Social Icons

Pages

Jumat, 01 September 2017

Bahasa merupakan penghalang untuk menyebarkan sains



Sebuah riset menyatakan bahwa bahasa masih merupakan penghalang utama untuk transfer sains meskipun bahasa Inggris semakin banyak digunakan sebagai bahasa sains global. Riset yang dipublikasikan di jurnal PLOS Biology ini menyoroti masalah praktis yang diperjuangkan para ilmuwan di banyak belahan dunia, termasuk Afrika francophone. Penulisnya melihat lebih dekat dokumen ilmiah tentang konservasi keanekaragaman hayati yang diterbitkan pada tahun 2014. Sejumlah 75.000 dokumen ditulis dalam 16 bahasa yang berbeda. Sekitar sepuluh dokumen, kira-kira enam dokumen ditulis dalam bahasa Inggris dan tiga bahasa lainnya. Angka tersebut menunjukkan bahwa bahasa Inggris tetap menjadi bahasa utama dalam komunitas ilmiah. Tapi hasil risetnya juga menunjukkan fakta bahwa banyak riset masih dilakukan dalam bahasa lain selain bahasa Inggris sehingga hasil riset yang dipublikasikan dengan bahasa lain sedikit terbaca para peneliti atau ilmuwan lainnya. Hal ini terutama terdapat di universitas dan lembaga riset di beberapa negara Afrika yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama mereka. Menurut Tatsuya Amano, peneliti utama pada studi tersebut menyatakan bahwa dirinya telah lama tertarik untuk mengetahui bagaimana hambatan bahasa dapat mempengaruhi sains secara umum, namun sejauh ini masalah tersebut jarang ditangani oleh komunitas ilmiah.

Menurut Amano, pembicara asli bahasa Inggris cenderung berasumsi bahwa semua sains penting tersedia dan dapat dikomunikasikan dalam bahasa Inggris. Di sisi lain, ia mencatat bahwa pembicara non-bahasa Inggris cenderung berpikir bahwa melakukan riset dalam bahasa Inggris adalah prioritas pertama dan seringkali mereka akhirnya mengabaikan sains bahasa non-Inggris. Para peneliti tersebut juga menyatakan bahwa mengabaikan sains non-Inggris semacam itu dapat menyebabkan bias dalam pemahaman kita tentang sistem pembelajaran. Amano yakin bahwa temuan ini bisa bermanfaat bagi bidang lain selain konservasi keanekaragaman hayati, yang menjadi fokus riset ini. Cheikh Becaye Gaye, Direktur Jenderal lembaga riset di Senegal, menyatakan bahwa dirinya familiar dengan masalah yang ditemukan oleh Tatsuya Amano dan rekan-rekannya. Menurut Gaye, di bidang transfer sains, ada kesenjangan antara produksi riset dalam bahasa Inggris dengan bahasa lain, termasuk bahasa Prancis. Kasus di Afrika, hambatan mengakses sains dari belahan dunia lain menjadi lebih akut karena rendahnya tinggkat pendidikan penduduk Afrika.

Gaye menambahkan bahwa periset francophone menyadari masalah ini dan telah melakukan upaya untuk belajar bahasa Inggris sehingga mereka bisa mengatasi hambatan yang ada di antara mereka dan rekan kerja mereka yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama. Francophone merupakan organisasi international yang mewakili negara atau wilayah dimana bahasa perancis sebagai bahasa utamanya untuk berkomunikasi. Namun begitu masih tetap menghadapi kendala besar. Namun demikian, keluarannya tidak akan pernah sama dalam hal kiriman, dalam arti bahwa seorang peneliti francophone akan selalu membutuhkan lebih banyak waktu daripada pembicara bahasa Inggris asli untuk menghasilkan makalah riset dengan kualitas ilmiah yang sama, jelas Gaye. Hal itulah yang membuat frustrasi, penjelasan dari Amano, seorang pembicara bahasa Inggris non-asli yang berasal dari Jepang. Hal ini yang menyebabkan dia dan tim risetnya mengajukan sejumlah pendekatan untuk mengatasi masalah penghalang bahasa.

Mereka menyarankan penggunaan pendekatan untuk mengumpulkan sains non-Inggris dengan menggunakan kata kunci non-Inggris dalam penelusuran literatur, sehingga dapat meningkatkan visibilitas literatur non-Inggris melalui pengembangan sebuah database jurnal dan penggunaan repositori online yang terkenal. Untuk memfasilitasi "sains multi bahasa" yang saat ini tersedia dalam bahasa Inggris, mereka menyarankan untuk membuat terjemahan makalah yang diterbitkan dalam bentuk ringkasan di situs web jurnal dan juga dalam mendukung penyebaran informasi, persiapan cetak dan pasca cetak dokumen asli. Menurut Amano, idealnya, komunitas ilmiah sebaiknya mempertimbangkan dan mengadopsi saran-saran kami guna mengatasi masalah hambatan bahasa dan sebagai hasilnya dapat memperoleh kompilasi sains yang tidak begitu bias serta memperlancar penerapannya terhadap isu-isu lokal.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates