Social Icons

Pages

Jumat, 21 Oktober 2016

Jurnalisme sangat penting untuk membawa inovasi pertanian



Makida Mohammed adalah seorang petani dekat wilayah Oromia di Etiopia, di mana biji-bijian seperti gandum, barley dan tef (jenis serealia sumber pangan di Etiopia) mendominasi pemandangan lahan pertanian. Gandum merupakan tanaman komersial utama Muhammad. Di Etiopia, produksi gandum oleh petani kecil seperti Mohammed mencapai lebih dari 70 persen dari total produksi gandum dalam negeri. Pendapatan Mohammed berasal dari menjual gandum untuk membeli pangan, pakaian dan menyekolahkan kelima anaknya. Saya bertemu Mohammed melalui proyek bersama Cornell Alliance for Science, sebuah organisasi yang berbasis di Cornell University di Amerika Serikat yang bertujuan untuk meningkatkan akses ke inovasi ilmiah melalui komunikasi yang lebih baik. Aliansi ini berkerjasama dengan SciDev.Net menyelenggarakan debat online. Perdebatan ini bertujuan untuk mengeksplorasi mengapa petani di seluruh dunia cenderung lambat untuk mengadopsi inovasi pertanian. Sedangkan debat offline, diadakan di World Conference of Science Journalists di Korea Selatan, yang bertujuan mengeksplorasi peran jurnalis dalam menyebarkan informasi tentang inovasi.

Kisah Muhammad menunjukkan berapa besar perbedaan teknologi dapat membuat kehidupan petani, tetapi juga bagaimana sulitnya bagi mereka untuk menerapkan inovasi. Muhammad sekarang dianggap sebagai petani yang makmur di desanya. Tetapi hal tersebut tidak selalu seperti itu. Ketika suaminya meninggal, norma budaya mereka mendorong Mohammed untuk menikahi saudara suaminya. Tapi dia menolak karena dia merasa akan kehilangan pertaniannya kepada suaminya yang baru. Sebaliknya, Mohammed memilih untuk keluar dari lahan yang sulit, mendukung anak-anaknya yang masih muda dengan bantuan istri pertama suaminya. Sejak mengambil alih lahan usahatani yang ia garap dengan suaminya, Muhammad telah mampu membiayai semua anak-anaknya ke sekolah. Melalui kerja keras, Mohammed berhasil meningkatkan produktivitas pertanian menjadi 2,6 ton/ha gandum. Tetapi hidup tetap rawan. Pada tahun 2010, karena penyakit karat kuning, Mohammed tidak mendapatkan hasil usahataninya. Karat, yang merupakan jamur parasit adalah kutukan bagi petani di seluruh dunia. Infeksi penyakit ini sulit dikendalikan karena spora jamur menyebar jarak jauh oleh angin.

Benih keberhasilan
Setelah infeksi penyakit karat yang menghancurkan, Mohammed memutuskan untuk beralih ke berbagai varietas gandum tahan karat yang diberikan oleh Bedada Girma, seorang ilmuwan dari Institut Penelitian Pertanian Etiopia (EIAR). Sekarang hasilnya dapat meningkat lagi. Mohammed adalah salah satu petani yang pertama di negaranya untuk mencari dan mengadopsi varietas baru gandum tahan karat dari EIAR dan menerapkan praktek-praktek pertanian yang progresif. Tapi hal itu tetap sulit baginya untuk mengubah pendekatannya terhadap usahataninya. Ada beberapa sumber informasi tentang praktik alternatif di daerah Mohammed, dan banyak orang di komunitasnya yang enggan untuk menerima keputusannya. "Awalnya sesama petani menertawakan saya," katanya. "Tapi kemudian mereka melihat keberhasilan saya." Penduduk desa membentuk koperasi untuk menghasilkan benih unggul sendiri dan Mohammed berperan sebagai pelopor adopter awal teknologi. Dia sekarang memiliki ponsel yang ia gunakan untuk memonitor harga pasar dan ketersediaan stok biji-bijian.

Negara-negara berkembang banyak memiliki pemimpin pertanian potensial seperti Mohammed, dimana petani kecil bersedia untuk mencoba pendekatan usahatani yang berbeda untuk meningkatkan usahatani mereka. Namun, banyak yang menghadapi hambatan sosial ekonomi dan logistik yang membuat mereka sulit untuk mengakses benih unggul, alat-alat pertanian dan teknologi informasi. Dalam hal ini, perbaikan dalam komunikasi dan berbagi informasi dapat memainkan peran penting untuk membantu mereka mengakses teknologi pertanian dan keahlian. Petani seperti Mohammed menginspirasi tim peneliti dari Cornell untuk membangun Alliance for Science, yang pernah dianugerahi hibah US $ 5 juta. Tim peneliti berusaha untuk berbagi cerita dan pengalaman dari petani secara global, dengan mengakses inovasi ilmiah yang memiliki potensi untuk menjamin keamanan makanan mereka sendiri, memperbaiki lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup bagi keluarga mereka dan komunitas mereka.

Dengan bertambahnya populasi dunia dan perubahan iklim, hal itu menjadi semakin penting untuk menemukan cara guna mengatasi hambatan informasi, yang menghalangi adopsi inovasi pertanian. Dalam sebuah riset di Tanzania, diperkirakan bahwa rumah tangga akan menikmati, rata-rata 18 persen kesempatan yang lebih baik untuk mencapai ketahanan pangan dengan menanam varietas unggul jagung.  Studi dari Senegal dan negara-negara lain di Afrika Tengah dan Afrika Barat telah menunjukkan bahwa pengenalan dan adopsi varietas jagung baru telah memberikan kontribusi untuk mengurangi kemiskinan sejak tahun 1970-an, ketika varietas modern hanya lima persen dari areal jagung yang ditanam, dibandingkan dengan 60 persen pada 2005. Namun, di Ethiopia, 30 persen dari produsen gandum masih tidak mendapatkan manfaat dari varietas gandum yang modern, hal itu disebabkan sebagian besar petani kurang informasi dan akses ke benih. Dan bahkan pengadopsi, seperti Mohammed, lebih lanjut bisa meningkatkan hasil panen mereka dan keamanan rumah tangga jika mereka bisa mengakses informasi tentang praktek usahatani yang lebih baru. Mengingat apa yang kita ketahui tentang dampak dari akses dan adopsi teknologi pertanian modern, apa yang bisa jrunalis lakukan untuk menyebarkan informasi dan mendidik masyarakat tentang pilihan teknologi dan implikasi dari pilihan petani?

Menyebarkan informasi
Salah satu peran penting bagi jurnalis adalah untuk menyampaikan informasi tentang teknologi baru dan penyedia layanan yang dapat membantu petani untuk mengakses inovasi teknologi pertanian. Media juga dapat menyebarkan informasi melalui pelatihan, yang menawarkan kesempatan untuk belajar dengan melakukan. Semua hal ini meningkatkan hubungan antara petani dan riset serta meningkatkan kemungkinan keberhasilannya. Sistem tradisional yang telah memberikan dukungan tersebut di negara-negara miskin, termasuk pusat-pusat pembelajaran orang dewasa, instansi pemerintah dan  pusat riset terapan, yang umumnya kurang didanai dan kadang-kadang tidak berfungsi. Para peneliti mengeksplorasi penyerapan inovasi telah menyarankan bahwa alat komunikasi baru - dan komunikator non-tradisional - dapat melengkapi sumber daya yang terbatas untuk menjangkaunya. Memastikan akses ke inovasi pertanian juga penting dalam iklim dunia yang tidak menentu, di mana kekeringan berkepanjangan, musim hujan tertunda, badai dan suhu ekstrem sangat mempengaruhi usahatani. Bagaimana jurnalis dapat menyebarkan pesan tentang kemajuan teknologi yang dikembangkan agar mendapat respon? Dan apa tentang sisi lain dari koin? Jurnalis, terutama di negara-negara di mana akses ke media terbatas dan kebebasan berbicara dibatasi, dapat menghambat penyebaran informasi. Jika pekerjaan mereka buruk, apakah karena kurangnya pelatihan atau kebebasan pers yang terbatas, jurnalis dapat menghambat aliran informasi. Apa yang dapat dilakukan untuk menghindari masalah seperti itu?. The Alliance for Science ingin membantu para jurnalis untuk menceritakan kisah-kisah petani yang mengambil risiko seperti Mohammed yang telah dapat melihat inovasi pertanian dapat memperbaiki kehidupan. Diharapkan para jurnalis dapat  memanfaatkan aliansi sebagai sumber daya untuk mengidentifikasi para peneliti yang mengembangkan teknologi baru dan para petani yang mengadopsi teknologinya.


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates