Sebuah riset
menyatakan bahwa bahasa masih merupakan penghalang utama untuk transfer sains
meskipun bahasa Inggris semakin banyak digunakan sebagai bahasa sains global.
Riset yang dipublikasikan di jurnal PLOS Biology ini menyoroti masalah praktis
yang diperjuangkan para ilmuwan di banyak belahan dunia, termasuk Afrika
francophone. Penulisnya melihat lebih dekat dokumen ilmiah tentang konservasi
keanekaragaman hayati yang diterbitkan pada tahun 2014. Sejumlah 75.000 dokumen
ditulis dalam 16 bahasa yang berbeda. Sekitar sepuluh
dokumen, kira-kira enam dokumen ditulis dalam bahasa Inggris dan tiga bahasa
lainnya. Angka tersebut menunjukkan bahwa bahasa Inggris tetap menjadi bahasa
utama dalam komunitas ilmiah. Tapi hasil risetnya juga menunjukkan fakta bahwa
banyak riset masih dilakukan dalam bahasa lain selain bahasa Inggris sehingga
hasil riset yang dipublikasikan dengan bahasa lain sedikit terbaca para
peneliti atau ilmuwan lainnya. Hal ini terutama terdapat di universitas dan lembaga
riset di beberapa negara Afrika yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa utama mereka. Menurut Tatsuya Amano, peneliti utama pada studi tersebut
menyatakan bahwa dirinya telah lama tertarik untuk mengetahui bagaimana
hambatan bahasa dapat mempengaruhi sains secara umum, namun sejauh ini masalah tersebut
jarang ditangani oleh komunitas ilmiah.
Jumat, 01 September 2017
Langganan:
Postingan (Atom)