Social Icons

Pages

Kamis, 03 Agustus 2017

Petani kedelai di Afrika Timur dan Selatan mendapat dukungan.



Para petani kecil di Afrika timur dan selatan dapat mengambil manfaat dari sebuah proyek tentang inovasi untuk membantu membuka hambatan dalam rantai nilai kedelai regional. Food Trade East dan Southern Africa (FoodTrade ESA) yang didanai Inggris telah memperoleh dana bantuan sekitar 1,2 juta dolar AS kepada Classic Foods Limited di Kenya dan Seba Foods Limited di Zambia untuk membantu para petani kedelai di dua negara itu untuk meningkatkan hasil panen, mengakses solusi penyimpanan tepat guna dan pasar yang sesuai untuk produk mereka. Isaac Tallam, pakar sistem pasar Food Trade ESA, mengatakan bahwa permintaan kedelai di Afrika meningkat karena pertumbuhan industri pakan ternak dan konsumsi rumah tangga. Selain menjadi sumber minyak, kedelai digunakan dalam proses industri lainnya, dengan banyak manfaat bagi berbagai aktor di sepanjang keseluruhan rantai nilai, kata Tallam kepada SciDev.Net. Beberapa tantangan yang harus dihadapi proyek adalah kurangnya benih bersertifikat dan kurangnya pasar yang siap.

Kedelai merupakan makanan regional dan merupakan tanaman pangan penting karena karakteristik industri olahannya. Kedelai juga dapat mengembalikan kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen. Sekitar 28,6 juta orang di Afrika Sub-Sahara menanam kedelai untuk usaha komersial dan subsisten. Dua perusahaan, yang dipilih dari 90 perusahaan pelamar dari sembilan negara di Afrika timur dan selatan, memanfaatkan dana bantuan untuk memastikan petani mendapatkan benih berkualitas bersertifikat, pelatihan praktik pertanian kedelai yang baik, pengelolaan panen pasca panen dan memberikan informasi tentang pasar yang siap menyerap produknya. Upaya kedua perusahaan tersebut pada akhirnya akan menyebabkan diversifikasi pendapatan para petani kecil yang terlibat dalam kotrak usaha pertanian dan mengurangi dampak perubahan iklim. Disisi lain, Gaurav Vijayvargiya, kepala bisnis global di Seba Foods Limited yang bermarkas di Zambia, mengatakan bahwa telah terjadi peningkatan konsumsi produk kedelai olahan di Zambia selama lima tahun terakhir. Di Zambia juga telah memulai pelatihan dan pengembangan keterampilan petani kecil untuk meningkatkan hasil panen kedelai mereka, terutama agar para wanita petani memiliki lebih banyak penerima manfaatnya.

Wachira Kariuki, chief executive officer Classic Foods Ltd, mengatakan telah ada impor dari Amerika Selatan dan India untuk mengatasi defisit produk kedelai di Afrika timur dan selatan. Tantangan utama yang dihadapi petani kecil meliputi kurangnya keterampilan bertani dan pengetahuan teknis tentang pertanian kacang kedelai, yang ditambah dengan pola cuaca yang tidak dapat diprediksi. Perusahaannya akan meningkatkan produksi tanaman pangan di kalangan petani kecil melalui penyuluhan, penyediaan input serta memperbaiki pengelolaan pasca panen. Menurut Haggai Oduori, pakar ekonomi pertanian dan terapan di Universitas Egerton Kenya, proyek ini bisa berhasil. Para pemain rantai nilai kedelai tidak memiliki jaringan dan kepercayaan yang koheren. Jika proyek tersebut akan membahas masalah tata kelola dan logistik, maka hal itu akan membuka beberapa hambatan. Petani, lanjutnya, membutuhkan karung hermetis lokal untuk mengurangi kerugian pasca panen, dan kurangnya penegakan kontrak membuat banyak petani keluar dari pasar. Adanya dukungan bisnis lokal untuk mengontrak sejumlah besar petani untuk memproduksi kedelai dengan harga terjamin akan merangsang pengembangan rantai nilai agribisnis.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates