Social Icons

Pages

Minggu, 26 Juli 2015

Membuat Pangan Masa Depan Berkelanjutan (Bagian akhir)



Opsi menurunkan emisi gas rumah kaca dari produksi pertanian

Strategi penyerapan karbon. Strategi penyerapan karbon dengan menggunakan tanah pertanian telah mendapat banyak perhatian tetapi terbatas pada tingkat akademisi dan kebijakan mitigasi iklim pertanian, tetapi lebih sulit untuk mencapainya dibanding perkiraan sebelumnya.  Apakah perubahan dalam praktik membajak meningkatkan karbon dan mengurangi emisi gas rumah kaca, hal yang secara ilmiah belum ada kepastian?.  Implikasi perubahan dalam manajemen penggembalaan terhadap kandungan karbon tanah sangat bervariasi. Beberapa strategi untuk meningkatkan karbon tanah tidak benar-benar meningkatkan total penyimpanan karbon di darat tetapi hanya memindahkan karbon dari satu lokasi ke lokasi lainnya, atau mengalihkan karbon dalam biomassa dari penggunaan lain yang bermanfaat, seperti menggunakan sisa tanaman untuk pakan ternak. Peningkatan karbon tanah dapat menjadi bagian penting dari strategi untuk meningkatkan produksi tanaman jangka panjang di beberapa wilayah, dan meningkatkan produktivitas pada gilirannya akan membantu untuk meningkatkan karbon tanah. Strategi yang paling menjanjikan adalah strategi yang segera menghasilkan manfaat ekonomi lainnya, seperti bentuk agroforestry. Mungkin ada juga strategi untuk menghutankan kembali lahan yang terdegradasi sambil mengintensifkan lahan pertanian didekatnya yang keduanya dapat menyimpan lebih banyak karbon dan menggunakan sumber daya produktif lebih baik. Memulihkan 5 juta hektar lahan gambut yang dikeringkan dan ditinggalkan di Indonesia juga menawarkan janji keuntungan penyerapan karbon yang besar.

Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Input. Dunia yang membutuhkan lebih banyak pangan, makan kebijakan mitigasi iklim pertanian harus fokus pada strategi yang mengurangi emisi gas rumah kaca per unit pangan, karena akan mengurangi emisi global. Setidaknya dalam jangka pendek, meningkatkan efisiensi produksi memberi peluang kuat untuk mengurangi emisi dari produksi pertanian secara global. Strategi tersebut meliputi:
Memperbaiki pakan dan kesehatan sapi dan domba. Ruminansia menghasilkan hampir separuh dari semua emisi pertanian secara langsung, tetapi memperbaiki pakan dan kesehatan sapi dapat mengurangi 2/3 emisi per kilogram susu atau daging di banyak negara berkembang. Lahan pertanian skala kecil yang dikombinasi dengan ternak dan tanaman memberikan peluang yang menjanjikan.
Penggunaan pupuk berimbang di seluruh dunia. Meskipun pupuk nitrogen kurang dimanfaatkan di Afrika, tetapi pupuk ini digunakan secara berlebih di sebagian besar Asia, Amerika Serikat, dan Eropa, sehingga menyebabkan tingginya emisi dan membuang biaya yang tidak perlu.
Mengurangi emisi dari tanaman padi. ​​Berbagai cara mengairi lahan sawah selama musim tanam dan mengeluarkan jerami padi dari lahan sawah dapat mengurangi emisi sebesar lebih dari setengah dibandingkan jumlah emisi dari lahan sawah yang tidak menggunakan langkah-langkah tersebut.

Menghindari persaingan dari bioenergi. Target bioenergi yang lebih besar akan menambah besar tantangan terhadap pangan. Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Eropa, telah mencananangkan untuk memasok 10 persen bahan bakar transportasi pada tahun 2020 dengan biofuel. Memenuhi tujuan global 10 persen seperti pada tahun 2050 akan menghasilkan kurang dari 2 persen dari energi dunia yang tersedia tetapi akan memerlukan 32 persen dari energi yang terkandung dalam semua tanaman global yang diproduksi pada tahun 2010. Tujuan tersebut  secara signifikan juga memperluas kesenjangan pangan, dari 69 persen menjadi sekitar 100 persen. Selain itu, untuk memenuhi tujuan bioenergi yang lebih luas yang International Energy Agency, guna memproduksi 20 persen energi dunia dari biomas  akan memerlukan sejumlah biomas setara tidak hanya semua produksi tanaman global pada tahun 2000, tetapi jumlah total tanaman dipanen, rumput , limbah tanaman, dan juga pohon. Beberapa potensi yang ada dengan menggunakan berbagai limbah biomas untuk bioenergi, akan menghindari persaingan dengan pangan, karbon, dan ekosistem. Menghentikan penggunaan biofuel berbasis tanaman untuk transportasi merupakan strategi yang sesuai dengan pangan masa depan berkelanjutan dan akan menutup kesenjangan kalori tanaman sekitar 14 persen pada tahun 2050.

Dapatkah dunia mencapai tindakan keseimbangan yang besar ini? Penilaian para peneliti adalah dibawah sadar tetapi penuh harapan. Tantangannya lebih besar dan lebih kompleks dari yang umum dihargai. Beberapa solusi umum yang diusulkan berlebihan penekaannanya atau akan berdampak kecil. Sebaliknya, orang lain layak secara substansial lebih banyak menekankan dibanding yang mereka terima saat ini.  Solusi potensial tidak hanya dapat membantu menutup kesenjangan pangan, tetapi juga menghasilkan manfaat. Mengurangi kehilangan pangan dan limbah makanan menghemat emisi gas rumah kaca, mengurangi kebutuhan lahan pertanian baru, energi, dan air; dan, dalam banyak kasus, menghemat anggaran negara. Membantu petani kecil untuk memberi pakan sapi lebih efisien akan meningkatkan pendapatan mereka dan mengurangi emisi serta kebutuhan lahan pertanian. Untuk mencapai win win solution, maka pemerintah, swasta, dan seluruh masyarakat harus bertindak cepat dan dengan penuh keyakinan.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates