Hubungkan
usahatani dengan pangan yang sehat. Penting jika sektor pertanian
dan nutrisi berkerjasama dalam upaya meningkatkan produksi pangan berkelanjutan
dan berkualitas. Di seluruh rantai pertanian terdapat peluang untuk membuat
pangan lebih bernutrisi yaitu dari pemilihan benih dan teknik budidaya sampai
dengan prosesing serta membawa produknya ke pasar.
Dukung
petani wanita. Saat ini, wanita tani menghasilkan lebih
dari separo pangan yang ditanam di seluruh dunia. Namun, para petani skala
kecil (termasuk wanita tani) hanya menerima kredit kurang dari 10%, pelayanan
penyuluhan hanya menerima kredit 7%, dan para pemilik lahan hanya menerima
kredit kurang dari 1%. FAO memperkirakan bahwa jika wanita tani memiliki akses
yang sama dengan petani pria, hasil pertanian di 34 negara berkembang akan
meningkat sekitar 4%. Hal ini akan menurunkan jumlah penduduk yang kurang gizi
di negara tersebut sekitar 17% dan sekitar 150 juta penduduk yang mengalami
kelaparan.
Selamatkan
air.
Para petani di dunia membudidayakan lebih banyak tanaman yang lapar air,
seperti tebu, peternakan atau tanaman pakan ternak. Hal ini merupakan isu utama
yang perlu dicermati dan perlu diselamtkan, karena 70% air tawar yang tersedia
di planet bumi digunakan untuk budidaya pangan secara tidak efektif.
Ubahlah
kebiasaan pola makan. Diversifikasi tanaman merupakan kunci untuk
pelestarian lingkungan. Dua tanaman dunia yang juga banyak dibudidayakan adalah
tebu dan kedelai. Padahal kedua komoditas tersebut dapat dibatasi arealnya,
jika kita dapat merubah pola makan dengan tidak terlalu sering menambah gula
pada makanan dan minuman yang dikonsumsi. Begitu pula halnya dengan kedelai
yang digunakan juga untuk pakan ternak. Jika kita dapat membatasi konsumsi
daging agar dapat hidup lebih sehat, maka produksi tanaman kedelai dapat
diprioritaskan untuk konsumsi manusia saja.
Jangan
salahkan pertumbuhan populasi penduduk. Kita memiliki cukup
sumberdaya untuk setiap penduduk di dunia dapat hidup layak dan sehat, jika
kita dapat memilih distribusi barang yang lebih baik. Kita telah memproduksi
cukup pangan untuk lebih dari 10 milyar orang, tetapi kita membuangnya sekitar
30%, dan sebagian untuk bahan bakar mobil, pembangkit listrik dan ternak.
Masalahnya adalah di konsumsi, untuk itu kita perlu merubah pola makan kita.
Prioritaskan
tanaman sumber pangan. Air irigasi
dan lahan pertanian yang digunakan untuk memproduksi pangan, sebaiknya tidak
digunakan untuk menanam komoditas yang akan diambil bahan bakar nabatinya. Alternatifnya, membudidayakan komoditas yang
bagian tanamannya tidak dapat dimakan dan dapat digunakan untuk memproduksi
bahan bakar nabati, sehingga kita dapat memperoleh hasil ganda dari satu input
yang diberikan pada tanaman tersebut. Hindarkan perluasan lahan pertanian
secara besar-besaran agar tidak menghilangkan hutan konservasi dan
keanekaragaman hayati.
Promosikan
pertanian berkelanjutan. Ketergantungan terhadap input
usahatani dari luar merupakan faktor penyebab kelangkaan pangan. Perlu
diupayakan membudidayakan tanaman yang memiliki keterkaitan satu dengan yang
lain atau antara tanaman dengan ternak, sehingga dapat menciptakan usahatani
yang ramah lingkungan dengan tidak tergantung input dari luar seperti pupuk
anorganik dan pestisida. Walaupun perlu waktu lama, secara bertahap dapat
mencapai pertanian berkelanjutan.
Diversifikasi
pendapatan. Bencana yang disebabkan perubahan iklim mempengaruhi
produksi dan kesediaan pangan di pasar lokal, namun masyarakat yang memperoleh
pendapatan keluarga dari berbagai sumber akan lebih tahan menghadapi kelangkaan
pangan dibanding masyarakat yang hanya tergantung dari produksi usahataninya
sendiri.
Mendorong
kerjasama. Kelompok masayarakat petani dan koperasi akan efektif
untuk menjaga ketahanan pangan pada tingkat lokal. LSM juga memiliki peran
dalam membantu memberikan informasi kepada masyarakat tentang teknologi tepat
guna.
Perlu
kemajuan pada diskusi tentang iklim. Perubahan iklim telah
menyebabkan dampak besar pada rantai pangan dunia dan mengacaukan produksi
pertanian. Masyarakat iklim dunia lambat untuk mengatasi dampak tersebut walaupun
terus membahas pertanian dan ketahanan pangan dalam forum iklim. Oleh karena
itu, perlu dilaksanakan komitmen bersama untuk mengatasi dampak perubahan
iklim.
Diversifikasi
dan lokalisir. Ada dua gagasan yang mendukung keamanan
pangan yaitu diversifikasi dan penguatan lokal. Petani perlu melakukan
diversifikasi pola tanam untuk meningkatkan pendapatan dan pelestarian
lingkungan. Manusia juga perlu diversifikasi pola makannya untuk kesehatannya.
Jika produksi, pengolahan hasil dan pemasaran dilakukan secara lokal, maka akan
semakin aman konsumennya.
Menjaga
tanah. Hidroponik skala besar (membudidayakan tanaman diatas
air) tidak mungkin dilakukan dalam jangka pendek, sehingga kita hanya
tergantung pada tanah untuk menanam tanaman sumber pangan kita. Banyak praktisi
pertanian menyarankan untuk melakukan pendekatan tata ruang, dimana semua
kegiatan yang secara biologis saling tergantung dapat direncanakan untuk
menjadi berkelanjutan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar