Riset menunjukkan bahwa para petani yang
tinggal di lahan terdegradasi di banyak negara berkembang tidak dapat
memanfaatkan pertumbuhan ekonomi. Sebuah
paper yang diterbitkan dalam PLOS One (www.plos.org)
menyatakan bahwa kemampuan ekspansi ekonomi untuk mengurangi kemiskinan secara
keseluruhan turun secara signifikan di banyak negara antara tahun 2000 sampai
2010 sebagai akibat meningkatnya lahan pertanian yang mengalami degradasi. Para
peneliti memperkirakan bahwa jumlah orang yang hidup di lahan kritis tumbuh
12,4 persen selama satu dekade ini, jumlahnya saat ini sekitar 1,5 miliar orang
- di antaranya 1,4 miliar hidup di negara berkembang. Daerah ini merupakan kantong-kantong
kemiskinan. Penduduk daerah ini tidak memiliki uang atau aset untuk
berinvestasi dalam meningkatkan kesuburan tanah mereka, sehingga masalah terus
berlanjut.
Untuk studi mereka, para peneliti
membandingkan data satelit pada produktivitas lahan pertanian dengan distribusi
penduduk pedesaan, pertumbuhan pendapatan dan tingkat kemiskinan di 83
negara-negara berkembang. Pada paper tersebut dijelaskan bahwa hidup di lahan terdegradasi
membatasi panen dan keuntungan bagi keluarga petani, meniadakan manfaat yang
dibawa oleh pertumbuhan ekonomi secara umum, seperti halnya akses pasar yang
lebih baik dan investasi dalam praktek pertanian modern. Tim peneliti tidak mengkaji
mengapa semakin banyak orang bekerja di lahan pertanian yang terdegradasi. Tetapi
diduga bahwa lahan pertanian yang terbaik semakin didominasi oleh pertanian
komersial skala besar, hal ini mendorong petani miskin beralih ke lahan yang murah dan berkualitas
rendah.
Seorang peneliti dari IFPRI memperingatkan
bahwa degradasi lahan juga mempengaruhi negara-negara berpenghasilan tinggi, di
mana meningkatnya penggunaan pupuk untuk menyembunyikan masalah. Dampak
degradasi lahan jauh lebih parah pada penduduk yang tidak memiliki sumber daya
untuk menutupinya. Tetapi hal itu adalah masalah global, bukan hanya masalah
negara berkembang.
Rusaknya lahan pertanian dapat diselamatkan melalui langkah-langkah seperti perbaikan kesuburan tanah, penanaman beragam tanaman (diversifikasi tanaman) dan irigasi yang lebih baik. Paper ini juga menyatakan bahwa jika lebih banyak penduduk yang mengusahakan lahan pertanian yang telah diperbaiki, akan memperbesar kemampuan suatu negara untuk mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi. Misalnya, studi kasus dari Economics of Land Degradation Initiative yang mendanai riset ini, menunjukkan bahwa rotasi lahan penggembalaan akan memulihkan lahan yang terdegradasi dan meningkatkan pendapatan para penggembala di Yordania. Tetapi di daerah di mana lahan yang terdegradasi belum ada upaya perbaikan, mungkin masuk akal untuk mendorong para petani untuk mencari peluang di tempat lain.
Rusaknya lahan pertanian dapat diselamatkan melalui langkah-langkah seperti perbaikan kesuburan tanah, penanaman beragam tanaman (diversifikasi tanaman) dan irigasi yang lebih baik. Paper ini juga menyatakan bahwa jika lebih banyak penduduk yang mengusahakan lahan pertanian yang telah diperbaiki, akan memperbesar kemampuan suatu negara untuk mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi. Misalnya, studi kasus dari Economics of Land Degradation Initiative yang mendanai riset ini, menunjukkan bahwa rotasi lahan penggembalaan akan memulihkan lahan yang terdegradasi dan meningkatkan pendapatan para penggembala di Yordania. Tetapi di daerah di mana lahan yang terdegradasi belum ada upaya perbaikan, mungkin masuk akal untuk mendorong para petani untuk mencari peluang di tempat lain.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar