Social Icons

Pages

Minggu, 22 Maret 2015

Solusi Untuk Pertanian dan Sistem Pangan Berkelanjutan



Tantangan pembangunan pertanian saat ini dan kedepan akan menyulitkan pencapaian menyediakan pangan penduduk dunia setiap tahunnya. Hal ini disebabkan adanya pertumbuhan penduduk dan perubahan pola makan karena meningkatnya pendapatan sehingga meningkat besar permintaan akan pangan dan produk pertanian lainnya. Sementara itu, sistem pangan dunia semakin terancam adanya degradasi lahan, perubahan iklim dan tekanan lainnya, dan stabilitas sistem pangan akan berada pada resiko yang lebih besar karena variabilitas pasokan pangan jangka pendek. Pertanian harus berubah guna memenuhi meningkatnya permintaan, berkontribusi lebih efektif mengurangi kemiskinan dan kekurangan gizi, dan menjadi lebih berkelanjutan secara ekologis. Transformasi ini penting guna mencapai delapan target Sustainable Development Goals (SDGs) 2015. Kemiskinan dan kelaparan harus diberantas pada generasi mendatang dan harus menjadi tujuan yang menonjol serta berdiri sendiri. Pertumbuhan pertanian terbukti efektif dalam “mengangkat” keluarga penduduk pedesaan dari kemiskinan dan kelaparan. Mengelola keterkaitan antara pertanian, kemiskinan dan gizi sangat penting seperti halnya kita memberikan kesempatan kepada anak untuk mencapai seluruh potensi mereka. Agenda baru juga harus memiliki tujuan yang secara eksplisit fokus pada perbaikan sistem pertanian dan pembangunan pedesaan secara terpadu. Target kaamanan pangan dan nutrisi juga harus tertanam dalam kedua tujuan tersebut. Selain itu, target spesifik dan indikator dari tujuan diatas harus mencakup kontribusi pertanian yang ditujukan kepada kesetaraan gender dan sosial, kesehatan, dan tata kelola yang baik, dll.

Intensifikasi pertanian berkelanjutan (Sustainable Agricultural Intensification = SAI) menawarkan pilihan yang bisa diterapkan untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan sambil memperbaiki kinerja lingkungan pertanian, tetapi memerlukan transformatif dan intervensi simultan pada seluruh rantai makanan, yaitu dari produksi hingga konsumsi.  Hal ini juga memerlukan perubahan perilaku konsumen dan produsen makanan, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Elemen utama pembangunan yang berkelanjutan untuk sistem pertanian dan pangan adalah: 1) Pergeseran menuju pola makan sehat; 2) Memastikan penyediaan makanan yang aman dan bergizi untuk semua melalui peningkatan produktivitas pertanian pada tanaman dan padang rumput, serta menjadikannya lebih tahan terhadap iklim ekstrem; 3) Melestarikan lingkungan melalui prinsip-prinsip sistem manajemen yang meningkatkan efisiensi sumber daya, mengurangi emisi karbon dan polutan lain terkait dengan budidaya pertanian, dan memperbaiki struktur tanah serta melestarikan sumber daya alam; 4) Mengurangi kehilangan hasil panen dan limbah makanan; 5) Visi baru dan model bisnis petani kecil dan pembangunan pedesaan yang menciptakan perekonomian pedesaan dan kesempatan kerja, serta membuat daerah pedesaan menjadi lebih menarik untuk ditinggali; 6) Pemberdayaan perempuan pada seluruh rantai nilai; 7) Kebijakan pada semua tingkatan yang dapat memacu perubahan perilaku, menyelaraskan semua aktor pembangunan pertanian, memberikan hak-hak tanah dan sumber daya lainnya yang aman, serta solusi untuk intensifikasi pertanian berkelanjutan dan sistem pangan yang mengambil keuntungan dari kemajuan IPTEK; 8) Tujuan, sasaran, dan indikator yang jelas yang diarahkan untuk mengatasi area kritis produksi pangan dan konsumsi, memotivasi orang dan memberikan pendekatan terstruktur untuk memandu negara dalam merancang peta jalan pembangunan pertanian; 9) Pemantauan sistem pertanian dan pangan pada tingkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya; dan 10) Visi jangka panjang serta investasi pada pembangunan kapasitas penelitian.

Kemajuan kearah SAI akan lebih efektif dan tahan lama bila seluruh pemangku kepentingan berkerja sama untuk memadukan ide-ide mereka dan mendukung pengembangan daan implementasi solusi spesifik lokasi yang memungkinkan untuk peningkatan iteratif, perbaikan sistem pangan dunia dan komponen-komponen utamanya secara kontinyu. Sulusi yang berkelanjutan memerlukan pemikiran ulang pembangunan pedesaan dan petani kecil kearah transformasi struktural yang melibatkan dan menguntungkan penduduk miskin. Teknologi baru, perbaikan budidaya pertanian dan pengembangan model bisnis pertanian akan menciptakan pekerjaan, mengatasi kendala sumber daya, mengaktifkan partisipasi pasar yang lebih besar, dan juga mengurangi masalah fisik di bidang pertanian, khususnya untuk perempuan dan kaum muda. Pertanian di negara-negara industri juga perlu mengalami perubahan, termasuk perubahan kebijakan yang memberikan dampak pada negara berpendapatan rendah dan menengah. Negara dengan penduduk berpenghasilan tinggi harus mulai membahas masalah-masalah penting seperti pola makan tidak sehat, limbah makanan, keseimbangan produksi pangan vs biofuel, dan kebijakan pertanian yang adil. Negara tersebut juga harus mulai mengkampanyekan bagaimana standart yang tinggi dari produktivitas, efisiensi sumber daya, keamanan pangan,  dan dampak lingkungan dapat dipenuhi. Hal ini dapat menjadi pelajaran penting bagi negara-negara berkembang dalam kaitannya dengan teknologi dan kebijakan yang perlu dipertimbangkan.

Teknologi baru akan memungkinkan pertanian berkelanjutan menjadi standar global yang baru, tanpa pengecualian. Faktor utama yang menolak perubahan adalah kemauan politik, kurangnya koherensi kebijakan di berbagai tingkatan, anggaran, tata kelola dan perilaku manusianya. Tindakan awal sangat penting, tetapi perlu dukungan dan mekanisme yang lebih baik untuk pemikiran dan tindakan jangka panjang, termasuk memperkuat penelitian dan pengembangan, pengembangan sumber daya manusia, dan perubahan kelembagaan. Sistem pangan global harus berubah menjadi kemitraan global yang harus berbagi informasi, pengalaman dan teknologi baru, dan membuka akses dan pemanfaatan terhadap prinsip dan praktek yang menghormati kekayaan intelektual. Sebaliknya kemajuan dalam melaksanakan SAI akan lambat, sehingga tujuan dan sasaran pembangunan berkelanjutan tidak dapat dipenuhi di banyak negara. Untuk itu, perlu model baru yang dapat membuka potensi nyata petani, sektor publik dan swasta dalam mengatasi kompleksnya permasalahan. Kedepan, sektor swasta akan menjadi pemain kunci dalam pembangunan pertanian dan sistem pangan berkelanjutan. Tata kelola yang baik akan menjadi penting, termasuk mendukung kelompok tani, mengelola risiko, dan memiliki akuntabilitas yang mendorong investasi sektor swasta di sektor pertanian, tetapi juga meletakan dengan jelas kendala pada ekploitasi lahan, air, hutan dan ikan yang tidak adil dan berkelanjutan.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates