Masalah mendasar
yang mengganggu stabilias nasional,
khususnya masalah penyediaan pangan dunia, adalah 1) meningkatnya populasi
penduduk dunia, 2) meningkatnya rata-rata umur hidup penduduk di beberapa
negara (Jepang, Itali, dan beberapa negara lain), 3) meningkatnya urbanisasi
(sekitar 50% penduduk tinggal di perkotaan), 4) meningkatnya permintaan pangan,
baik kuantitas maupun kualitas, dan 5) menurunnya ketersediaan lahan pertanian
terus berlanjut. Fakta lain yang
menambah permasalahan tersebut dan harus diatasi oleh semua negara
adalah beberapa negara terus mengimpor pangan, sekitar 1 milyar penduduk
mengalami kelaparan, 1 milyar penduduk lainnya mengalami kekurangan gizi, dan hanya beberapa negara yang mengekspor
pangan ke negara lain. Permasalahan tersebut merupakan tantangan bagi
pemerintahan negara-negara di dunia untuk segera dapat diatasi, khususnya para
ahli pertanian dunia. Oleh karena itu, perlu adanya alokasi anggaran besar untuk
investasi dibidang riset pertanian serta dukungan kebijakan yang difokuskan
untuk mengatasi masalah penyediaan pangan nasional dan dunia.
Beberapa inovasi yang
menjanjikan untuk menghadapi tantangan diatas, diantaranya adalah 1) pemberian
bahan organik pada lahan pertanian pangan yang dapat meningkatkan kualitas
tanah dan mengurangi emisi gas CO2, 2) teknologi dan manajemen penggunaan air irigasi
untuk produksi tanaman dan ternak, mengingat adanya kelangkaan air di masa akan
datang, 3) inovasi teknik budidaya dan perakitan varietas/klon unggul baru baik
tanaman maupun hewan untuk beradaptasi pada lingkungan spesifik, 4) perlu
didorong penggunaan tanaman transgenik, 5) perlu diteliti teknologi faksinasi
tanaman seperti halnya yang sudah ada pada hewan ternak, 6) perlu melakukan
riset dasar pada tanaman serealia tahunan dan tanaman penghasil minyak nabati,
khususnya tentang serapan, translokasi, dan penggunaan unsur mikro dan serapan
air pada tanaman yang diinokulasi dengan jamur simbiotis dan bakteri simbiotis
N, 7) memperbanyak fortifikasi produk pangan untuk kesehatan manusia, 8)
meminimalkan kehilangan hasil panen, dan 9) perlu membatasi penggunaan produk
bijian pangan untuk biofuel dan bioenergi.
Akan tetapi beberapa
inovasi dan upaya tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduk dunia
di masa akan datang. Untuk itu diperlukan beberapa tindakan drastis yang mungkin tidak langsung
diterima dan dipahami oleh masyarakat dunia. Tindakan itu perlu difikirkan dan
segera diputuskan untuk tidak melanjutkan peningkatan produksi daging melalui
‘bioindustri’ yang menggunakan biji seralia dan kacang-kacangan sebagai pakan.
Apabila upaya ini berhasil, diperkirakan biji serealia dan kacang-kacangan
untuk bahan pakan ternak dapat dimanfaatkan untuk bahan pangan penduduk dunia yang
saat ini ada sekitar 2 milyar orang mengalami kelaparan dan kurang gizi. Selain
itu, perlu dilakukan riset besar-besar guna menghasilkan teknologi yang dapat
memanfaatkan biji seralia dan kacang-kacangan untuk menghasilkan produk cair
atau padat sebagai pengganti daging, susu, produk turunan lainnya yang berasal
dari hewan ternak. Sebagai contoh susu kedelai yang memilki gizi cukup tinggi
yang dapat menggantikan gizi dari daging hewan ternak. Sumber protein nabati lainnya yang dapat
dimanfaatkan dapat diperoleh dari tanaman
kacang-kacangan lainnya yang telah dibudidayakan petani.
Untuk menghasilkan
inovasi tersebut, perlu adanya kerjasama peneliti antar disiplin ilmu pemulia
tanaman, agronomis, fisologis, biokimia, teknologi pangan, ahli nutrisi, dan ahli
masak makanan, baik tingkat nasional maupun internasional, guna menghasilkan
produk-produk pangan olahan dengan bahan baku biji seralia dan kacang-kacangan,
seperti hamburger, sosis, daging asap, roti, jus dan lain-lainnya yang dapat
mensubtitusi sebagian besar konsumsi daging. Disamping itu, pemanfaatan produk
pangan dari serealia atau kacang-kacangan yang memilki kandungan antioksidan
tinggi bermanfaat bagi kesehatan penduduk dunia, sekaligus mengurangi jumlah
penduduk yang menderita penyakit akibat terus mengkonsumsi daging hewan ternak.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar