Tantangan
pembangunan pertanian saat ini dan kedepan akan menyulitkan pencapaian
menyediakan pangan penduduk dunia setiap tahunnya. Hal ini disebabkan adanya pertumbuhan
penduduk dan perubahan pola makan karena meningkatnya pendapatan sehingga
meningkat besar permintaan akan pangan dan produk pertanian lainnya. Sementara
itu, sistem pangan dunia semakin terancam adanya degradasi lahan, perubahan
iklim dan tekanan lainnya, dan stabilitas sistem pangan akan berada pada resiko
yang lebih besar karena variabilitas pasokan pangan jangka pendek. Pertanian
harus berubah guna memenuhi meningkatnya permintaan, berkontribusi lebih
efektif mengurangi kemiskinan dan kekurangan gizi, dan menjadi lebih
berkelanjutan secara ekologis. Transformasi ini penting guna mencapai delapan
target Sustainable Development Goals (SDGs) 2015. Kemiskinan dan kelaparan
harus diberantas pada generasi mendatang dan harus menjadi tujuan yang menonjol
serta berdiri sendiri. Pertumbuhan pertanian terbukti efektif dalam
“mengangkat” keluarga penduduk pedesaan dari kemiskinan dan kelaparan. Mengelola
keterkaitan antara pertanian, kemiskinan dan gizi sangat penting seperti halnya
kita memberikan kesempatan kepada anak untuk mencapai seluruh potensi mereka.
Agenda baru juga harus memiliki tujuan yang secara eksplisit fokus pada perbaikan
sistem pertanian dan pembangunan pedesaan secara terpadu. Target kaamanan
pangan dan nutrisi juga harus tertanam dalam kedua tujuan tersebut. Selain itu,
target spesifik dan indikator dari tujuan diatas harus mencakup kontribusi
pertanian yang ditujukan kepada kesetaraan gender dan sosial, kesehatan, dan tata
kelola yang baik, dll.
Intensifikasi
pertanian berkelanjutan (Sustainable Agricultural
Intensification = SAI) menawarkan pilihan yang bisa diterapkan untuk
memberantas kemiskinan dan kelaparan sambil memperbaiki kinerja lingkungan
pertanian, tetapi memerlukan transformatif dan intervensi simultan pada seluruh
rantai makanan, yaitu dari produksi hingga konsumsi. Hal ini juga memerlukan perubahan perilaku konsumen
dan produsen makanan, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Elemen utama
pembangunan yang berkelanjutan untuk sistem pertanian dan pangan adalah: 1) Pergeseran
menuju pola makan sehat; 2) Memastikan penyediaan makanan yang aman dan bergizi
untuk semua melalui peningkatan produktivitas pertanian pada tanaman dan padang
rumput, serta menjadikannya lebih tahan terhadap iklim ekstrem; 3) Melestarikan
lingkungan melalui prinsip-prinsip sistem manajemen yang meningkatkan efisiensi
sumber daya, mengurangi emisi karbon dan polutan lain terkait dengan budidaya pertanian,
dan memperbaiki struktur tanah serta melestarikan sumber daya alam; 4) Mengurangi
kehilangan hasil panen dan limbah makanan; 5) Visi baru dan model bisnis petani
kecil dan pembangunan pedesaan yang menciptakan perekonomian pedesaan dan
kesempatan kerja, serta membuat daerah pedesaan menjadi lebih menarik untuk
ditinggali; 6) Pemberdayaan perempuan pada seluruh rantai nilai; 7) Kebijakan
pada semua tingkatan yang dapat memacu perubahan perilaku, menyelaraskan semua
aktor pembangunan pertanian, memberikan hak-hak tanah dan sumber daya lainnya
yang aman, serta solusi untuk intensifikasi pertanian berkelanjutan dan sistem
pangan yang mengambil keuntungan dari kemajuan IPTEK; 8) Tujuan, sasaran, dan
indikator yang jelas yang diarahkan untuk mengatasi area kritis produksi pangan
dan konsumsi, memotivasi orang dan memberikan pendekatan terstruktur untuk
memandu negara dalam merancang peta jalan pembangunan pertanian; 9) Pemantauan
sistem pertanian dan pangan pada tingkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya;
dan 10) Visi jangka panjang serta investasi pada pembangunan kapasitas
penelitian.
Kemajuan
kearah SAI akan lebih efektif dan tahan lama bila seluruh pemangku kepentingan
berkerja sama untuk memadukan ide-ide mereka dan mendukung pengembangan daan
implementasi solusi spesifik lokasi yang memungkinkan untuk peningkatan
iteratif, perbaikan sistem pangan dunia dan komponen-komponen utamanya secara
kontinyu. Sulusi yang berkelanjutan memerlukan pemikiran ulang pembangunan
pedesaan dan petani kecil kearah transformasi struktural yang melibatkan dan
menguntungkan penduduk miskin. Teknologi baru, perbaikan budidaya pertanian dan
pengembangan model bisnis pertanian akan menciptakan pekerjaan, mengatasi
kendala sumber daya, mengaktifkan partisipasi pasar yang lebih besar, dan juga
mengurangi masalah fisik di bidang pertanian, khususnya untuk perempuan dan
kaum muda. Pertanian di negara-negara industri juga perlu mengalami perubahan,
termasuk perubahan kebijakan yang memberikan dampak pada negara berpendapatan
rendah dan menengah. Negara dengan penduduk berpenghasilan tinggi harus mulai membahas
masalah-masalah penting seperti pola makan tidak sehat, limbah makanan,
keseimbangan produksi pangan vs biofuel, dan kebijakan pertanian yang adil.
Negara tersebut juga harus mulai mengkampanyekan bagaimana standart yang tinggi
dari produktivitas, efisiensi sumber daya, keamanan pangan, dan dampak lingkungan dapat dipenuhi. Hal ini dapat
menjadi pelajaran penting bagi negara-negara berkembang dalam kaitannya dengan teknologi
dan kebijakan yang perlu dipertimbangkan.
Teknologi
baru akan memungkinkan pertanian berkelanjutan menjadi standar global yang
baru, tanpa pengecualian. Faktor utama yang menolak perubahan adalah kemauan
politik, kurangnya koherensi kebijakan di berbagai tingkatan, anggaran, tata
kelola dan perilaku manusianya. Tindakan awal sangat penting, tetapi perlu dukungan
dan mekanisme yang lebih baik untuk pemikiran dan tindakan jangka panjang,
termasuk memperkuat penelitian dan pengembangan, pengembangan sumber daya
manusia, dan perubahan kelembagaan. Sistem pangan global harus berubah menjadi
kemitraan global yang harus berbagi informasi, pengalaman dan teknologi baru, dan
membuka akses dan pemanfaatan terhadap prinsip dan praktek yang menghormati kekayaan
intelektual. Sebaliknya kemajuan dalam melaksanakan SAI akan lambat, sehingga tujuan
dan sasaran pembangunan berkelanjutan tidak dapat dipenuhi di banyak negara. Untuk
itu, perlu model baru yang dapat membuka potensi nyata petani, sektor publik
dan swasta dalam mengatasi kompleksnya permasalahan. Kedepan, sektor swasta
akan menjadi pemain kunci dalam pembangunan pertanian dan sistem pangan berkelanjutan.
Tata kelola yang baik akan menjadi penting, termasuk mendukung kelompok tani,
mengelola risiko, dan memiliki akuntabilitas yang mendorong investasi sektor
swasta di sektor pertanian, tetapi juga meletakan dengan jelas kendala pada
ekploitasi lahan, air, hutan dan ikan yang tidak adil dan berkelanjutan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar