Social Icons

Pages

Sabtu, 18 April 2015

Metode Konservasi Air Untuk Pertanian



Keprihatinan utama menghadapi produksi pertanian masa depan adalah ketersediaan air. Diperkirakan dampak perubahan iklim akan menyebabkan sering terjadinya iklim ekstrim seperti kekeringan dan banjir serta pergeseran zona budidaya tanaman. Akibat pertumbuhan populasi penduduk, maka penggunaan air yang efisien untuk usaha pertanian menjadi faktor penting. Saat ini, sekitar 2,8 miliar orang tinggal di daerah langka air, tetapi pada tahun 2030 diperkirakan sekitar setengah dari jumlah populasi dunia akan hidup dan tinggal di wilayah-wilayah yang langka air. Penggunaan air tanah yang berlebihan pada waktu yang lalu penting dipertimbangan untuk memperbaiki efisiensi penggunaan air irigasi dan sawah tadah hujan untuk budidaya tanaman masa depan. Meningkatnya kompetisi penggunaan air di daerah perkotaan dan pembangkit listrik, menyebabkan berkurangnya penggunaan air untuk pertanian yaitu sekitar 70-80 % penggunaan air bersih di dunia. Pada kondisi berkurangnya pasokan air bersih karena penggunaan di luar non pertanian, produksi pangan harus ditingkatkan dengan menggunakan air yang mulai terbatas. Saat ini usaha pertanian, khususnya tanaman pangan, dilakukan pada sawah irigasi dan sawah tadah hujan. Sekitar 80% usahatani dunia dilakukan para petani pada lahan sawah tadah hujan yang memberikan kontribusi produksi pangan dunia sekitar 60% nya.

Menggunakan metode cerdas untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan usaha kreatif pada usahatani lahan sawah tadah hujan akan meningkatkan produksi pertanian. Sebagian besar penduduk miskin dunia yang berada di Asia Selatan dan sub-Sahara Afrika tinggal dan hidup di wilayah pertanian lahan sawah tadah hujan, sehingga sangat diperlukan teknik penggunaan air yang lebih efisien di wilayah ini. Sementara itu, manfaat air irigasi telah menurun sejak tahun 1970-an karena berbagai alasan, namun demikian pembangunan irigasi memiliki potensi untuk berkembang di beberapa wilayah bagian Afrika. Produktivitas lahan irigasi lebih dari tiga kali lipat dari lahan tadah hujan dan sekitar 40 persen dari makanan dunia diproduksi pada 20 persen lahan yang beririgasi. Nilai moneter dari hasil tanaman irigasi lebih dari enam kali lipat dari tanaman tanpa irigasi karena tanaman dengan nilai pasar yang lebih tinggi cenderung tumbuh di lahan sawah irigasi. Banyak metode menghemat air dan menggunakannya secara efisien yang dikenal dan telah dipraktekkan selama ribuan tahun di beberapa wilayah yang sangat kering di dunia dengan hasil sukses besar. Sistem yang baik hanya membutuhkan sedikit perawatan dengan pencapaian hasil yang maksimal. Kemampuan untuk menambahkan air selama periode kritis pertumbuhan dapat meningkatkan hasil panen.  Beberapa teknik penggunaan air yang efisien pada usaha pertanian dari berbagai wilayah di dunia, baik yang telah dikembangkan oleh para ahli pertanian dunia maupun pengetahuan asli para petani adalah sebagai berikut:

Irigasi Tetes atau Irigasi Mikro
Irigasi tetes memberikan air (dan pupuk) pada permukaan tanah atau langsung ke akar tanaman dengan menggunakan selang tabung plastik dengan lubang kecil yang dihubungkan dengan tandon penyimpan air. Irigasi tetes menghemat 50 sampai 70 persen penggunaan air irigasi dibanding metode tradisional dan dapat meningkatkan produksi tanaman sebesar 20 sampai 90 persen. Air dan pupuk juga lebih mudah diserap oleh tanah dan tanaman, mengurangi risiko erosi dan penipisan nutrisi. Umumnya dioperasikan secara gravitasi, menghemat  waktu dan tenaga kerja, serta menyebabkan hasil panen yang lebih besar. Irigasi tetes telah berkembang dengan adanya berbagai inovasi baru seperti penggunaan tenaga surya dan tabung penyimpan air. Sistem irigasi mikro ini terjangkau biayanya, tetapi   kurang cocok untuk daerah yang menanam padi dalam areal luas dan lebih cocok untuk kebun sayuran bernilai ekonomi tinggi.

Irigasi Botol
Pot tanah liat yang berpori-pori dan ditanam diantara tanaman yang dibudidayakan merukan teknik irigasi jaman dulu yang menggunakan ide logika. Dengan menanam pot sampai lehernya dan diisi air dapat meningkatkan efisiensi airi irigasi kebun sayuran sampai 70%. Air akan merembers keluar secara pelahan dan melembabkan tanah sekitar pot yang bermanfaat bagi akar tanaman untuk menyerap air. Tergantung dari cuaca dan tanaman yang dibudidayakan, menambah air kedalam pot 2-3 x seminggu sudah dapat mencukupi kebutuhan tanaman. Di beberapa lokasi di Indonesia, petani telah mempraktekan metode ini dengan menggunakan botol plastik bekas kemasan air mineral.

Lubang Tanaman
Pembuatan lubang tanaman dengan cara menggali tanah berukuran lebar 25 cm dan dalam 25 cm yang berjarak 1 meter antar lubang. Lubang ini digunakan untuk menangkap air (air hujan) dan dapat meningkatkan kesuburan tanah, khususnya di wilayah kering dan terdegradasi. Lubang-lubang tersebut diberi campuran mulsa tanaman, pupuk kandang, biji tanaman yang akan ditanam, serta ditutup dengan musa rumput atau dedaunan. Tanah galian lubang tersebut dibuat gundukan kecil disekitar lubang untuk menangkap air hujan.

32 teknik penggunaan air airgasi yang efisien lainnya dapat dibaca, dipelajari, difahami dan dipraktekan dengan mengunjungi situs web sumber informasi ini di:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates