Jagung
hibrida multi nasional merupakan produk lembaga riset internasional, sedangkan
jagung hibrida nasional merupakan produk peneliti Indonesia dan dihasilkan
disini di NKRI. Jagung hibrida multi
nasional sangat luas dikenal dan ditanam petani, khususnya di lahan sawah subur. Hanya sebagian lahan sawah subur yang
ditanami jagung hibrida nasional. Sedangkan sebagian lahan sawah lainnya
ditanami jagung non-hibrida. Cepat
berkembangnya jagung multi nasional disebabkan varietas ini lebih tinggi
produktivitasnya dibanding varietas jagung nasional, khususnya varietas jagung non-hibrida.
Selain itu, gencarnya promosi jagung multi nasional sampai ke pelosok pedesaan,
terutama daerah sentra produksi jagung, memberikan dampak yang besar dalam
berkembangnya varietas ini.
Namun
demikian, varietas jagung non-hibrida juga berkembang cukup baik terutama di
daerah-daerah sub-optimal yang lahannya dianggap tidak begitu subur. Seperti
halnya jagung Lamuru yang berkembang
luas di daerah kering beriklim kering karena memiliki sifat yang toleran
kekeringan dan jagung Sukmaraga yang toleran kemasaman tanah sesuai untuk lahan
pasang surut. Selain itu, peneliti jagung terus berupaya mencari terobosan guna
menghasilkan varietas unggul jagung yang memiliki sifat-sifat tertentu dengan
produktivitas tinggi dan kandungan proteinnya juga tinggi yaitu Srikandi Putih
dan Srikandi Kuning. Disisi lain, para peneliti jagung nasional juga telah
menghasilkan varietas jagung hibrida yang produktivitasnya berimbang dibanding varietas
jagung multi nasional, diantaranya Bima 1 s/d Bima 16, Bima Putih-1 dan Bima
Putih-2. Kurang berkembangnya jagung hibrida nasional, karena kurangnya
dukungan dari institusi terkait sehingga sering kalah bersaing dibanding jagung
hibrida multi nasional.
Kemajuan
penelitian jagung nasional ini yang menyebabkan keinginan CIMMYT (Lembaga
Penelitian dan Pelatihan khusus jagung dan gandum, yang berkantor pusat di
Mexico) untuk mendirikan kantor cabangnya di Indonesia. Hal ini merupakan suatu
“Scientific Recognition” dari lembaga riset internasional kepada pemerintah
Indonesia, khususnya kepada lembaga riset nasional Badan Litbang Pertanian.
Mudah-mudahan, kedepan para peneliti jagung tetap semangat dan berdedikasi
untuk menghasilkan varietas-varietas unggul jagung yang memiliki keunggulan
tertentu dan produksi benihnya dapat dijangkau para petani dengan harga cukup
murah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar