Social Icons

Pages

Rabu, 20 Januari 2016

Kebijakan Pangan



Apa yang dimaksud dengan "kebijakan pangan"?.
Kebijakan pangan adalah suatu keputusan, program atau proyek yang didukung oleh lembaga pemerintah, swasta, atau organisasi yang berdampak pada bagaimana makanan diproduksi, diproses, didistribusikan, dibeli, dilindungi dan dibuang. Kebijakan pangan beroperasi pada tingkat global, nasional, provinsi, regional, lokal dan kelembagaan. Peraturan Organisasi Perdagangan Dunia, kebijakan kesejahteraan, subsidi pertanian dan standar pelabelan adalah beberapa contoh kebijakan tingkat tinggi yang mempengaruhi sistem pangan. Di tingkat lokal dan kota, contoh kebijakan pangan meliputi: 1) Persyaratan regulasi diarahkan kepada seseorang yang berencana membuka usaha bisnis berbasis pangan; 2) keputusan pembelian makanan dari pembeli kelembagaan dan bagaimana mereka berhubungan dengan penggunaan barang yang diproduksi secara lokal; 3) Sebuah keputusan oleh pejabat sekolah perihal apakah mengijinkan atau tidak tersedianya junk food dan minuman ringan di mesin penjual otomatis; dan 4) Persyaratan gizi anak yang ditempatkan pada tempat penitipan anak yang menerima dana dari pemerintah kota.

Apa yang dimaksud dengan Dewan Kebijakan Pangan?
Dewan Kebijakan Pangan (DKP) terdiri dari individu-individu dari semua aspek dari sistem pangan lokal. Mereka sering resmi mendapat ijin melalui suatu aksi pemerintah seperti gerakan Dewan Kota atau mereka juga bisa menjadi upaya akar rumput. Sebuah Dewan Kebijakan Pangan merupakan kolaborasi yang inovatif antara warga dan pejabat pemerintah. Tujuannya adalah untuk menyediakan sebuah forum untuk advokasi dan kebijakan pembangunan yang bekerja menuju terciptanya sistem pangan yang berkelanjutan secara ekologis, ekonomis dan sosial. Tujuan utama dari berbagai Dewan Kebijakan Pangan adalah untuk memeriksa operasi dari sistem pangan lokal dan memberikan ide-ide dan rekomendasi kebijakan bagaimana hal itu dapat ditingkatkan.

Mengapa membentuk Dewan Kebijakan Pangan?
Ada banyak alasan mengapa para pejabat pemerintah lokal ingin membuat Dewan Kebijakan Pangan. Hal paling signifikan mungkin untuk memperluas pembahasan isu-isu di luar produksi pertanian guna pembahasan yang lebih komprehensif tentang sistem pangan. Karena sifat multi-stakeholder dari Dewan Kebijakan Pangan, berbagai ide dan keahlian dapat berkontribusi pada pembentukan Dewan Kebijakan Pangan. Pembentukan DKP dapat memberikan kesempatan untuk menguji yang lebih terfokus bagaimana tindakan pemerintah daerah membangun sistem pangan. Hal ini juga dapat membuat suatu forum di mana orang yang terlibat dalam semua bagian yang berbeda dari sistem pangan dan pemerintah dapat bertemu untuk mempelajari lebih lanjut tentang apa yang masing-masing lakukan dan untuk mempertimbangkan bagaimana tindakan masing individu berdampak pada bagian lain dari sistem pangan.

Apa yang bisa DKP lakukan?
Dewan Kebijakan Pangan dapat membawa berbagai kepentingan dan suara secara bersama-sama yang biasanya dapat bekerja jika dilakukan oleh masing-masing. Dewan Kebijakan Pangan dapat meneliti masalah yang sering belum teruji, seperti halnya efektivitas program bantuan makanan dan penyebab kelaparan di masyarakat. Dewan Kebijakan Pangan dapat melakukan pendekatan yang lebih komprehensif untuk menganalisis masalah sistem pangan. Karena anggotanya berasal dari semua sektor sistem pangan, mereka mampu mengenali keterkaitan antara bagian-bagian yang berbeda dari sistem pangan dan kebutuhan untuk tindakan koordinasi dan integrasi jika ingin mencapai tujuan kebijakan. Misalnya, jika tujuan utama adalah untuk meningkatkan pasar makanan yang diproduksi secara lokal, suatu DKP dapat berperan untuk mempertimbangkan bagaimana keputusan di semua tingkat sistem pangan, bukan hanya petani atau pegawai pemerintah saja, tetapi juga mempertimbangkan pembeli makanan, grosir, pengecer, dan konsumen pada level yang setara.

Siapa yang melayani di DKP?
Anggota Dewan berasal dari representasi yang luas dari isu-isu dan kepentingan para stakeholder pada sistem pangan. Untuk alasan ini, kebanyakan DKP dianggap forum "non-partisan" dan tidak terkait dengan agenda politik. Para anggotanya terdiri petani, konsumen, pendukung anti-kelaparan, manajer bank makanan, perwakilan buruh, anggota komunitas keagamaan, pengolah makanan, grosir makanan dan distributor, pengecer makanan dan pedagang, koki dan pemilik restoran, pejabat dari organisasi pertanian, masyarakat pertanian, dan akademisi yang terlibat dalam kebijakan pangan dan hukum. Banyak DKP memiliki pejabat pemerintah kota yang terlibat sebagai penasihat khusus atau anggota "Ex Officio-" yang mewakili berbagai departemen lain.

Apa yang unik tentang DKP?
Pertama, prosesnya melibatkan berbagai kelompok individu yang membahas topik pangan dan pertanian secara luas. Dengan menggunakan pendekatan "sistem pangan" diskusi akan mencakup produksi pangan, pengolahan, distribusi, dan penjualan ritel, peluang penyelidikan yang rinci pada pangan dan pertanian mungkin dapat terjadi. Kedua, Dewan mencakup pejabat dari instansi pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengeluarkan kebijakan yang mempengaruhi sistem pangan kota, misalnya Komisi pertamanan kota, Pengawas Sekolah dll. Pengalaman menunjukkan bahwa di luar sidang DKP, para pejabat tersebut  memiliki sedikit kesempatan untuk berbicara dengan orang lain dalam pemerintahan guna mengkoordinasikan pelaksanaan program terkait. Ketiga, DKP menciptakan lingkungan di mana orang dapat mengajukan pertanyaan yang biasanya tidak ditanyakan. Misalnya, "Berapa banyak makanan yang dikonsumsi meningkat pada tingkat lokal?", "Apakah pemerintah kota melakukan upaya untuk membeli makanan lokal?", dan "Apa ada masalah kelaparan kota?".

Apa hasil Hasil utamanya?
Hasil utama dari kegiatan DKP sebaiknya berupa pembentukan atau perubahan kebijakan pangan. Contoh perubahan kebijakan publik sebagai dampak adanya DKP  meliputi 1) resolusi pertanian perkotaan untuk melakukan "Inventaris Pertanian" yang dimiliki kota dan mengarahkan departemen yang tepat untuk mengidentifikasi lahan milik kota yang mungkin tersedia untuk kebun masyarakat atau penggunaan pertanian lainnya; 2) perubahan peraturan pengadaan yang memfasilitasi  kota untuk membeli pangan yang dikembangkan secara lokal; 3) Komitmen untuk penciptaan program baru pengomposan; dan 4) Pelaksanaan program dari usahatani/kebun ke sekolah dan dari usahatani ke kafetaria. Selain perubahan kebijakan yang nyata, sejumlah hasil lainnya dapat diperoleh dari adanya DKP. Ketika perwakilan pemerintah memiliki kesempatan untuk bertemu dan berinteraksi dengan warga sebagai bagian dari diskusi kebijakan pangan, maka akan terjadi kesempatan unik pada pendidikan dan jejaring. Salah satu manfaat terbesar dari DKP adalah kerjasama antar instansi dan kesamaan persepsi. Hal ini dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan program dan layanan di mana pengeluaran pemerintah sering berlebihan, dapat mengidentifikasi cara lembaga pemerintah dapat memanfaatkan lebih banyak dukungan dan jasa antara satu sama lain, dan telah membantu kolaborasi antar lembaga untuk program hibah yang didanai.


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates