Pertumbuhan ekonomi
merupakan bisnis yang sangat “haus”.
Kita perlu menggandakan produksi pangan dunia, tetapi kita sudah menggunakan sekitar 70 persen air tawar dunia untuk
pertanian. Sementara itu, negara-negara
industri, khususnya US, telah mengalihkan 40 persen air mereka untuk produksi energi, yang permintaannya terus
meningkat. Saat ini, ketidak berkelanjutannya air sedang diekstrak dari
banyak ekosistem air tawar
di dunia, sekitar 80-90 persen air
telah digunakan di banyak daerah kering dan semi-kering dimana kondisi air telah langka. Jelas
hal ini menunjukkan adanya ketidak berkelanjutan penggunaan air. Tetapi
bagaimana cara terbaik untuk mengalokasikan air agar dapat memenuhi kebutuhan
sektor energi untuk mendukung ekonomi, kebutuhan kota untuk menyediakan air
untuk rumah tangga dan pelayanan air limbah, kebutuhan irigasi bagi tanaman
petani, dan kebutuhan ekosistem untuk mempertahankan eksistensi sungai dan
aquifers yang sangat kita butuhkan?. Hal ini merupakan resiko dan pengorbanan yang
nyata bahwa tumbuhnya perekonomian dan masyarakat global harus diarahkan.
Pada tahun 2011 di Texas mengalami kegelapan
akibat kelangkaan air untuk sektor energinya. Ahli air telah menghitung bahwa
26% dari kapasitas daya terpasang tenaga listrik terletak di wilayah yang
langka air, suatu situasi yang akan bertambah buruk pada dekade mendatang.
Pengalaman ini merupakan pelajaran sangat berharga bagi semua orang, khususnya
untuk negara-negara berkembang, dimana ada kesempatan untuk menghindari
kesalahan fatal yang telah dibuat di negara lain. Bahaya terdampak kelangkaan
energi atau aset pertanian dalam beberapa dekade mendatang dapat diminimalkan
jika resiko kelangkaan air diperhitungkan dalam menyusun strategi pembangunan
dan rencana investasi. Tumbuhnya
pengakuan bahwa resiko kelangkaan air yang akan mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi suatu negara, menimbulkan adanya permintaan dari para politisi, petani dan
industri tentang model-model baru dan sulusi inovatif, dan pendekatan
kolaborasi baru untuk meningkatkan aksi pada skala tertentu. Ada kehausan baru
untuk suatu “ekonomi air” yang baru,
dimana air merupakan betul-betul urusan semua orang.
Agenda air yang baru ini bisa dimasukkan
dalam strategi pembangunan ekonomi dan portofolio investasi infrastruktur yang
mempertimbangkan adanya risiko air, serta mengembangkan sistem yang tangguh
untuk penanggulanggannya. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan diri dalam pengembangan
dan kemitraan seperti 2030 Water Resource Group dan
kolaborasi seperti 100 Resilient Cities Innitiatives. Agenda baru ini juga akan
mencakup kebijakan dan pasar yang menangkap nilai-nilai ekonomi, sosial dan
lingkungan dari air tawar. Membangun fondasi untuk ekonomi air yang baru akan
sulit. Hal ini akan membutuhkan berbagai sektor dan spesialis untuk berkerja
bersama. Bagaimana kita akan membangun ekonomi yang kondisi airnya dapat
mengamankan kebutuhan makanan dan energi masa depan, sementara pada saat yang
sama dapat dipastikan air tersebut bermanfaat untuk manusia dan alam,
mengurangi emisi gas rumah kaca dan membangun ketahanan untuk mengelola kelangkaan
air di masa mendatang? Semua hal diatas telah dibahas secara intensif pada pertemuan 25th Annual World Water Week di Stockholm,
yang kita butuhkan model baru kerja sama dengan data yang sudah kita miliki
untuk mencari solusi dari masalah yang sistemik ini.
Saat ini ada perpaduan baru,
ekonomi baru yang lebih strategis untuk "mendapatkan hak air", dan
itu meresap melalui komunitas air dan seterusnya. Hal ini menarik, agenda air
membentuk kembali. Dari pemenang Stockholm Water Prize tahun ini Rajendra
Singh, yang memobilisasi masyarakat di seluruh India untuk membangun keamanan
dan ketahanan air dengan menggunakan teknik pemanenan air hujan tradisional,
menjadi bahan diskusi tingkat tinggi yang melibatkan kepala negara, pemimpin
organisasi internasional dan ahli dunia, merupakan panggilan untuk bertindak
untuk ekonomi air global yang baru dan kita harus segera memperkuat itu. Pemerintah,
masyarakat sipil, perusahaan, petani dan organisasi akar rumput semua sama haus
akan kolaborasi baru agenda ekonomi air. Dan waktu saat ini sangat tepat.
Tonggak penting internasional tahun 2015 ini adalah launching tujuan pembangunan
berkelanjutan dan fokus pada pencapaian kesepakatan perubahan iklim di Paris.
Hal ini akan memberikan landasan penting yang mendorong peluncuran agenda baru
ekonomi air yang sangat dibutuhkan pada
tahun 2016 dan seterusnya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar