Berdasarkan laporan Food
Tank, terbukti bahwa rumah tangga petani tidak hanya menyediakan pangan
dunia, tetapi juga melestarikan planet bumi. Rumah tangga petani mengembangkan
cara yang efektif untuk menghadapi ketahanan pangan dunia, meningkatkan
pendapatan, melindungi keanekaragaman hayati, dan melestarikan sumberdaya alam
untuk populasi penduduk yang terus bertambah. Dari penelitian Food Tank,
sekitar 70% air tawar dunia dimanfaatkan untuk pertanian dan diperkirakan akan
meningkat lagi sekitar 19% pada tahun 2050. Tanah pertanian akan menyusut 10-40
kali lebih cepat dibanding kecepatan perbaikan struktur tanahnya, akibatnya 30%
lahan subur dunia akan kehilangan produktivitasnya. Sehingga terjadi perubahan
tata guna lahan sebagai akibat usaha pertanian (penggundulan hutan dan
degradasi lahan) yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Tetapi
jutaan rumah tangga petani di dunia telah menggunakan pendekatan agroekologi untuk
mengatasi perubahan iklim dan menciptakan ketahanan terhadap guncangan harga pangan,
bencana alam dan konflik sosial. Agroforestri, inter-cropping, tanaman penutup tanah
dan pupuk hijau, irigasi tetes tenaga surya, pengelolaan hama terpadu, dan pemanfaatan tanaman indigenous, terbukti dapat
membantu melindungi sumber daya alam, memperbaiki
hara tanah, serta meningkatkan pendapatan para petani. Saat ini, hampir 75%
dari sumberdaya genetik dunia telah hilang, namun rumah tangga petani terus
melindungi kenakeragaman hayati di seluruh dunia. Laporan ini juga menyatakan
bahwa menanam tanaman yang beragam dengan tanaman indigenous, rumah tangga
petani dapat menghasilkan 20-60% produktivitas lebih tinggi dibanding yang
hanya menanam tanaman tunggal.
Memberi dukungan penghidupan rumah tangga petani
dengan cara memfasilitasi akses ke pasar dapat memberikan efek substansial dan
signifikan terhadap peningkatan pendapatan penduduk pedesaan, yang mencakup 70%
penduduk miskin dunia. Pemberian sertifikat organik kepada rumah tangga petani
juga memiliki efek positif terhadap pendapatan mereka. Asosiasi Petani Organik
di Boyolali Indonesia, telah menunjukkan turunnya biaya produksi sebesar 40%
karena melakukan usaha pertanian organik dan harga produk berasnyal 20% lebih
tinggi dibanding beras non-organik. Rumah tangga petani juga mendorong
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial dengan menyediakan peluang kerja.
Petani dapat membuat efek berganda yang melampaui sektor pertanian,
menghabiskan sebagian besar pendapatannya untuk sektor lain, termasuk
konstruksi, infrastruktur, dan manufaktur, yang menciptakan permintaan barang
dan sektor-sektor lain dalam komunitas mereka. Sebagai contoh di Asia, setiap
satu US$ pendapatan yang diperoleh dari pertanian, juga memberikan tambahan
pendapatan US$ 0,80 di sektor non-pertanian. Oleh karena itu, rumah tangga
petani pantas untuk “diakui” dan “dihargai” atas banyaknya peran yang dapat
mereka mainkan sebagai wanita dan pria bisnis, inovator, Guru, dan pelayan
lahan pertanian. Dengan meningkatnya dukungan dari lembaga penelitian dan pendanaan
serta masyarakat pemberi dana untuk berinvestasi kepada rumah tangga petani,
maka kemanan pangan dunia dapat dicapai, sumberdaya lingkungan terlestarikan,
dan tumbuhnya ekonomi nasional.
Beberapa hal penting dari Laporan tersebut adalah
sebagai berikut:
- Hasil penelitian terakhir FAO menunjukkan bahwa 98% usaha pertanian di dunia adalah rumah tangga petani dan menghasilkan sekitar 56% produksi pertanian dunia. Di banyak negara, kontribusi rumah tangga petani terhadap produksi pangan jauh melampaui produksi para pemilik tanah skala besar.
- Rumah tangga petani mewarnai mayoritas produksi pertanian di Sub Sahara Afrika, yaitu sekitar 33 juta usahatani di wilayah tersebut atau sekitar 80% nya adalah petani kecil.
- Lebih dari 80 persen dari semua kepemilikan lahan pertanian, luas lahan yang dimiliki setiap rumah tangga petani kurang dari 2 hektar dan dikelola oleh petani kecil.
- Semua petani dapat terdampak langsung terhadap kecukupan gizi melalui tanaman yang mereka tanam dan mengkonsumsinya, serta melalui metode pengolahan pangan.
- Petani kecil dapat memanfaatkan usahataninya untuk melestarikan keanekeragaman hayati, tidak hanya untuk nutrisi dan cita rasa, tetapi juga karena adanya diversifikasi tanaman yang akan membantu petani menanggulangi serangan hama penyakit tanaman, selain itu diversifikasi tanaman juga dapat menyehatkan tanah dan meningkatkan pendapatan.
- Diversifikasi dan pemanfaatan tanaman indigenous umumnya lebih tahan terhadap perubahan iklim dan kondisi cuaca yang ekstrim.
- Penggunaan pupuk organik oleh rumah tangga petani telah terbukti efektif dalam mengurangi degradasi tanah.
- Petani biasanya menggunakan teknologi inovatif untuk melestarikan sumber daya. Metode irigasi tetes yang digunakan di Benin, Afrika, dapat menyimpan antara 30 dan 60 persen lebih banyak air daripada metode irigasi konvensional.
- Bukti menunjukkan petani kecil dan rumah tangga petani dapat menjadi kunci untuk mitigasi dampak negatif dari perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan pangan.
- Jika 10.000 lahan pertanian berukuran kecil sampai sedang dikonversi ke produksi pangan organik berkelanjutan, maka dampak lingkungan dalam hal penyerapan karbon akan setara dengan menghapus lebih dari satu juta mobil dari jalan raya.
- Di Vietnam, reformasi kepemilikan tanah yang memberikan hak penggunaan tanah pribadi untuk petani telah memberikan efek yang signifikan dan positif pada produktivitas pertanian, serta meningkatkan pendapatan rumah tangga petani.
- Teknologi ponsel telah berperan dalam mendobrak hambatan yang dihadapi petani, terutama kaum wanita, untuk mengakses pasar.
- Meskipun tumbuh usahatani skala besar di seluruh dunia, petani kecil dan rumah tangga petani masih mewarnai mayoritas pertanian global.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar