Ketika kebanyakan orang berfikir tentang etika (moral), secara langsung akan mengingat
aturan yang membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Secara umum arti
“etika” adalah norma untuk berperilaku yang membedakan antara perilaku yang
dapat diterima dan perilaku yang tidak dapat diterima. Manusia/orang mulai
belajar etika di rumah, di sekolah, tempat ibadah atau dalam norma sosial
lainnya. Mungkin kita masih ingat pada waktu masih TK atau SD dulu ada
pelajaran “budi pekerti”, yang saat ini
mungkin di sekolah kurang diajarkan oleh kurikulum modern. Meskipun sebagian besar orang mendapatkan pemahaman tentang mana yang benar dan mana yang salah
sejak masa kanak-kanak, perkembangan moral terjadi sepanjang hidupnya melalui
tahap pertumbuhan yang berbeda sampai
mereka dewasa. Seseorang dapat menganggap norma-norma etika sebagai akal sehat.
Disisi lain, jika moralitas tidak lebih dari akal sehat, mengapa banyak terjadi
perselisihan etika dan berbagai isu pada masyarakat kita?. Penjelasannya, bahwa
semua orang mengenal dan memahami norma etika umum, tetapi masing-masing
individu berbeda cara penafsiran, penerapan, menyelaraskan dalam kehidupannya,
sesuai dengan cara menilai dan pengalaman hidupnya (Resnik, D., 2011).
Cara
lain untuk mendefinisikan 'etika', fokus pada disiplin ilmu yang mempelajari standar
perilaku, seperti filsafat, teologi, hukum, psikologi, atau sosiologi.
Misalnya, "pakar etika medis" adalah seseorang yang mempelajari
standar etika dalam kedokteran. Untuk itu, etika
dapat didefinisikan
sebagai metode,
prosedur, atau perspektif untuk memutuskan bagaimana bertindak
dan untuk menganalisis masalah dan isu yang kompleks.
Contohnya, dalam
mempertimbangkan masalah yang kompleks seperti pemanasan global, orang dapat
mengambil perspektif ekonomi, ekologi, politik, atau perspektif etika pada masalah. Sementara para ekonom cenderung
melihat pada anggaran dan
manfaat dari berbagai kebijakan yang berkaitan dengan pemanasan global, sedangkan seorang ahli etika lingkungan dapat memeriksa nilai etika dan prinsip-prinsip dasar. Banyak disiplin ilmu, lembaga, dan profesi yang memiliki
norma-norma perilaku yang sesuai dengan maksud dan tujuan mereka. Norma-norma ini juga membantu anggota
disiplin ilmu
untuk mengkoordinasikan tindakan atau kegiatan mereka dan untuk membangun
kepercayaan publik terhadap disiplin ilmunya. Contohnya, norma-norma etika yang mengatur
perilaku dalam bidang kedokteran, hukum, teknik, dan bisnis.
Norma-norma etika juga mengatur maksud dan tujuan penelitian dan berlaku juga
untuk para peneliti yang melakukan penelitian ilmiah dan kegiatan ilmiah lainnya.
Beberapa alasan pentingnya
mematuhi norma-norma etika dalam penelitian, adalah
sebagai berikut: Pertama: norma untuk mempromosikan tujuan penelitian, seperti pengetahuan, kebenaran, dan
menghindari kesalahan. Contohnya, larangan fabrikasi, memalsukan atau salah intepretasi data penelitian; Kedua, karena penelitian sering melibatkan
banyak kerjasama dan koordinasi dengan orang yang berbeda disiplin ilmu dan lembaganya, maka standar
etika mempromosikan nilai-nilai
yang penting untuk kerja kolaboratif, seperti kepercayaan,
akuntabilitas, saling menghormati, dan adil. Contohnya, banyak norma-norma etika dalam
penelitian, seperti: pedoman bagi penulis, hak cipta dan paten, kebijakan
berbagi data, dan aturan kerahasiaan dalam peer review, yang dirancang
untuk melindungi kepentingan kekayaan intelektual serta mendorong kerjasama.
Kebanyakan peneliti ingin memperoleh angka kredit atas kontribusi mereka dan tidak
ingin ide-ide nya dicuri atau dipublikasikan sebelum waktunya; Ketiga, banyak norma-norma etika untuk memastikan bahwa para peneliti dapat mempertanggujawabkan hasil penelitiannya kepada publik. Keempat,
norma-norma etika dalam penelitian juga membantu membangun dukungan publik untuk
penelitian. Lembaga donor cenderung mau mendanai proyek penelitian jika mereka
dapat mempercayai kualitas dan integritas penelitinya. Kelima, banyak norma-norma penelitian mempromosikan berbagai moral dan nilai sosial lainnya yang penting, seperti tanggung jawab sosial, hak asasi
manusia, kesejahteraan hewan, yang berkaitan dengan hukum, dan kesehatan serta
keselamatan. Penyimpangan etika dalam penelitian secara signifikan dapat
membahayakan manusia dan hewan, peneliti lainnya, serta
masyarakat umum. Sebagai contoh, peneliti yang tidak
patuh kepada peraturan dan pedoman yang berkaitan dengan
radiasi dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia atau hewan.
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar