Social Icons

Pages

Senin, 22 Desember 2014

Pengembangan LL Belu, memanfatkan momen kunjungan Presiden Jokowi



 Padi petani Belu menunjukkan keragaan tanaman yang baik
Kunjungan Presiden Jokowi ke Atambua merupakan momentum penting untuk membangun pertanian di wilayah perbatasan. Daerah ini masih memerlukan bantuan pemerintah pusat untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Pertanian di wilayah perbatasan, umumnya masih bersifat subsisten dengan produktivitas tanaman yang rendah karena lahan pertanian belum dikelola dengan baik. Hasil study para Profesor Riset badan Litbang Pertanian menunjukkan bahwa permasalahan umum di daerah perbatasan adalah daya beli masyarakat rendah, tenaga kerja migrasi ke kota untuk mendapatkan penghasilan lebih tinggi, kurang etos kerja masayarakat, adopsi teknologi rendah, dll.


Potensi lahan sawah di Kabupaten Belu mencapai 17.856 ha yang terdiri dari 12.841 lahan sawah irigasi dan 5.126 ha lahan sawah tadah hujan (Dinas Pertanian Kabupaten Belu, 2013). Selain itu masih terdapat lahan kering yang berada di lereng-lereng bukit yang dapat ditanami tanaman keras dan diantaranya dapat digunakan untuk budidaya palawija. Pada tahun 2012, rata-rata produktivitas tanaman pangan di Kabupaten Belu masih menunjukkan hasil yang kurang menggembirakan jika dibandingkan dengan potensi sebenarnya, diantaranya padi sawah 3,5 t gkg/ha, jagung 2,7 t/ha, ubikayu 2,7 t/ha, kacang hijau 1,2 t/ha, kacang tanah 1,6 t/ha dan ubijalar hanya 2,1 t/ha (BPS Kab. Belu, 2013).

Khusus di Kecamatan Raihat yang merupakan lokasi Laboratorium Lapang (LL) memiliki lahan sawah sekitar 943 ha. Petani di wilayah ini umumnya mengusahakan beberapa tanaman pangan seperti komoditas padi, jagung, kacang hijau, kacang tanah, ubikayu dan ubijalar. Selain itu, ternak sapi merupakan bagian dari kehidupan beberapa petani di sekitar laboratorium lapang.

Melihat peluang ini, seharusnya produksi tanaman pangan di sekitar LL dan di wilayah Kabupaten Belu masih dapat ditingkatkan lebih signifikan. Hal ini terbukti dari dem area peneliti Badan Litbang Pertanian yang mengenalkan inovasi baru budidaya tanaman padi di lokasi LL yaitu pengolahan tanah sempurna, tanam jajar legowo 2:1, benih unggul dan bibit muda, serta pemupukan berimbang termasuk perlakuan dengan pupuk mikro. Hasil padi yang diperoleh mencapai 7,2 t/ha (Impari 6) dan 6,4 t/ha (Impari 10), sedangkan hasil padi petani hanya sekitar  3,5 t/ha.  

Oleh karena itu, LL Belu yang dipusatkan di Desa Tohe tahun depan akan diperluas lagi sekitar 50 ha pada kelompok petani lainnya dengan fokus kepada pengembangan komoditas pangan yaitu padi, jagung, kacang hijau, dan tanaman lainnya seperti ubikayu dan sorgum. Inovasi yang akan dipromosikan adalah varietas unggul, budidaya tanaman, dan sistem perbenihan. Selain itu, akan dikembangkan KRPL di lahan pekarangan di beberapa rumah tangga petani. Areal binaan Badan Litbang Pertanian  dan Dinas Pertanian Kabupaten Belu seluas 50 ha pada tahun 2014 akan tetap dilanjutkan tetapi dengan biaya swadaya petani. Sedangkan pembinaan kepada petani tersebut tetap dilanjutkan oleh kedua institusi diatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates