Social Icons

Pages

Sabtu, 11 April 2015

Inovasi Untuk Memberi Makan Dunia



Populasi penduduk dunia yang diperkirakan mencapai 9,6 milyar orang pada tahun 2050, dunia akan menghadapi tuntutan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap sumberdayanya yaitu air, kenageragaman hayati dan lahan. Sebagai tambahan adalah dampak perubahan iklim dan tantangan untuk menyediakan pangan bagi dunia dimana sekitar 870 juta menderita kelaparan kronis. Pemerintah, LSM, akademisi dan sektor swasta terus mencari solusi jangka panjang yang berkelanjutan terhadap masalah kerawanan pangan dunia dan kelangkaan sumberdaya alam masa depan. Salah satu solusi yang diusulkan oleh Jules Pretty (1990) dan didukung oleh Panel Montpellier (Kelompok Ahli Tingkat Tinggi Eropa dan Afrika di bidang pertanian, perdagangan, kebijakan, dan pembangunan dunia) adalah Intensifikasi Pertanian Berkelanjutan. Menurut Pretty, Intesifikasi Pertanian Berkelanjutan didefinisikan sebagai memproduksi output lebih banyak dari lahan yang sama sambil menurunkan dampak negatif terhadap lingkungan dan pada saat yang sama meningkatkan kontribusi terhadap modal alam dan pelestarian lingkungan. Modal alam adalah tanah, udara, air, organisme hidup dan semua formasi biosfer bumi yang memberikan kita berupa barang dan jasa penting ekosistem untuk  kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia, serta sebagai dasar untuk semua kegiatan ekonomi manusia. Inti dari intensifikasi pertanian berkelanjutan adalah memproduksi pangan yang lebih banyak dengan cara yang lebih efisien. Pencapaian ketahanan pangan tidak akan mungkin terjadi jika pangan yang diproduksi tanpa mengorbankan sumberdaya alam seperti air dan lahan. Sebaiknya kita perlu mencari cara untuk memaksimalkan hasil pertanian dan pelestarian lingkungan dan ekosistem dimana sektor pertanian sangat bergantung.

Intensifikasi berkelanjutan, pada intinya, adalah menyeimbangkan pertukaran antara keuntungan jangka pendek dan keberlanjutan jangka panjang. Hal ini merupakan suatu pergeseran pemikiran yang tidak mudah, tetapi salah satu anggota Panel Montpellier berpendapat mungkin dapat dicapai. Sebagian besar rasa optimis mereka berdasarkan bukti sejarah kecerdikan manusia dalam menghadapi tantangan dan terobosan inovasi dan teknologi yang dikembangkan saat ini. Sementara itu, banyak yang bisa dicapai dengan menggunakan pengetahuan dan teknologi yang sudah ada saat ini dan skala tantangan yang kita hadapi akan membutuhkan inovasi. Dari laporan Panel Montpellier yang baru ditekankan pada pentingnya inovasi untuk mendorong intensifikasi berkelanjutan di Afrika. Sebagai contoh, sebuah studi oleh International Institute ofTropical Agriculture menemukan bahwa tingkat pengembalian dari penelitian pertanian di sub-Sahara Afrika diperkirakan sebanyak 55%. Penelitian yang sama juga mengurangi jumlah orang miskin sampai 2,3 juta setiap tahunnya di wilayah tersebut dan sekitar setengah dari dampak tersebut berasal dari penelitian pertanian internasional yang dilakukan oleh CGIAR.

Karena intensifikasi berkelanjutan merupakan pengurangan pertukaran dan memaksimalkan manfaat dari tujuan ekonomi, lingkungan dan sosial, maka kita perlu merencanakan ulang sistem inovasi untuk membantu penelitian multidisplin dan kolaboratif. Teknologi, ide-ide dan proses harus memberikan beberapa keuntungan yaitu memperkuat ketahanan, meningkatkan modal alam, meningkatkan produktivitas rumah tangga, mengurangi dampak lingkungan, dan meminimalkan emisi gas rumah kaca. Hal ini merupakan pergeseran dari pendekatan tujuan tunggal penelitian tradisional dan akan memerlukan manfaat, kondisi dan biaya untuk dapat diidentifikasi sejak awal. Beberapa mitra dari masyarakat dan sektor swasta perlu bekerja sama menuju visi bersama menggunakan kombinasi pendekatan, baik itu agro-ekologi, genetik atau sosial-ekonomi. Terakhir, sistem inovasi dapat dan harus beroperasi pada berbagai skala, baik oleh petani sendiri, melalui pasar nasional atau kebijakan internasional. Mengambil inovasi untuk berbagai skala harus menjadi prioritas dan pusat dari ini adalah keterlibatan yang lebih besar dari kelompok penelitian dan industri yang berkerja dengan petani.

Pertanian konservasi, suatu sistem usahatani berbasis pada minimal pengolahan tanah, penutup tanah organik dan rotasi tanaman, merupakan contoh sukses dari inovasi yang dapat memenuhi beberapa tujuan, melibatkan banyak partner, dan sedang dikembangkan di banyak negara. Penelitian dari 286 proyek di 57 negara berkembang menunjukkan adanya peningkatan rata-rata hasil tanaman sampai 79%. Pertanian konservasi juga telah ditemukan untuk membangun karbon dan kesuburan tanah, meningkatkan penyerapan karbon, mengurangi aliran air permukaan dan kebutuhan tenaga kerja yang lebih rendah. Sistem inovasi menjadi lebih global, lebih holistik dan lebih beragam, tetapi berhenti dari cara-cara tradisional dalam melakukan penelitian akan memakan waktu, tenaga, visi dan pembelajaran. Banyak pertanyaan yang perlu dijawab untuk membentuk dasar dari agenda penelitian masa depan. Jika intensifikasi berkelanjutan akan berhasil, kita perlu tahu: a) bagaimana mencapai keuntungan jangka pendek dan keberlanjutan jangka panjang secara bersamaan, b) bagaimana merancang kebijakan yang dapat mendukung sistem inovasi terintegrasi, c) bagaimana merencanakan banyak keuntungan, d) bagaimana membangun ketahanan dari awal tanpa tambahan hasil, dan e) bagaimana menjangkau berbagai tingkatan.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates