Social Icons

Pages

Minggu, 22 November 2015

Siapa yang akan menjadi petani di masa depan?



FAO memperkirakan bahwa produksi pangan harus meningkat sampai 70% dalam waktu 40 tahun kedepan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terus bertambah. Para ilmuwan bekerja keras untuk mengembangkan perbaikan tanaman dan sistem produksi untuk memenuhi tantangan ini, selain itu  juga berusaha untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan. Ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki banyak alat-alat baru untuk berperan dalam menghadapi tantangan tersebut. Penggunaan teknologi baru akan membantu petani untuk mengadaptasikan tanaman mereka dengan kondisi lingkungannya secara optimal secara bertahap dari lingkungan mikro sampai ke hamparan persawahan mereka. Perbaikan varietas tanaman dengan ketahanan yang lebih baik terhadap hama dan penyakit akan menjadi lebih efisien dalam penggunaan nutrisi dan air, serta dapat mengkonversi lebih banyak energi cahaya untuk perkembangan biji tanaman yang sehat.  Adanya teknologi baru tersebut menawarkan banyak optimisme bagi petani di masa depan.

Tapi kita melupakan sesuatu. Siapa sesungguhnya petani masa depan?.  Berdasarkan pengalaman diskusi Prof Ghazoul dengan seorang petani kopi Kolombia yang melihat tantangan masa depan usahataninya, berpendapat bahwa “tidak akan ada petani”. Alasannya, anak-anaknya tidak ada yang tertarik dengan usahatani kopi maupun kegiatan pertanian lainnya. Namun demikian, dia merasa bangga telah mampu mengirim anak-anaknya ke sekolah dan perguruan tinggi, tetapi konsekuensinya mereka telah memiliki pekerjaan yang baik di Bogota. Bagaimana kelanjutan dengan usahatani kopinya?.  Mungkin akan menjual kepada tetangganya, kecuali para petani disekitarnya juga menghadapi problem yang sama dengan dirinya.

Sabtu, 14 November 2015

Tren Kedepan Keamanan Pangan



Populasi penduduk.
Populasi penduduk dunia diperkirakan mencapai 9 milyar orang pada tahun 2050, 90% diantaranya akan berada di negara-negara sedang berkembang dimana ketersediaan air tawar telah menjadi langka. Populasi penduduk di daerah sungai Nil diperkirakan meningkat dua kali lipat yaitu mencapai 300 juta pada tahun 2025. Penyakit obesitas terus berlanjut di negara-negara sedang berkembang. Diperkirakan ada jutaan orang yang kelebihan berat badan di dunia dan sekitar 300 juta dari mereka menderita obesitas. Obesitas terus meningkat cepat di negara-negara industri. Karena meningkatnya PDB negara mereka, meningkat pula asupan total kalori penduduknya( dan termasuk pula asupan daging). Kekurangan pangan dapat juga menyebabkan konsumsi karbohidrat yang berlebihan dibanding konsumsi protein, sehingga menyebabkan tambahan berat badan dan penyebab timbulnya penyakit diabetes tipe II.

Selasa, 10 November 2015

Waduk Jatigede dan hilangnya empati pemerintah



Pemberitaan di media elektronik dan media cetak tentang rencana penggenangan waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, jika benar sangat menggiriskan bagi sanubari para pirsawan yang peka terhadap kehidupan masyarakat pinggiran. Disatu sisi, waduk sebagai penyimpan air hujan yang mengalir di permukaan dan terkumpul masuk ke dalam waduk sangat bermanfaat untuk sektor pertanian, energi listrik dan sumber air minum untuk kehidupan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat yang berada jauh dari lokasi waduk. Namun, disisi lain ada ekosistem yang hilang termasuk masyarakat yang telah lama tinggal di areal waduk tersebut. Mereka tercerabut dari kehidupan damai dan tenteram yang telah mereka alami selama bertahun-tahun sebelum waduk dibangun. Kicauan burung dan canda anak-anak pedesaan hilang segera tergenang air waduk

Minggu, 08 November 2015

Apakah Ketahanan Pangan Mengkawatirkan, Kecuali Sikap Kita Terhadap Teknologi dan Inovasi Berubah?



Populasi dunia diperkirakan akan melebihi sembilan miliar pada tahun 2050, sehingga menciptakan sejumlah tantangan. Tentunya kunci pemecahan tantangan tersebut adalah bagaimana kita dapat menyediakan pangan/makanan bagi setiap orang. Sejalan dengan itu, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB telah memperingatkan bahwa produksi pangan harus meningkat 70 persen jika akan memenuhi permintaan pangan tersebut. Sementara itu, langkah-langkah seperti mengurangi limbah makanan dan mengubah pola makan harus memainkan perannya, mereka tidak akan memberikan solusi sendiri. Jika kita ingin mengatasi tantangan ketahanan pangan ini, tindakan yang sangat penting adalah meningkatkan produktivitas pertanian sehingga kita bisa mengimbangi meningkatnya permintaan pangan.

Sebagai tanggapan hal diatas, kita perlu memanfaatkan inovasi dan teknologi sepanjang jalan dari lahan pertanian sampai ke rak toko bahan pangan, sehingga pasokan makanan menjadi aman dan terjangkau. Kita perlu menyadari bahwa aplikasi inovasi tersebut perlu disertai tanggung jawab yaitu  tidak membahayakan lingkungan dimana kita sangat bergantung kepada lingkungan guna menghasilkan sumber bahan pangan, untuk melindungi kesehatan masyarakat, dan untuk memastikan transparansi sepanjang rantai pasokan makanan yang dapat memberikan pilihan yang tepat untuk konsumen. Namun, kita juga perlu memastikan inovasi perlu dirangsang dan dihargai dan melalui pendekatan manajemen risiko yang efektif, sehingga dengan keseimbangan yang tepat maka kita dapat meningkatkan produksi dan pasokan pangan berkelanjutan. Semua ini harus memberikan kesempatan yang luas untuk sektor sains dan teknik guna bekerjasama dengan produsen makanan dan industri makanan untuk memperkuat posisi sebagai negara terkemuka berdasarkan riset dan untuk berkontribusi pada keamanan masa depan dan keberlanjutan pasokan makanan kita.

Minggu, 01 November 2015

Kekurangan air merupakan resiko utama dunia, bagaimana mencegahnya?



Pertumbuhan ekonomi merupakan bisnis yang sangathaus”. Kita perlu menggandakan produksi pangan dunia, tetapi kita sudah menggunakan sekitar 70 persen air tawar dunia untuk pertanian. Sementara itu, negara-negara industri, khususnya US, telah mengalihkan 40 persen air mereka untuk produksi energi, yang permintaannya terus meningkat. Saat ini, ketidak berkelanjutannya air sedang diekstrak dari banyak ekosistem air tawar di dunia, sekitar 80-90 persen air telah digunakan di banyak daerah kering dan semi-kering dimana kondisi air telah langka. Jelas hal ini menunjukkan adanya ketidak berkelanjutan penggunaan air. Tetapi bagaimana cara terbaik untuk mengalokasikan air agar dapat memenuhi kebutuhan sektor energi untuk mendukung ekonomi, kebutuhan kota untuk menyediakan air untuk rumah tangga dan pelayanan air limbah, kebutuhan irigasi bagi tanaman petani, dan kebutuhan ekosistem untuk mempertahankan eksistensi sungai dan aquifers yang sangat kita butuhkan?. Hal ini merupakan resiko dan pengorbanan yang nyata bahwa tumbuhnya perekonomian dan masyarakat global harus diarahkan.
 
Blogger Templates