Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDG) gagal untuk mengatasi salah satu masalah lingkungan yang
paling mendesak di planet ini, yaitu perubahan siklus nitrogen dan fosfor dalam
tanah, suatu pertemuan yang membahas tujuan telah terdengar. Menurut Dann Sklarew, seorang ilmuwan lingkungan
dari George Mason University, Amerika Serikat, kekhilafan ini dapat membuat
lubang kelemahan dari keberhasilan mayoritas tujuan SDG. Penggunaan fosfor dan
nitrogen untuk menyuburkan lahan pertanian dikawatirkan akan memperburuk upaya
peningkatan produksi pangan yang diperlukan untuk memenuhi usulan SDG 2, yang targetnya
mengatasi kelaparan, meningkatkan ketahanan pangan dan gizi. Hal ini dapat
menyeberang batas planet yang berhubungan
dengan kesehatan sistem tanah dan air di bumi.
Sklarew
mengatakan dalam pertemuan think-tank Wilson Center bahwa krisis iklim juga perlu difikirkan selain perlu memikirkan siklus nitrogen dan fosfor sebagai krisis.
Petani sering mengandalkan pupuk nitrogen dan fosfor yang meningkatkan nutrisi
tanah, tetapi dapat merusak lingkungan lainnya. Misalnya, pupuk yang mengalami
pencucian dari suatu lahan telah menyebabkan 'zona mati' di Teluk Meksiko, di
mana pertumbuhan alga telah mengurangi jumlah oksigen terlarut sehingga ikan
tidak dapat bertahan hidup. Siklus fosfor dan nitrogen lingkungan lambat, hal ini
berarti proses alami tersebut mengarah ke gangguan jangka panjang. Menurut
Sklarew, SDG 2 dan tujuan lain yang terkait gagal untuk mempertimbangkan
bagaimana dapat menghindari batas pupuk yang berada diatas ambang kapasitas
bumi. Kegagalan untuk menjaga nitrogen alami dan sumber daya fosfor juga akan
menghambat kemajuan menuju beberapa tujuan lain yang diusulkan, termasuk
melindungi persediaan air tawar (SDG 6) dan kesehatan ekosistem perairan (SDG
14), dan membuat kota yang berkelanjutan (SDG 11).
Namun tujuan tersebut
tidak sepenuhnya mengabaikan masalah: SDG 14 mencakup target untuk mengurangi
pencemaran laut dari nutrisi sumber daratan. Namun demikian, tujuan khusus ini
gagal untuk mengkaitkan masalah ini dengan pertanian. Tidak ada yang pernah mengatakan
bahwa pertanian berkelanjutan berarti jika anda ingin produktivitas yang tinggi,
jangan mengirim nutrisi anda ke hilir. Sklarew mengatakan para pembuat
kebijakan harus mengubah SDG 2 untuk menyertakan referensi untuk melestarikan
dan daur ulang nutrisi dalam kehidupan masyarakat. Manish Bapna, direktur US think-tank World Resources Institute,
setuju, bahwa tidak ada yang nyata, batas planet kuat tertanam pada tujuan dimana
pembangunan harus dicita-citakan. Dia setuju bahwa dimensi keberlanjutan telah
tertanam dalam setiap tujuan dan isu-isu ekologi dan lingkungan tercakup dengan
baik, terutama dalam tujuan 13 sampai 15 yang ditetapkan untuk memerangi
perubahan iklim dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati. Namun, belum
dapat melangkah cukup jauh. Bapna
berharap negara-negara akan membangun sambil menggunakan sumber daya alam secara
cerdas tanpa undang-undang, seperti contohnya menyetujui batas hukum pada penggunaan
fosfor dan nitrogen akan menjadi rumit.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar