Penduduk dunia saat ini sekitar 7,2 milyar
orang dan diperkirakan akan mencapai 9,1 milyar tahun 2050, dan peningkatan
seluruh populasi tersebut akan terjadi di negara-negara berkembang. Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk tersebut,
produksi pangan dunia harus meningkat sebesar 60% dan produksi pangan di negara
berkembang harus meningkat dua kali lipat. Produksi serealia dunia harus ditingkatkan
dari produksi saat ini yang mencapai 2,1 milyar ton menjadi 3 milyar ton pada
tahun 2050, sedangkan produksi daging harus ditingkatkan sebesar 200 juta ton
guna mencapai 470 juta ton. Data FAO
menunjukkan bahwa untuk meningkatkan produksi pangan dunia dua kali lipat,
diperlukan investasi biaya rata-rata setiap tahun sebesar 83 milyar $ US,
termasuk saran teknisi dan ekonomi kepada pemerintah mengenai kebijakan dan
legislasi yang berpengaruh terhadap investasi dan pengembangan kapasitas swasta
dan publik untuk merancang strategi pembangunan sesuai prioritas nasional. Produksi
pertanian perlu ditingkatkan dan bersamaan dengan itu akan meningkat pula
dampak negatif dari emisi gas rumah kaca dari tanaman dan ternak, kehutanan dan
perikanan serta penggunaan lahan terhadap lingkungan dan perubahan iklim.
Berdasarkan review World Food Program tentang statistik kelaparan menunjukkan kondisi penduduk
dunia saat ini sebagai berikut: 1) Sekitar 805 juta orang di dunia tidak memiliki cukup makanan
untuk menjalani hidup sehat. Ini berarti tiap satu dari dari sembilan orang di bumi mengalami
kondisi tersebut; 2) Sebagian besar penduduk yang kelaparan berasal dari negara
berkembang dan 13,5 persen diantaranya kekurangan gizi; 3) Penduduk negara Asia
yang paling banyak menderita kelaparan yaitu sekitar 2/3 dari total penduduk
yang menderita kelaparan; 4) Sub-Sahara Afrika adalah wilayah dengan prevalensi
tertinggi (persentase penduduk) kelaparan. Satu dari empat orang kekurangan
gizi; 5) Gizi buruk menyebabkan setengah (45%) dari kematian anak balita yaitu
sekitar 3,1 juta anak setiap tahun; 6) Satu dari enam anak - sekitar 100 juta -
di negara-negara berkembang kekurangan berat badan; 7) Satu dari empat anak di
dunia terhambat pertumbuhan tubuhnya; 8) Jika petani perempuan memiliki akses yang sama
terhadap sumber daya seperti halnya petani laki-laki, jumlah kelaparan di dunia
dapat dikurangi hingga 150 juta; 9) Sekitar 66 juta anak usia sekolah
dasar di dunia menderita lapar selama proses belajar di sekolah dan 23 juta
anak diantaranya berada di negara Afrika; dan 10) WFP memperkirakan diperlukan
dana sebesar US $ 3,2 miliar per tahun untuk memperbaiki kondisi 66 juta anak
usia sekolah yang menderita kelaparan.
Sementara itu, berdasarkan laporan State of Food Insecurity in the World 2014,
menyatakan bahwa terdapat 805 juta orang di dunia menderita gizi kronis pada
2012-2014, turun lebih dari 100 juta
selama dekade terakhir, dan 209 juta lebih rendah dari tahun 1990-1992. Pada periode yang sama, prevalensi kekurangan gizi telah turun 18,7-11,3 persen secara global dan 23,4-13,5
persen untuk negara-negara berkembang.
Sejak 1990-1992, 63
negara telah mencapai target MDG 1 (Menanggulangi kemiskinan
dan kelaparan) dan 25 negara telah mencapai target WFS
(World Food Summit). Berkaitan
dengan permasalahan tersebut diatas, DG FAO, José Graziano da Silva, di Berlin pada acara The Global Forum for Food and Agriculture Januari 2015, menyatakan bahwa tantangan kedepan adalah memberi makan
penduduk dunia dengan menggunakan sedikit lahan, air dan energi, mendukung
secara penuh transisi ke arah sistem pertanian berkelanjutan dan praktek
pengelolaan lahan. Ia juga menekankan pentingnya efisiensi penggunaan
sumberdaya alam, khususnya air, energi, lahan termasuk limbah makanan, untuk
melindungi biodiversitas dan ekosistem. Berbagi dan kerjasama untuk memerangi
kelaparan dan gaya hidup berkelanjutan adalah kunci untuk memilih kehidupan
yang lebih baik dan membuka pintu dan peluang guna perbaikan penelitian dan
pengembangan.
Mencari solusi untuk mengatasi masalah
kelaparan merupakan tanggung jawab setiap agen pembangunan dan pemangku
kepentingan di masyarakat, dan untuk ini semua kita harus berbagi pengetahuan
dan komitmen untuk kemanusiaan. Komitmen politik yang
terus berlanjut pada level tertinggi setiap negara dengan prioritas
utama pada ketahanan pangan dan gizi,
merupakan prasyarat untuk penanggulangan
kelaparan. Penanggulangan kelaparan
membutuhkan pendekatan terpadu dan
perlu menyertakan 1) investasi publik dan swasta untuk meningkatkan produktivitas pertanian, 2) akses yang lebih
baik terhadap input, tanah,
jasa, inovasi teknologi dan pemasaran hasil, 3) langkah-langkah untuk
mempromosikan pembangunan pedesaan,
4) perlindungan sosial bagi penduduk yang
paling rentan, termasuk memperkuat
ketahanan mereka terhadap konflik
dan bencana alam, dan 5) program gizi
tertentu, terutama untuk mengatasi kekurangan gizi pada ibu
dan anak balita.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar