Social Icons

Pages

Senin, 29 Desember 2014

Cara Mengatasi Meningkatnya Biaya Usahatani


Buruh tani sedang memotong malai padi yang hampa
Saat ini, semua petani tanaman pangan di Indonesia mengalami perasaan galau dengan situasi harga pupuk yang tinggi tetapi dibutuhkan dan keinginan menanam benih unggul berkualitas tetapi sulit diperoleh. Bagi petani yang subsisten dan militan, mereka tetap berusaha untuk menanam tanaman pangan, khususnya pada komoditas padi. Untuk jagung dan palawija lainnya, petani tetap menanam tergantung kondisi iklim di daerahnya. Tingginya harga pupuk dan mahalnya upah tenaga kerja di pedesaan menyebabkan biaya usahatani semakin mahal.

Biaya usahatani tanaman pangan terus meningkat tiap tahun, disisi lain petani merasakan sulitnya meningkatkan produktivitas tanamannya. Akibatnya pendapatan bersih dari usahatani terus mengalami penurunan. Komponen utama yang menyebabkan biaya usahatani terus meningkat adalah biaya tenaga kerja dan biaya sarana produksi seperti pupuk dan pestisida. Khusus untuk biaya tenaga kerja, petani harus mengeluarkan uang mulai dari pengolahan tanah dan tanam sampai panen. Untuk biaya panen, petani sering dihadapkan pada kondisi sosial yang sulit dihindarkan yaitu adanya sistem bawon yang sudah berakar di masyarakat pedesaan. Bawon yang dikeluarkan oleh petani cukup besar dan kenyataannya hampir 20-30% dari seluruh biaya tenaga kerja. Kondisi ini tergantung dari kebiasaan di tiap-tiap desa. Sedangkan uang yang harus dikeluarkan oleh petani untuk membeli sarana produksi diutamakan untuk pupuk dan pestisida. Untuk benih, kadang petani telah memiliki benih sendiri dari hasil panen sebelumnya. Seandainya membeli, biaya benih hanya sekitar 8-10% dari biaya sarana produksi.

Menyikapi semakin besarnya biaya usahatani tanaman pangan tersebut, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu petani harus mulai menggunakan alat pertanian sederhana secara berkelompok walaupun lahan mereka sempit. Untuk pengolahan lahan, petani sudah menggunakan traktor, tetapi tetap juga biaya sewa traktor cukup tinggi. Cara berikutnya, sudah waktunya petani mulai mencoba menggunakan mesin pemanen yang tentunya lebih cepat dan efisien. Namun cara ini pasti akan mengalami banyak tantangan dari para buruh tani yang biasa melakukan panen dengan sistem bawon. Cara lain yang lebih mudah adalah petani harus menggunakan benih varietas unggul yang dibeli dari sumber terpercaya. Adakah sumber terpercaya ini di tingkat kecamatan atau pedesaan? Mungkin ada kios-kios sarana produksi yang menjual benih unggul dan berkualitas, tetapi juga ada kios yang menjual benih dengan kualitas kurang baik. Cara berikutnya, petani sebaiknya mulai menerapkan teknologi budidaya yang baik dan intens mengelola lahan tanamannya agar dapat memperoleh hasil tanaman yang maksimal.

Bagaimana peran pemerintah? Tentunya pemerintah yang berkepentingan untuk pencapaian swasembada pangan juga harus lebih memperhatikan permasalahan di lapang dan ada action langsung yang bisa membantu petani. Kadang action pemerintah sering terlambat, sehingga upaya peningkatan produksi tanaman pangan yang diinginkan tidak tercapai. Untuk itu, perlu dipersiapkan dengan matang supply benih unggul dan pupuk yang mudah dijangkau oleh petani dengan harga yang pantas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates