Social Icons

Pages

Sabtu, 05 Desember 2015

Lima fakta tentang jutaan penduduk yang terjebak kelaparan dan kemiskinan



Hari Pangan Sedunia (HPS) yang setiap tahunnya biasa diselenggarakan pada tanggal 16 Oktober guna meningkatkan kesadaran perihal tantangan menangani kelaparan dunia dan mendorong masyarakat dunia untuk terlibat dalam memerangi masalah tersebut. Tema HPS tahun 2015 difokuskan pada  "Perlindungan sosial dan pertanian: Menghilangkan lingkaran kemiskinan pedesaan",  yang menyorot pada keterkaitan antara mengakhiri kelaparan dan kerawanan pangan melalui upaya  meningkatkan perlindungan sosial yang merupakan alat kunci dalam memutus siklus kemiskinan. Pendidikan, kesehatan dan dukungan keuangan merupakan segala bentuk perlindungan sosial yang memainkan peran utama dalam memastikan akses langsung ke pangan  atau sarana untuk membeli makanan. Perlindungan sosial juga penting dalam menstimulasi produksi pertanian, kegiatan ekonomi, ketahanan keluarga, dan untuk mendorong penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan dalam masyarakat lokal.

Laporan dari The 2015 State of the Food Security in the World menyatakan bahwa program perlindungan sosial memainkan peran penting dalam kemajuan negara-negara berkembang dalam mencapai target kelaparan yang terkait dengan salah satu tujuan dari  “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB”,  yang akhir-akhir ini telah diadopsi yaitu “zero hunger” sebagai salah satu tujuannya. Namun demikian, masih ada sekitar 73% dari populasi dunia yang tidak memiliki akses ke perlindungan sosial yang memadai  dan mayoritas penduduk tersebut  hidup di daerah pedesaan di negara-negara berkembang dan banyak yang bergantung pada pertanian untuk hidupnya.

Lima fakta kunci tentang kelaparan global:
Satu dari sembilan orang di muka bumi ini tidak memiliki cukup pangan untuk aktif berkerja dan kesehatan mereka, yang berjumlah sekitar 795 juta orang.
Walaupun Asia sebagai benua yang penduduknya banyak mengalami kelaparan yaitu sekitar 2/3 jumlah penduduk dunia, namun negara di Sub Sahara Afrika merupakan wilayah tertinggi prevalensi kelaparan (persen dari jumlah populasi).  Menurut WFP, satu dari empat orang Afrika menderita kekurangan gizi.
Buruknya gizi merupakan penyebab 45% anak balita yang meninggal dunia, yang mencapai 3,1 juta anak.
Menurut WFP, jika wanita petani memiliki akses yang sama seperti petani laki-laki terhadap sumberdaya pertanian, maka jumlah penduduk dunia yang lapar dapat diturunkan menjadi 150 juta orang.
Menurut Global Hunger Index, 52 negara mengalami kondisi tingkat kelaparan yang serius dan mengkawatirkan, diantaranya Republik Afrika Tengah yang menderita tingkat kelaparan tertinggi (yang ditentukan dari sejumlah faktor, termasuk kematian anak).

Menurut Direktur Jenderal FAO, masalah ini sangat mendesak bahwa kita segera bertindak untuk mendukung masyarakat dunia yang paling rentan terhadap kelaparan guna membebaskan dunia dari kelaparan. "Program-program perlindungan sosial memungkinkan rumah tangga penduduk untuk mengakses lebih banyak pangan, sering juga dari peningkatan usahatani mereka. Selain itu juga membuat pola makan mereka beragam dan lebih sehat. Program ini memiliki dampak positif terhadap perkembangan bayi dan gizi ibu, mengurangi pekerja anak dan meningkatkan kehadiran anak di sekolah, dan pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas.

Menurut FAO, saat ini program perlindungan sosial dan pertanian tersebut telah memberikan keuntungan bagi 2,1 miliar orang di negara-negara berkembang dalam berbagai cara, termasuk menjaga 150 juta orang keluar dari kemiskinan ekstrim. Salah satu bentuk bantuan sosial, hibah uang tunai, yang diuji coba dalam skema percontohan di Zambia, telah menerima hasil positif.
Program ini telah memberikan rumah tangga penerima untuk lebih meningkatkan kepemilikan ternak, lahan budidaya dan kepemilikan peralatan pertanian, yang mengakibatkan kenaikan 50% dari nilai keseluruhan komoditas pertanian yang diproduksi secara lokal.

Sumber:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates