Hari Pangan Sedunia (HPS) yang setiap tahunnya biasa
diselenggarakan pada tanggal 16 Oktober guna meningkatkan kesadaran perihal tantangan
menangani kelaparan dunia dan mendorong masyarakat dunia untuk terlibat dalam
memerangi masalah tersebut. Tema HPS tahun 2015 difokuskan pada "Perlindungan sosial dan pertanian: Menghilangkan
lingkaran kemiskinan pedesaan", yang menyorot pada keterkaitan antara
mengakhiri kelaparan dan kerawanan pangan melalui upaya meningkatkan perlindungan sosial yang
merupakan alat kunci dalam memutus siklus kemiskinan. Pendidikan, kesehatan dan
dukungan keuangan merupakan segala bentuk perlindungan sosial yang memainkan
peran utama dalam memastikan akses langsung ke pangan atau sarana untuk membeli makanan.
Perlindungan sosial juga penting dalam menstimulasi produksi pertanian,
kegiatan ekonomi, ketahanan keluarga, dan untuk mendorong penggunaan sumber
daya alam yang berkelanjutan dalam masyarakat lokal.
Laporan dari The 2015 State of the Food Security in the World menyatakan
bahwa program perlindungan sosial memainkan peran penting dalam kemajuan
negara-negara berkembang dalam mencapai target kelaparan yang terkait dengan
salah satu tujuan dari “Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan PBB”, yang akhir-akhir ini
telah diadopsi yaitu “zero hunger” sebagai salah satu tujuannya. Namun demikian,
masih ada sekitar 73% dari populasi dunia yang tidak memiliki akses ke
perlindungan sosial yang memadai dan
mayoritas penduduk tersebut hidup di
daerah pedesaan di negara-negara berkembang dan banyak yang bergantung pada
pertanian untuk hidupnya.
Lima fakta kunci tentang
kelaparan global:
Satu dari sembilan orang di muka
bumi ini tidak memiliki cukup pangan untuk aktif berkerja dan kesehatan mereka,
yang berjumlah sekitar 795 juta orang.
Walaupun Asia sebagai benua
yang penduduknya banyak mengalami kelaparan yaitu sekitar 2/3 jumlah penduduk
dunia, namun negara di Sub Sahara Afrika merupakan wilayah tertinggi prevalensi
kelaparan (persen dari jumlah populasi).
Menurut WFP, satu dari empat orang Afrika menderita kekurangan gizi.
Buruknya gizi merupakan
penyebab 45% anak balita yang meninggal dunia, yang mencapai 3,1 juta anak.
Menurut WFP, jika wanita
petani memiliki akses yang sama seperti petani laki-laki terhadap sumberdaya
pertanian, maka jumlah penduduk dunia yang lapar dapat diturunkan menjadi 150
juta orang.
Menurut Global Hunger
Index, 52 negara mengalami kondisi tingkat kelaparan yang serius dan
mengkawatirkan, diantaranya Republik Afrika Tengah yang menderita tingkat
kelaparan tertinggi (yang ditentukan dari sejumlah faktor, termasuk kematian
anak).
Menurut Direktur Jenderal FAO, masalah ini sangat mendesak bahwa
kita segera bertindak untuk mendukung masyarakat dunia yang paling rentan terhadap
kelaparan guna membebaskan dunia dari kelaparan. "Program-program
perlindungan sosial memungkinkan rumah tangga penduduk untuk mengakses lebih
banyak pangan, sering juga dari peningkatan usahatani mereka. Selain itu juga
membuat pola makan mereka beragam dan lebih sehat. Program ini memiliki dampak
positif terhadap perkembangan bayi dan gizi ibu, mengurangi pekerja anak dan
meningkatkan kehadiran anak di sekolah, dan pada akhirnya dapat meningkatkan
produktivitas.
Menurut FAO, saat ini program perlindungan sosial dan pertanian tersebut
telah memberikan keuntungan bagi 2,1 miliar orang di negara-negara berkembang
dalam berbagai cara, termasuk menjaga 150 juta orang keluar dari kemiskinan
ekstrim. Salah satu bentuk bantuan sosial, hibah uang tunai, yang diuji coba dalam
skema percontohan di Zambia, telah menerima hasil positif.
Program ini telah memberikan rumah tangga penerima untuk lebih meningkatkan kepemilikan ternak, lahan budidaya dan kepemilikan peralatan pertanian, yang mengakibatkan kenaikan 50% dari nilai keseluruhan komoditas pertanian yang diproduksi secara lokal.
Program ini telah memberikan rumah tangga penerima untuk lebih meningkatkan kepemilikan ternak, lahan budidaya dan kepemilikan peralatan pertanian, yang mengakibatkan kenaikan 50% dari nilai keseluruhan komoditas pertanian yang diproduksi secara lokal.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar