Social Icons

Pages

Rabu, 06 Januari 2016

Pertanian Keluarga: Membangun Masa Depan Pertanian Berkelanjutan



Sebuah revolusi telah berlangsung ketika kita sedang memahami pertanian keluarga. Perubahan perspektif ini dipicu oleh beberapa tantangan global. Krisis ketahanan pangan pada tahun 2008 yang terjadi pada tahun produksi sereal yang tertinggi, telah membuka mata kita pada fakta bahwa kelaparan sering terjadi bukan terutama masalah produksi pangan, tetapi terjadi karena ada kaitannya dengan cara mengatur masyarakat, terhadap kemiskinan dan marginalisasi. Transformasi besar lain adalah pengakuan bahwa perubahan iklim yang terjadi karena aktivitas manusia. Hal ini secara logis berarti bahwa kegiatan manusia juga dapat membantu beradaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Keluarga petani adalah kunci untuk masalah ini. Sebuah pemikiran ulang telah berlangsung sehubungan dengan  model iklim cerdas pertanian berkelanjutan, membangun agro-forestry, pertanian konservasi, pengelolaan daerah aliran sungai, model-agro-sylvo pastoral dan pendekatan lansekap. Akhirnya, sejumlah negara telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang mengesankan dan akan mencapai target MDG untuk mengurangi separuh proporsi penduduknya yang kelaparan. Tetapi manfaat dari pertumbuhan ini belum selalu terbagi rata. Pertanyaan yang tersisa: Bagaimana dengan setengah lainnya? Sementara kita merayakan keberhasilan terbaru pengurangan jumlah anak-anak, perempuan dan laki-laki yang menderita kekurangan gizi kronis, dan angka ini terus mengejutkan dunia. Ketika datang kelaparan, satu-satunya angka jumlah penduduk yang menderita adalah nol.

Suatu usaha pertanian berdasarkan usaha pertanian keluarga muncul sebagai solusi untuk mengatasi kelaparan dan tantangan terhadap lingkungan dan ekonomi seperti tersebut di atas. Usaha pertanian keluarga meliputi petani skala kecil dan menengah, nelayan, peternak, masyarakat adat dan masyarakat tradisional. Usaha pertanian yang telah di masa lalu, semakin diakui keberadaannya sebagai bagian dari masa depan dan pemain kunci bagi pembangunan berkelanjutan. Pertanian keluarga merupakan kelompok yang sangat beragam, dengan tantangan, potensi dan kebutuhan yang berbeda. Pertanian keluarga merupakan titik utama untuk memberantas kelaparan. Dengan jumlah lebih dari 500 juta usaha pertanian keluarga di dunia yang mewakili 98% kepemilikan pertanian, pertanian keluarga merupakan bentuk dominan usaha pertanian di negara berkembang dan negara maju. Di negara berkembang, 70% dari jumlah penduduk yang kelaparan berada di daerah pedesaan dan bergantung pada usaha pertanian subsistensi bagi pendapatan mereka. Upaya meningkatkan mata pencaharian mereka melalui upaya penetapan kebijakan, reformasi kelembagaan dan hukum yang mendapat dukungan konkret dalam hal pengembangan kapasitas, alat, teknologi, infrastruktur dan akses terhadap layanan dasar, harus menjadi prioritas dari upaya nasional dan internasional guna membasmi kelaparan dan kekurangan gizi. Mentargetkan usaha petani keluarga akan membuat hasil signifikan  dalam penanggulangan kelaparan.

Pelestarian sumber daya alam dan beragamnya kegiatan pertanian merupakan inti dari pertanian keluarga. Bagi para keluarga petani, lahan, air, keanekaragaman hayati, dan tanah tidak hanya sebagai faktor produksi, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang yang perlu dipelihara. Melalui pengetahuan lokal, pengelolaan sumber daya alam yang inovatif dan pendekatan tata ruang, petani dapat meningkatkan pemanfaatan ekosistem agar lebih beradaptasi dan tahan terhadap perubahan kondisi cuaca. Mereka dengan demikian menjadi titik pusat kegiatan  pertanian cerdas iklim, yang sekaligus melakukan penanggulangan kelaparan, peningkatan produktivitas pertanian dan perlindungan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Pertanian keluarga sering bekerja di lahan marginal, berjuang untuk memberantas kemiskinan dan kekurangan akses terhadap sumber daya produktif. Namun, mereka cukup efisien. Di Brazil, mereka menyediakan sekitar 40% dari tanaman utama pilihan untuk lahan pertanian kurang dari 25% dari total lahan pertanian. Di Amerika Serikat, pertanian keluarga menghasilkan US $ 230 miliar dalam penjualan produk pertanian, atau 84% dari seluruh produksi pertanian dan menguasai sekitar 78% total lahan pertanian. Pertanian keluarga memiliki hubungan yang kuat dengan ekonomi pedesaan. Mereka berkontribusi  terhadap lapangan kerja pedesaan, merangsang tumbuhnya pasar lokal dan memperkuat rantai nilai. Mereka adalah investor utama di bidang pertanian dan penggerak dari kehidupan masyarakat dan jaringan solidaritas di daerah pedesaan. Namun, di banyak daerah, potensi mereka tetap banyak yang belum dimanfaatkan. Menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi pertanian keluarga merupakan investasi dengan pengembalian yang tinggi dalam hal pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan untuk daerah pedesaan dan perkotaan.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates