Di Seattle, Amerika Serikat, Dewan Kota akan
menerapkan peraturan daerah yaitu denda bagi rumah tangga atau perusahaan yang
membuang sisa makanan. Besarnya denda adalah $ 1 (£ 0,61) untuk rumah tangga,
sedangkan sejumlah apartemen dan usaha lainnya sebesar $ 50, jika terdapat 10%
sisa makanan dari sampah mereka. Sementara itu, Organisasi
Pangan dan Pertanian FAO memperkirakan manusia di dunia telah membuang sisa
makanan sekitar 33% dari total produksi pangan dunia (makanan pokok, buah dan
sayuran, dll.). Sedangkan di Amerika Serikat, sisa makanan yang terbuang
sekitar 40%. Jika diterjemahkan dalam input dan output sistem pangan kita,
jumlah sisa makanan yang terbuang tersebut setiap tahunnya menggunakan
sumberdaya alam sangat besar yaitu menggunakan 25% air bersih, 31% lahan
pertanian, 30% pupuk, dan menyebabkan emisi gas rumah kaca setara 33 juta
mobil, serta 21% di tempat pembuangan sampah. Jika diuangkan, mencapai kehilangan
anggaran negara sebesar US$ 165 juta per tahunnya. Sungguh fantastis dan sangat
disayangkan!!!. Padahal, jumlah makanan yang terbuang tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memberi makan penduduk miskin dunia yang menderita
kelaparan. Ketika pemerintah, para ahli pertanian dan petani memfokuskan upayanya
untuk memproduksi pangan besar-besaran, pada saat yang sama sebaiknya kita mengkonsumsi
pangan secara bijak guna mengatasi kelaparan sebagian penduduk dunia.
Sementara itu, hasil
studi USDA memperkirakan jumlah limbah makanan mencapai 133 milyar pond
(sekitar 60 milyar kg), jumlah yang cukup untuk memberi pasokan 1249 kalori per
kapita. Limbah makanan di dunia diperkirakan dapat memberi makan 3 milyar orang
di dunia. Jika akses penduduk ke bahan makanan yang sehat meningkat, jumlah
limbah makanan tersebut dapat memberi makan sekitar 805 juta orang yang menderita
kekurangan gizi dan lebih 2 milyar orang kekurangan zat gizi mikro. Limbah
makanan juga memberikan dampak besar terhadap kerusakan lingkungan. Limbah
makanan di tempat pembuangan akan terurai secara anaerobik, yang menyebabkan
munculnya gas metan, gas rumah kaca (CO2) yang 20 kali lipat lebih berbahaya ke
atmosfer. Untuk itu, upaya meminimalkan limbah makanan dapat mengurangi dampak
perubahan iklim. Umumnya bahan makanan terbuang di Amerika Serikat terjadi mulai
dari lahan pertanian sampai tempat pembuangan sampah. Makanan terbuang di
wilayah Amerika Serikat umumnya di Ritel dan rumah tangga sebagai akhir dari
rantai pasokan. Tanpa memperhitungkan limbah makanan di lahan pertanian (karena
sangat bervariasi dan tidak termasuk dalam penelitian), pasar ritel dan rumah
tangga menghasilkan 60% limbah makanan dari jumlah total.
Mekanisme yang
menyebabkan munculnya limbah makanan yang sangat besar dikelompokkan dalam tiga
kategori yaitu 1) Keseragaman, 2) tanggal kadaluarsa, dan 3) Keinginan untuk
berlimpah.
Keseragaman.
Kondisi tumbuh kembang tanaman sering menyebabkan hasil atau produk yang
dihasilkan sering tidak sesuai dengan harapan. Toko-toko makanan atau sayuran
dan buah di Amerika Serikat membuang sekitar 10% limbah makanan karena
kondisinya dianggap kurang baik atau kurang memenuhi standart konsumen. Sebelum
sampai ke supermarket, petani buah atau sayuran mungkin sudah menyortir
produknya karena cacat, busuk, atau sebab lainnya. Kasus lainnya, karena
jatuhnya harga produk, sering petani tidak mau memanennya karena tidak sesuai
dengan biaya panen, akibatnya buah atau sayur banyak yang membusuk di lahan
pertanian. Solusinya mudah, jika dapat mendonasikan makanan yang cacat tadi
atau yang tidak dipanen, tetapi tidak sesederhana itu. Berdasarkan laporan Aliansi
Pengurangan Limbah Makanan di AS, menemukan adanya kendala logistik yang
menghambat rencana donasi makanan sebelum menjadi limbah, yaitu 67% pengecer
dan grosir karena pertimbangan kewajiban dan 50% perusahaan besar karena
peraturan.
Tanggal Kadaluarsa.
Telah tertanam pada diri kita yaitu takut mengkonsumsi makanan yang kadaluarsa.
Kemajuan IPTEK telah memecahkan masalah ini dengan cara prosesing dan pemberian
bahan pengawet, termasuk juga mengatasi tanggal kadaluarsa. Menurut peneliti
Emily Luas Leib, sekitar 1/3 makanan yang dibuang di rumah tangga disebabkan
kesalahan membaca atau memahami tanggal kadaluarsa. Laporan peneliti tersebut
menunjukkan banyak orang yang bingung apa yang dimaksud tanggal kadaluarsa,
apakah berarti dari negara bagian ke negara bagian atau dari kemasan ke
kemasan. Dalam banyak kasus, kondisi makanan masih baik walaupun telah lewat
tanggal kadaluarsa. Sebaliknya kasus lainnya, menunjukkan bahwa bahan makanan
yang tidak segera disimpan dalam cold storage akan menyebabkan makanan tidak aman
untuk dikonsumsi walaupun sebelum tanggal kadaluarsa. Sehingga timbul
pertanyaan, seberapa aman label makanan tersebut?. Tahun 2001, pengusaha
membuang makanan senilai US $ 900 juta karena tanggal kadaluarsa.
Keinginan untuk berlimpah. Kategori terakhir dari munculnya limbah makanan adalah
keinginan kita untuk berlimpah, artinya kita sering mengumpulkan makanan yang
banyak atau berlimpah yang sebetulnya tidak sesuai dengan kemampuan kita untuk mengkonsumsinya.
Hal ini karena sifat manusia yang ingin aman dari adanya bencana yang mungkin
akan segera datang. Kita melihat hal ini dalam rumah kita sendiri, toko-toko
bahan makanan dan restoran. Sebagai konsumen, kita akan senang melihat pajangan
banyak makanan di rak-rak makanan di supermarket. Restoran menyediakan porsi
besar 1200 kalori makanan dan kita sebagai konsumen menuntut restoran dengan
cara menyesuaikan ‘nilai kalori’ dengan
ukuran porsi. Keinginan manusia untuk cukup makan setiap saat, pasti akan
mengumpulkan bahan makanan seluruh display makanan di supermarket, separo
makanan di restoran terbuang di tempat sampah karena tidak habis dimakan para
pengunjung restoran, dan sisa makanan dari kulkas di rumah tangga akhirnya akan
bergabung dengan siklus metan.
Bagaimana Kita Bersikap?
Dengan cara memahami
ketidakefisiennya pada sistem pangan kita dan dengan cara mencari cara untuk
mengatasi limbah makanan, kita dapat merubah perilaku kita dan meminimalkan
limbah makanan. Sebagai konsumen pangan
sebaiknya kita 1) Berfikirlah.
Jadilah pembeli yang cerdas dan berfikir apa yang kita beli dan kapan akan kita
makan. Membuang makanan merupakan tindakan dibawah sadar dan mulailah menyadari
berapa banyak makanan yang kita buang. Bawalah sisa makanan anda sewaktu makan
di restoran dengan wadah yang bisa dipakai ulang; 2) Makanlah. Jadilah pemakan
yang lebih cerdas. Mata lebih besar dari pada perut kita?. Mintalah porsi yang
kecil dan jadilah contoh yang tidak meninggalkan sisa makanan; dan 3) Selamatkan. Selamatkan pangan kita,
selamatkan uang kita, dan selamatkan lingkungan kita. Donasikan ke bank limbah
makanan dan jadilah konsumen yang cerdas. Sedangkan pada skala yang lebih
global, kita perlu memulainya di rumah, wilayah kota dan negara, dengan cara:
1) Beli dan masaklah bahan makanan lokal yang diproduksi lokal dan tidak
membutuhkan transportasi yang panjang dan lama, 2) Rencanakan bahan makanan
anda dan hindarkan mengumpulkan makanan berlimpah di rumah, dan 3) Buatlah
kompos dari limbah makanan rumah tangga anda.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar