Social Icons

Pages

Rabu, 11 Februari 2015

Bagaimana Memberi Makan 9 Milyar Orang?



Penduduk dunia saat ini sekitar 7,2 milyar orang dan diperkirakan akan mencapai 9,1 milyar tahun 2050, dan peningkatan seluruh populasi tersebut akan terjadi di negara-negara berkembang.  Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk tersebut, produksi pangan dunia harus meningkat sebesar 60% dan produksi pangan di negara berkembang harus meningkat dua kali lipat. Produksi serealia dunia harus ditingkatkan dari produksi saat ini yang mencapai 2,1 milyar ton menjadi 3 milyar ton pada tahun 2050, sedangkan produksi daging harus ditingkatkan sebesar 200 juta ton guna mencapai 470 juta ton.  Data FAO menunjukkan bahwa untuk meningkatkan produksi pangan dunia dua kali lipat, diperlukan investasi biaya rata-rata setiap tahun sebesar 83 milyar $ US, termasuk saran teknisi dan ekonomi kepada pemerintah mengenai kebijakan dan legislasi yang berpengaruh terhadap investasi dan pengembangan kapasitas swasta dan publik untuk merancang strategi pembangunan sesuai prioritas nasional. Produksi pertanian perlu ditingkatkan dan bersamaan dengan itu akan meningkat pula dampak negatif dari emisi gas rumah kaca dari tanaman dan ternak, kehutanan dan perikanan serta penggunaan lahan terhadap lingkungan dan perubahan iklim.


Berdasarkan review World Food Program tentang statistik kelaparan menunjukkan kondisi penduduk dunia saat ini sebagai berikut: 1) Sekitar 805 juta orang di dunia tidak memiliki cukup makanan untuk menjalani hidup sehat. Ini berarti tiap  satu dari dari sembilan orang di bumi mengalami kondisi tersebut; 2) Sebagian besar  penduduk yang kelaparan berasal dari negara berkembang dan 13,5 persen diantaranya kekurangan gizi; 3) Penduduk negara Asia yang paling banyak menderita kelaparan yaitu sekitar 2/3 dari total penduduk yang menderita kelaparan; 4) Sub-Sahara Afrika adalah wilayah dengan prevalensi tertinggi (persentase penduduk) kelaparan. Satu dari empat orang kekurangan gizi; 5) Gizi buruk menyebabkan setengah (45%) dari kematian anak balita yaitu sekitar 3,1 juta anak setiap tahun; 6) Satu dari enam anak - sekitar 100 juta - di negara-negara berkembang kekurangan berat badan; 7) Satu dari empat anak di dunia terhambat pertumbuhan tubuhnya; 8)  Jika petani perempuan memiliki akses yang sama terhadap sumber daya seperti halnya petani laki-laki, jumlah kelaparan di dunia dapat dikurangi hingga 150 juta; 9) Sekitar 66 juta anak usia sekolah dasar di dunia menderita lapar selama proses belajar di sekolah dan 23 juta anak diantaranya berada di negara Afrika; dan 10) WFP memperkirakan diperlukan dana sebesar US $ 3,2 miliar per tahun untuk memperbaiki kondisi 66 juta anak usia sekolah yang menderita kelaparan.

Sementara itu, berdasarkan laporan State of Food Insecurity in the World 2014, menyatakan bahwa terdapat 805 juta orang di dunia menderita gizi kronis pada 2012-2014, turun lebih dari 100 juta selama dekade terakhir, dan 209 juta lebih rendah dari tahun 1990-1992. Pada periode yang sama, prevalensi kekurangan gizi telah turun 18,7-11,3 persen secara global dan 23,4-13,5 persen untuk negara-negara berkembang. Sejak 1990-1992, 63 negara telah mencapai target MDG 1 (Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan) dan 25 negara telah mencapai target WFS (World Food Summit).  Berkaitan dengan permasalahan tersebut diatas, DG FAO, José Graziano da Silva, di Berlin pada acara The Global Forum for Food and Agriculture Januari 2015, menyatakan bahwa tantangan kedepan adalah memberi makan penduduk dunia dengan menggunakan sedikit lahan, air dan energi, mendukung secara penuh transisi ke arah sistem pertanian berkelanjutan dan praktek pengelolaan lahan. Ia juga menekankan pentingnya efisiensi penggunaan sumberdaya alam, khususnya air, energi, lahan termasuk limbah makanan, untuk melindungi biodiversitas dan ekosistem. Berbagi dan kerjasama untuk memerangi kelaparan dan gaya hidup berkelanjutan adalah kunci untuk memilih kehidupan yang lebih baik dan membuka pintu dan peluang guna perbaikan penelitian dan pengembangan.

Mencari solusi untuk mengatasi masalah kelaparan merupakan tanggung jawab setiap agen pembangunan dan pemangku kepentingan di masyarakat, dan untuk ini semua kita harus berbagi pengetahuan dan komitmen untuk kemanusiaan. Komitmen politik yang terus berlanjut pada level tertinggi setiap negara dengan prioritas utama pada ketahanan pangan dan gizi, merupakan prasyarat untuk penanggulangan kelaparan. Penanggulangan kelaparan membutuhkan pendekatan terpadu dan perlu menyertakan 1) investasi publik dan swasta untuk meningkatkan produktivitas pertanian, 2) akses yang lebih baik terhadap input, tanah, jasa, inovasi teknologi dan pemasaran hasil, 3) langkah-langkah untuk mempromosikan pembangunan pedesaan, 4) perlindungan sosial bagi penduduk yang paling rentan, termasuk memperkuat ketahanan mereka terhadap konflik dan bencana alam, dan 5) program gizi tertentu, terutama untuk mengatasi kekurangan gizi pada ibu dan anak balita.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates