Social Icons

Pages

Kamis, 11 Desember 2014

Pupuk Hayati



tanam padi unggul di BB Padi Sukamandi

Saat ini petani masih menggunaan pupuk anorganik secara masif guna meningkatkan produktivitas tanamannya, khususnya pada tanaman padi. Petani masih beranggapan bahwa mereka tidak puas kalau tanamannya tidak berwarna hijau. Sehingga petani terus memberikan pupuk anorganik dengan dosis besar.  Berbagai inovasi efisiensi pupuk anorganik telah dikenalkan kepada petani, namun inovasi ini belum menjangkau di seluruh lahan petani di Indonesia. Sementara itu, tumbuh secara perlahan produk pupuk lain, yang telah beredar di kalangan petani, yang dinamakan pupuk hayati. Menurut Permentan No. 70 Tahun 2011, pupuk hayati adalah produk biologi aktif terdiri atas mikroba yang dapat meningkatkan efisiensi pemupukan, kesuburan, dan kesehatan tanah. Pupuk hayati semakin diminati petani karena selain ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan pupuk kimia, juga dapat meningkatkan produksi dan kualitas hasil panen.  Pupuk hayati ini dapat digunakan pada tanaman pangan, palawija, hortikultura dan perkebunan. 
  

Momentum yang sangat bagus ini perlu dimanfaatkan oleh para peneliti untuk lebih bersemangat mempromosikan penggunaan pupuk hayati kepada petani di seluruh pelosok Indonesia. Berdasarkan pengujian yang berskala plot percobaan maupun dem area di beberapa lokasi, beberapa pupuk hayati hasil dari Konsorsium Pupuk Hayati Unggulan Nasional (PHUN) telah menunjukkan hasil menggembirakan pada tanaman padi sawah, kedelai dan cabai. Pupuk hayati tersebut untuk sementara diberi nama Iletrisoy, Agrimeth, Glicompost, Kedelai Plus, BioVam, StarTmik, BOC-SRF, Biopeat, dan Provibio. Sedangkan inventor dari pupuk ini merupakan anggota Konsorsium PHUN yaitu Badan Litbang Pertanian, LIPI, BPPT dan IPB. Respon petani disekitar lokasi pengujian dan dem area cukup baik terhadap manfaat pupuk hayati tersebut. Mereka mengharapkan pupuk hayati cepat tersedia di kios-kios pertanian dengan harga yang terjangkau. Semoga, ada pihak swasta yang siap dan segera memproduksi pupuk hayati tersebut dan berkembang luas di lahan petani. Dampaknya dalam jangka panjang, penggunaan pupuk anorganik akan berkurang dan kesuburan tanah secara pelahan mengalami perbaikan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates