Social Icons

Pages

Rabu, 12 Agustus 2015

Menghindarkan Kompetisi Lahan untuk Tanaman Pangan dan Bioenergi (Bag. 3)





Apa penyumbang besar yang memperkirakan potensi bioenergi?
Besarnya estimasi penghitungan dua kali lipat potensi bioenergi biomas mengarah ke penghitungan ganda karbon.  Sebagian besar daratan dunia terdapat tanaman setiap tahun. Beberapa tanaman ini dikonsumsi untuk pangan, serat, dan kayu, sedangkan tanaman yang lain berfungsi untuk mengisi atau meningkatkan karbon dalam tanah dan vegetasi. Fungsi tanaman yang terakhir untuk menjaga lahan terus produktif dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Pertumbuhan tanaman akan terus berlangsung setelah manusia memanennya. Tetapi karena manusia menggunakan pertumbuhan tahunan ini,  maka manusia tidak dapat mengalihkan pertumbuhan tanaman untuk penggunaan lainnya, kecuali dengan mengorbankan apa yang mereka sudah lakukan. Untuk memberikan bioenergi kecuali pada biaya pangan, kayu, atau penyimpanan karbon, maka manusia harus menghasilkan biomas tambahan, berarti biomas yang belum ditanam atau sedang digunakan.

Tapi bukannya hanya menghitung biomas tambahan, estimasi menunjukkan bahwa dunia memiliki potensi besar untuk menghasilkan dua kali lipat jumlah bioenergi biomas dan lahan dengan asumsi yang salah bahwa bioenergi dapat bebas  mengalihkan biomas atau lahan yang sudah digunakan. Sebagai contoh, banyak pohon hutan dan karbon yang sudah terjadi di beberapa hutan akan membantu mengurangi laju perubahan iklim. Jika panen biomas meningkat untuk energi, manfaat untuk menghadapi perubahan iklim ini akan hilang. Contoh lain dari penghitungan ganda adalah menghitung padang tanaman keras yang akan kehilangan banyak penyimpanan karbon jika dikonversi untuk menghasilkan bioenergi, dan menghitung padang rumput yang digunakan untuk bioenergi akan mengorbankan produksi ternak. Jenis biomas apa yang perlu ditambah? Ada beberapa sumber tambahan biomas yang konsisten dengan pangan masa depan berkelanjutan dan akan mengurangi emisi gas rumah kaca karena biomas tersebut tidak bersaing dengan produksi pangan atau menggunakan lahan pertanian subur. Biomas kategori ini meliputi beberapa lahan hutan dan pertanian yang ditinggalkan oleh peladang berpindah setelah panen, limbah pengolahan kayu termasuk serbuk gergaji, kotoran ternak yang tidak terpakai, limbah kayu perkotaan, sampah organik perkotaan, dan gas metana dari tempat pembuangan sampah. Kategori lainnya adalah biomas yang tumbuh melebihi apa yang harus ditumbuhkan karena tidak adanya permintaan untuk bioenergi, seperti halnya menanam tanaman penutup  tanah untuk energi pada musim dingin dan menggantikan kayu sebagai bahan bakar traditional di  beberapa negara miskin dengan kayu yang ditanam  dalam sistem agroforestri dan perkebunan setempat. Menggunakan teknologi generasi kedua untuk mengkonversi limbah tanaman menjadi bioenergi memiliki potensi dan menghindari persaingan penggunaan lahan. Tetapi ada tantangan untuk melakukan hal ini pada skala luas, karena sebagian besar dari limbah tersebut sudah digunakan untuk pakan ternak atau diperlukan untuk memperbaiki kesuburan tanah, dan masalah lainnya adalah mahal untuk dipanen. Meskipun salah satu atau lebih dari sumber tersebut mungkin penting dalam konteks lokal tertentu, beberapa studi menunjukkan terbatasnya potensi untuk memenuhi pangsa yang cukup besar dari kebutuhan energi. Bahan baku ini harus diprioritaskan penggunaannya untuk energi yang mungkin tidak dapat dipenuhi dengan cara lain, seperti halnya bahan bakar rendah karbon untuk pesawat terbang.

Apa yang harus dilakukan oleh Pembuat Kebijakan?
Berkaitan dengan temuan diatas, penghentian produksi bioenergi yang menggunakan tanaman atau menggunakan lahan produktif merupakan langkah yang tepat menuju pangan masa depan berkelanjutan. Untuk melakukan hal ini, diperlukan perubahan kebijakan yaitu 1) Pemerintah harus memperbaiki kelemahan  penghitungan  konsekuensi karbon dioksida dari bioenergi dalam perjanjian adaptasi iklim dan undang-undang di tingkat nasional dan wilayah; 2)  Pemerintah harus menghapuskan berbagai subsidi dan persyaratan peraturan untuk biofuel transportasi yang terbuat dari tanaman atau dari sumber-sumber yang menggunakan lahan produktif; 3) Pemerintah harus membuat tidak diturunkannya standart persyaratan biofuel rendah-karbon yang terbuat dari tanaman atau dari penggunaan lahan produktif; 4) Pemerintah harus mengecualikan bahan baku bioenergi yang bergantung pada penggunaan lahan subur dari peraturan yang dirancang untuk mendorong atau mengharuskan energi terbarukan; dan 5) Pemerintah harus menjaga batasan campuran etanol dalam bensin campur.
Dengan kebijakan yang mendorong pengembangan energi surya, pembuat kebijakan dapat mengkatalisasi pertumbuhan energi lebih lanjut dalam cara yang kompatibel dengan pangan masa depan berkelanjutan.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates