Social Icons

Pages

Senin, 02 Februari 2015

Inovasi Untuk Masa Depan



Masalah mendasar yang  mengganggu stabilias nasional, khususnya masalah penyediaan pangan dunia, adalah 1) meningkatnya populasi penduduk dunia, 2) meningkatnya rata-rata umur hidup penduduk di beberapa negara (Jepang, Itali, dan beberapa negara lain), 3) meningkatnya urbanisasi (sekitar 50% penduduk tinggal di perkotaan), 4) meningkatnya permintaan pangan, baik kuantitas maupun kualitas, dan 5) menurunnya ketersediaan lahan pertanian terus berlanjut. Fakta lain yang  menambah permasalahan tersebut dan harus diatasi oleh semua negara adalah beberapa negara terus mengimpor pangan, sekitar 1 milyar penduduk mengalami kelaparan, 1 milyar penduduk lainnya mengalami kekurangan gizi,  dan hanya beberapa negara yang mengekspor pangan ke negara lain. Permasalahan tersebut merupakan tantangan bagi pemerintahan negara-negara di dunia untuk segera dapat diatasi, khususnya para ahli pertanian dunia. Oleh karena itu, perlu adanya alokasi anggaran besar untuk investasi dibidang riset pertanian serta dukungan kebijakan yang difokuskan untuk mengatasi masalah penyediaan pangan nasional dan dunia.

Beberapa inovasi yang menjanjikan untuk menghadapi tantangan diatas, diantaranya adalah 1) pemberian bahan organik pada lahan pertanian pangan yang dapat meningkatkan kualitas tanah dan mengurangi emisi gas CO2, 2) teknologi dan manajemen penggunaan air irigasi untuk produksi tanaman dan ternak, mengingat adanya kelangkaan air di masa akan datang, 3) inovasi teknik budidaya dan perakitan varietas/klon unggul baru baik tanaman maupun hewan untuk beradaptasi pada lingkungan spesifik, 4) perlu didorong penggunaan tanaman transgenik, 5) perlu diteliti teknologi faksinasi tanaman seperti halnya yang sudah ada pada hewan ternak, 6) perlu melakukan riset dasar pada tanaman serealia tahunan dan tanaman penghasil minyak nabati, khususnya tentang serapan, translokasi, dan penggunaan unsur mikro dan serapan air pada tanaman yang diinokulasi dengan jamur simbiotis dan bakteri simbiotis N, 7) memperbanyak fortifikasi produk pangan untuk kesehatan manusia, 8) meminimalkan kehilangan hasil panen, dan 9) perlu membatasi penggunaan produk bijian pangan untuk biofuel dan bioenergi.

Akan tetapi beberapa inovasi dan upaya tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduk dunia di masa akan datang. Untuk itu diperlukan beberapa  tindakan drastis yang mungkin tidak langsung diterima dan dipahami oleh masyarakat dunia. Tindakan itu perlu difikirkan dan segera diputuskan untuk tidak melanjutkan peningkatan produksi daging melalui ‘bioindustri’ yang menggunakan biji seralia dan kacang-kacangan sebagai pakan. Apabila upaya ini berhasil, diperkirakan biji serealia dan kacang-kacangan untuk bahan pakan ternak dapat dimanfaatkan untuk bahan pangan penduduk dunia yang saat ini ada sekitar 2 milyar orang mengalami kelaparan dan kurang gizi. Selain itu, perlu dilakukan riset besar-besar guna menghasilkan teknologi yang dapat memanfaatkan biji seralia dan kacang-kacangan untuk menghasilkan produk cair atau padat sebagai pengganti daging, susu, produk turunan lainnya yang berasal dari hewan ternak. Sebagai contoh susu kedelai yang memilki gizi cukup tinggi yang dapat menggantikan gizi dari daging hewan ternak.  Sumber protein nabati lainnya yang dapat dimanfaatkan dapat diperoleh  dari tanaman kacang-kacangan lainnya yang telah dibudidayakan petani.

Untuk menghasilkan inovasi tersebut, perlu adanya kerjasama peneliti antar disiplin ilmu pemulia tanaman, agronomis, fisologis, biokimia, teknologi pangan, ahli nutrisi, dan ahli masak makanan, baik tingkat nasional maupun internasional, guna menghasilkan produk-produk pangan olahan dengan bahan baku biji seralia dan kacang-kacangan, seperti hamburger, sosis, daging asap, roti, jus dan lain-lainnya yang dapat mensubtitusi sebagian besar konsumsi daging. Disamping itu, pemanfaatan produk pangan dari serealia atau kacang-kacangan yang memilki kandungan antioksidan tinggi bermanfaat bagi kesehatan penduduk dunia, sekaligus mengurangi jumlah penduduk yang menderita penyakit akibat terus mengkonsumsi daging hewan ternak.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates