Social Icons

Pages

Senin, 13 Juni 2016

Perbaikan irigasi mendukung pengurangan kesenjangan pangan



Para ilmuwan telah menunjukkan bahwa jika semua petani mengadopsi metode pengelolaan air yang benar, produksi pangan global dapat ditingkatkan sebesar 41 persen. Model pengelolaan air yang di hasilkan para ilmuwan menunjukkan bahwa perbaikan pengelolaan air irigasi dapat mengurangi sampai setengahnya kesenjangan pangan dunia (artikel di Jurnal Environmental Research Letters). Hal ini berarti potensi kenaikan hasil panen bisa memberikan setengah kalori yang dibutuhkan untuk menanggulangi kelaparan di seluruh dunia pada tahun 2050. Untuk mengukur dampak dari teknik pengelolaan tanaman-air, model tersebut menggunakan data hujan dan iklim lainnya dari 1901-2009 dan mensimulasikan skenario yang berbeda dari perbaikan irigasi, konservasi kelembaban tanah dan panen air hujan. Berdasarkan skenario yang paling optimis, produksi pangan dapat meningkat lebih dari 55 persen di banyak wilayah aliran sungai antara Timur Tengah, Asia Tengah, Cina, Australia, Afrika Selatan dan Amerika Utara dan Selatan.

Peter McCornick, wakil direktur jenderal International Water Management Institute di Sri Lanka, yang tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan bahwa manajemen air yang lebih baik, secara teoritis mungkin dapat meningkatkan produksi pangan tanpa memperluas areal lahan yang bertani. McCornick menambahkan bahwa LSM dan organisasi petani bisa menggunakan temuan tersebut untuk melobi pemerintah mereka agar ada perbaikan dalam praktek pengelolaan air, mempromosikan teknik seperti melestarikan kelembaban tanah melalui mulsa, mengumpulkan air limpasan, menggali lubang resapan air, terasering tanah dan meningkatkan peralatan irigasi. Menurut Jägermeyr, a geographer at the Potsdam Institute for Climate Impact Research di Jerman, pembiayaan perubahan tersebut memerlukan dukungan dari pembuat kebijakan.Sayangnya, pengelolaan air pertanian "langsung hilang" dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB.  

McCornick setuju ada masalah dengan SDGs. Misalnya, penggunaan air yang efektif dapat memberikan kontribusi terhadap Tujuan SDG ke 2 yaitu tentang kelaparan, ketahanan pangan, gizi dan pertanian berkelanjutan, namun pengelolaan air tanaman tidak disebutkan cukup eksplisit. Assefa Melesse, seorang peneliti lingkungan di Florida International University di Amerika Serikat, mengatakan model tersebut cukup berguna, tetapi perlu hati-hati tentang kesimpulannya.  Pengelolaan air dapat meningkatkan produksi, namun teknologi saja "dapat mengecewakan dalam banyak kasus, sedangkan isu-isu lainnya secara signifikan membayanginya. Sebagai contoh, degradasi lahan dapat mengurangi efektivitas upaya pengelolaan air dan memperkenalkan infrastruktur air dapat memicu konflik politik atas siapa yang mengendalikan sumber daya yang penting tersebut. Beberapa proyek pengelolaan air yang lalu dirancang dengan buruk dan hal lainnya telah terbukti terlalu mahal untuk mempertahankan dari waktu ke waktu. Dengan alasan bahwa upaya-upaya tersebut harus direncanakan di tingkat masyarakat untuk memperhitungkan tantangan dan preferensi lokal.

Sumber:

Reference:
Jonas Jägermeyr and others. Integrated crop water management might sustainably halve the global food gap (Environmental Research Letters, 16 February 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates