Social Icons

Pages

Minggu, 08 November 2015

Apakah Ketahanan Pangan Mengkawatirkan, Kecuali Sikap Kita Terhadap Teknologi dan Inovasi Berubah?



Populasi dunia diperkirakan akan melebihi sembilan miliar pada tahun 2050, sehingga menciptakan sejumlah tantangan. Tentunya kunci pemecahan tantangan tersebut adalah bagaimana kita dapat menyediakan pangan/makanan bagi setiap orang. Sejalan dengan itu, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB telah memperingatkan bahwa produksi pangan harus meningkat 70 persen jika akan memenuhi permintaan pangan tersebut. Sementara itu, langkah-langkah seperti mengurangi limbah makanan dan mengubah pola makan harus memainkan perannya, mereka tidak akan memberikan solusi sendiri. Jika kita ingin mengatasi tantangan ketahanan pangan ini, tindakan yang sangat penting adalah meningkatkan produktivitas pertanian sehingga kita bisa mengimbangi meningkatnya permintaan pangan.

Sebagai tanggapan hal diatas, kita perlu memanfaatkan inovasi dan teknologi sepanjang jalan dari lahan pertanian sampai ke rak toko bahan pangan, sehingga pasokan makanan menjadi aman dan terjangkau. Kita perlu menyadari bahwa aplikasi inovasi tersebut perlu disertai tanggung jawab yaitu  tidak membahayakan lingkungan dimana kita sangat bergantung kepada lingkungan guna menghasilkan sumber bahan pangan, untuk melindungi kesehatan masyarakat, dan untuk memastikan transparansi sepanjang rantai pasokan makanan yang dapat memberikan pilihan yang tepat untuk konsumen. Namun, kita juga perlu memastikan inovasi perlu dirangsang dan dihargai dan melalui pendekatan manajemen risiko yang efektif, sehingga dengan keseimbangan yang tepat maka kita dapat meningkatkan produksi dan pasokan pangan berkelanjutan. Semua ini harus memberikan kesempatan yang luas untuk sektor sains dan teknik guna bekerjasama dengan produsen makanan dan industri makanan untuk memperkuat posisi sebagai negara terkemuka berdasarkan riset dan untuk berkontribusi pada keamanan masa depan dan keberlanjutan pasokan makanan kita.

Namun pada kenyataannya agak berbeda. Tampaknya ada perbedaan, tanggapan masyarakat terhadap peran beberapa aspek teknologi dan inovasi dalam produksi pangan, terutama di Inggris dan Eropa. Sementara itu, kelompok penganut yang mempromosikan manfaat dari teknologi baru seperti halnya GMO dalam memproduksi sifat yang menguntungkan dalam biji melalui penggunaan pestisida yang semakin ditargetkan dapat meningkatkan hasil panen dan meminimalkan dampak lingkungan atau kesehatan. Sebagian masyarakat enggan untuk menerima argumen tersebut dan mereka lebih mudah diyakinkan oleh konsep sistem pangan alami yaitu kembali ke sistem pangan terdahulu. Produksi tanaman memberikan contoh yang baik dalam hal ini. Semua produk-produk modern perlindungan tanaman, teknik dan teknologi memiliki peran sentral untuk menjaga pasokan makanan kita. Pestisida, misalnya, menjaga tekanan gulma, hama dan penyakit. Tanpa pestisida, hasil panen akan turun sepertiga. Namun, masih ada perdebatan sengit tentang penggunaan pestisida oleh petani. Meskipun sistem regulasi sangat ketat, masih ada kurangnya pemahaman dari masyarakat tentang keamanan produk ini dan bagaimana cara penggunaannya yang aman. Hal ini kompleks dan kadang-kadang bersifat teknis. Perdebatan publik seputar penggunaan pestisida (misalnya kontroversi baru-baru ini dengan kesehatan lebah dan neonicotinoids) dilakukan dengan cara kurang tepat, dan jarang dengan acuan penggunaannya untuk petani dan produksi pangan.

Kita harus mendorong peneliti untuk terus berinovasi dan menghasilkan produk yang efektif dan sesuai target guna meminimalkan dampak negatif apapun dan meningkatkan pengendalian hama dan penyakit. Sebaliknya, kita perlu menciptakan kebijakan lingkungan yang menghambat inovasi sementara petani semakin berjuang untuk menghasilkan pangan. Sebagai contoh di Inggris, langkah besar yang dibuat setelah perang dalam meningkatkan hasil panen gandum dan sereal telah terhenti selama lebih dari satu dekade, sementara itu ancaman seperti blackgrass dan hama kumbang menjadi lebih sulit bagi petani untuk mengendalikannya. Dikawatirkan, sikap negatif terhadap teknologi dan inovasi dalam produksi pangan yang mengarah ke kebijakan dan peraturan lingkungan akan mencegah penilaian yang tepat dan penyerapan teknologi tersebut, akhirnya menempatkan keamanan pangan domestik dan global berisiko. Pada saat Eropa ingin memainkan peran yang lebih besar dalam memproduksi pangan, justru kita mengurangi produktivitas kita sendiri dan menempatkan negara maju untuk memberi makan kita, meskipun kita tahu banyak di bagian dunia yang berjuang mengupayakan pangan mereka sendiri dan akan terus melakukannya dalam situasi perubahan iklim. Saat ini waktu yang tepat bagi para pembuat kebijakan untuk menghadapi tantangan tersebut dan mencari solusinya. Oleh karena itu, petani, peneliti, kalangan industri dan pembuat kebijakan perlu mencari solusi teknologi dan inovasi yang dapat mengatasi tantangan ketahanan pangan.
Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates