cenderung lebih kritis terhadap pengembangan ilmiah, perpecahan dapat muncul bermotif politik dan telah menghambat upaya komunitas ilmiah, yang kondisinya sama di negara maju maupun berkembang, untuk mengadopsi posisi konsensus terhadap peran para ilmuwan yang harus dilakukan. Tapi selama sepuluh tahun terakhir, dilihat dari komentar publik yang dibuat oleh anggota terkemuka dari profesi ilmiah, kesepakatan telah tumbuh bahwa semua ilmuwan memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa hasil penelitian mereka secara efektif dikomunikasikan kepada masyarakat luas. Ini menjanjikan untuk menjembatani kesenjangan antara kedua kelompok.

Sabtu, 07 Mei 2016

Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan sebagai Kunci Pembangunan



Menurut laporan PBB yang didukung jejaring ilmu pengetahunan menyatakan bahwa kemajuan teknologi yang cepat telah menyebabkan penghapusan kemiskinan di seluruh dunia pada tahun 2030 merupakan tujuan yang realistis untuk agenda pembangunan pasca-2015, tetapi tantangan saat ini adalah bagaimana cara terbaik untuk menggunakan kemajuan tersebut, karena juga dapat membahayakan pembangunan berkelanjutan. Menurut laporan SDSN (Sustainable Development Solutions Network), untuk mengatasi tantangan tersebut, perlu menjadikan pertanyaan sentral dalam  penyusunan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Kemajuan terbaru telah membuat tujuan tersebut secara teknis realistis dan kemungkinan kuat bahwa SDGs akan mendukung pandangan ini," kata direktur SDSN Jeffrey Sachs, yang juga penasehat khusus Sekjen PBB pada Millenium Development Goals.

Senin, 02 Mei 2016

Dana Riset dan Keahlian Merupakan Kunci untuk Pangan Kedepan



Menurut Laporan PBB, belanja publik untuk penelitian pertanian harus dua kali lipat dalam dekade mendatang jika dunia akan berhasil untuk berpindah ke metode produksi pangan berkelanjutan. Selain itu kesimpulan laporan dari Kelompok Pertanian dan Sistem Pangan, Sustainable Development Solutions Network's (SDSN), menyatakan bahwa dana riset tersebut harus dibarengi dengan investasi jangka panjang dalam pelatihan profesional pertanian untuk mengisi kesenjangan keterampilan di banyak negara berkembang. SDSN diluncurkan oleh PBB tahun lalu untuk mengidentifikasi dan menunjukkan pendekatan baru dalam pembangunan berkelanjutan dan telah menghasilkan laporan pertamanya pada bulan Juni 2015. Laporan pertanian era baru dirilis bersama-sama dengan enam laporan lain oleh kelompok jaringan tematik pada isu-isu utama dunia termasuk kesehatan, pengelolaan sumber daya alam, dan jasa ekosistem dan keanekaragaman hayati. Laporan ini merupakan masukan utama oleh para ilmuwan menuju susunan baru tujuan pembangunan global untuk menggantikan Millennium Development Goals pada tahun 2015.
 
Blogger Templates