Para Negosiator
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), telah menekankan perlunya peran sains
dalam menghadapi berbagai kekhawatiran bahwa tujuan-tujuan pembangunan baru diarahkan
untuk mengatasi masalah pada tahun 2030. Lebih dari 150 kepala negara dan
pemerintahan, serta para perwakilan tingkat tinggi, menghadiri KTT Pembangunan
Berkelanjutan PBB dan dengan suara bulat menyetujui Transforming our
world: 2030 Agenda for Sustainable Development. Agenda ini mencakup 17 tujuan dari SDGs
(dan 169 target) – lebih dari sembilan tujuan lainnya dari Millenium
Development Goals (MDGs) yang telah disepakati pada tahun 2000. Mereka mencakup
isu-isu seperti melestarikan lautan, melindungi keanekaragaman hayati,
memastikan akses ke energi dan "mengambil tindakan segera terhadap
perubahan iklim ". Menurut Flavia Schlegel UNESCO, "agenda ini sangat komprehensif dan benar-benar mencakup
aspek-aspek yang paling penting dari kehidupan di planet ini untuk tanaman,
hewan dan manusia". Adanya keragaman tujuan juga berarti bahwa
"mereka semua saling terkait".
Pada konferensi PBB,
Schlegel menggambarkan perhatiannya pada peran penting bahwa sains akan berperan
dalam agenda pembangunan pasca-2015: "Tujuan pembangunan tentang air,
energi, keanekaragaman hayati, laut dan perubahan iklim sangat bergantung pada sains,
tetapi ada juga isu lintas sektoral melalui seluruh agenda -yaitu sains,
teknologi dan inovasi akan benar-benar menjadi kekuatan pendorong untuk
pembangunan. Romain Murenzi, Direktur Eksekutif The World Academy of Sciences,
mengatakan bahwa agenda pembangunan 2030 adalah rencana komprehensif untuk
pengembangan sosial ekonomi nasional dan global, namun perlu didukung dengan
keuangan yang cukup. Hal ini akan membutuhkan investasi yang lebih besar dalam
pendidikan di semua tingkatan, juga akan membutuhkan investasi di bidang sains,
teknologi dan inovasi bukan hanya untuk pertumbuhan ekonomi, tetapi juga
inklusi sosial - yaitu, pemberantasan kemiskinan melalui akses ke pangan, air
minum yang aman dan sanitasi. Murenzi menambahkan bahwa masyarakat dari negara
berkembang dalam bidang sains dan pembinaan
kerjasama Selatan-Selatan merupakan hal penting untuk memastikan bahwa sains
dari seluruh dunia sebaiknya diperhitungkan ketika melaksanakan tujuan SDGs. Beberapa
negara di selatan, seperti Brasil, China, India, Afrika Selatan, Meksiko dan
Turki, memiliki perkembangan ekonomi yang luar biasa dan kemajuan luar biasa
dalam sains.
Beberapa peneliti dan
pembuat kebijakan prihatin bahwa sejumlah besar target dan indikator dalam
tujuan SDGs bisa membingungkan. Harald Schmidt, seorang akademisi kebijakan
kesehatan di University of Pennsylvania, Amerika Serikat, mengatakan bahwa
dalam tujuan pembangunan kesehatan, misalnya, akan masuk akal bagi para pembuat
kebijakan untuk memprioritaskan target yang menguntungkan kelompok termiskin. Ia
menekankan perlunya panduan praktis bagi para pembuat kebijakan yang mungkin berjuang
untuk memahami dan memasukkan bukti ilmiah yang relevan dan menerapkannya dalam
kebijakan mereka. Langkah berikutnya dalam agenda pembangunan 2030 akan
menentukan indikator untuk mengukur apakah SGDs maju atau tidak, yang
diharapkan akan diterbitkan pada September 2016.
Sumber:
http://www.scidev.net/global/sdgs/news/science-underpins-new-development-goals.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar