Social Icons

Pages

Minggu, 01 November 2015

Kekurangan air merupakan resiko utama dunia, bagaimana mencegahnya?



Pertumbuhan ekonomi merupakan bisnis yang sangathaus”. Kita perlu menggandakan produksi pangan dunia, tetapi kita sudah menggunakan sekitar 70 persen air tawar dunia untuk pertanian. Sementara itu, negara-negara industri, khususnya US, telah mengalihkan 40 persen air mereka untuk produksi energi, yang permintaannya terus meningkat. Saat ini, ketidak berkelanjutannya air sedang diekstrak dari banyak ekosistem air tawar di dunia, sekitar 80-90 persen air telah digunakan di banyak daerah kering dan semi-kering dimana kondisi air telah langka. Jelas hal ini menunjukkan adanya ketidak berkelanjutan penggunaan air. Tetapi bagaimana cara terbaik untuk mengalokasikan air agar dapat memenuhi kebutuhan sektor energi untuk mendukung ekonomi, kebutuhan kota untuk menyediakan air untuk rumah tangga dan pelayanan air limbah, kebutuhan irigasi bagi tanaman petani, dan kebutuhan ekosistem untuk mempertahankan eksistensi sungai dan aquifers yang sangat kita butuhkan?. Hal ini merupakan resiko dan pengorbanan yang nyata bahwa tumbuhnya perekonomian dan masyarakat global harus diarahkan.

Pada tahun 2011 di Texas mengalami kegelapan akibat kelangkaan air untuk sektor energinya. Ahli air telah menghitung bahwa 26% dari kapasitas daya terpasang tenaga listrik terletak di wilayah yang langka air, suatu situasi yang akan bertambah buruk pada dekade mendatang. Pengalaman ini merupakan pelajaran sangat berharga bagi semua orang, khususnya untuk negara-negara berkembang, dimana ada kesempatan untuk menghindari kesalahan fatal yang telah dibuat di negara lain. Bahaya terdampak kelangkaan energi atau aset pertanian dalam beberapa dekade mendatang dapat diminimalkan jika resiko kelangkaan air diperhitungkan dalam menyusun strategi pembangunan dan rencana investasi.  Tumbuhnya pengakuan bahwa resiko kelangkaan air yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara, menimbulkan adanya  permintaan dari para politisi, petani dan industri tentang model-model baru dan sulusi inovatif, dan pendekatan kolaborasi baru untuk meningkatkan aksi pada skala tertentu. Ada kehausan baru untuk  suatu “ekonomi air” yang baru, dimana air merupakan betul-betul urusan semua orang.

Agenda air yang baru ini bisa dimasukkan dalam strategi pembangunan ekonomi dan portofolio investasi infrastruktur yang mempertimbangkan adanya risiko air, serta mengembangkan sistem yang tangguh untuk penanggulanggannya. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan diri dalam pengembangan dan kemitraan seperti 2030 Water Resource Group dan kolaborasi seperti 100 Resilient Cities Innitiatives. Agenda baru ini juga akan mencakup kebijakan dan pasar yang menangkap nilai-nilai ekonomi, sosial dan lingkungan dari air tawar. Membangun fondasi untuk ekonomi air yang baru akan sulit. Hal ini akan membutuhkan berbagai sektor dan spesialis untuk berkerja bersama. Bagaimana kita akan membangun ekonomi yang kondisi airnya dapat mengamankan kebutuhan makanan dan energi masa depan, sementara pada saat yang sama dapat dipastikan air tersebut bermanfaat untuk manusia dan alam, mengurangi emisi gas rumah kaca dan membangun ketahanan untuk mengelola kelangkaan air di masa mendatang? Semua hal diatas telah dibahas secara intensif pada pertemuan  25th Annual World Water Week di Stockholm, yang kita butuhkan model baru kerja sama dengan data yang sudah kita miliki untuk mencari solusi dari masalah yang sistemik ini.

Saat ini ada perpaduan baru, ekonomi baru yang lebih strategis untuk "mendapatkan hak air", dan itu meresap melalui komunitas air dan seterusnya. Hal ini menarik, agenda air membentuk kembali. Dari pemenang Stockholm Water Prize tahun ini Rajendra Singh, yang memobilisasi masyarakat di seluruh India untuk membangun keamanan dan ketahanan air dengan menggunakan teknik pemanenan air hujan tradisional, menjadi bahan diskusi tingkat tinggi yang melibatkan kepala negara, pemimpin organisasi internasional dan ahli dunia, merupakan panggilan untuk bertindak untuk ekonomi air global yang baru dan kita harus segera memperkuat itu. Pemerintah, masyarakat sipil, perusahaan, petani dan organisasi akar rumput semua sama haus akan kolaborasi baru agenda ekonomi air. Dan waktu saat ini sangat tepat. Tonggak penting internasional tahun 2015 ini adalah launching tujuan pembangunan berkelanjutan dan fokus pada pencapaian kesepakatan perubahan iklim di Paris. Hal ini akan memberikan landasan penting yang mendorong peluncuran agenda baru ekonomi air  yang sangat dibutuhkan pada tahun 2016 dan seterusnya.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates