Istilah sistem pangan
sering digunakan dalam diskusi tentang nutrisi, pangan, kesehatan, pembangunan
ekonomi pedesaan dan pertanian. Sistem pangan mencakup seluruh proses yang
menjaga ketersediaan pangan kita yaitu menanam, memanen, memproses (atau
merubah), pengemasan, tarnsportasi, pemasaran, konsumsi dan membuang pangan,
dan paket pangan. Juga termasuk input usahatani yang dibutuhkan dan keluaran
yang dihasilkan dari setiap tahapan. Sistem pangan berada di dalam dan
dipengaruhi oleh sosial, politik, ekonomi dan lingkungan alam. Setiap tahapan
tergantung pada sumberdaya manusia yang menyediakan tenaga kerja, riset dan
pendidikan.
Sistem
Pangan Masyarakat
Beberapa terminologi
telah digunakan untuk menggambarkan sistem pangan: sederhana, kompleks, lokal,
global, dan regional. Sistem pangan masyarakat adalah suatu sistem pangan
dimana produksi pangan, prosesing, distribusi dan konsumsi terintegrasi untuk
meningkatkan lingkungan, ekonomi, sosial dan nutrisi kesehatan dari suatu
tempat tertentu. Sistem pangan masyarakat merupakan areal yang relatif kecil,
seperti pedusunan atau pedesaan, atau areal yang lebih besar seperti kota,
negara bagian atau wilayah. Konsep sistem pangan masyarakat seringkali
digunakan dalam istilah sistem pangan regional atau wilayah, tetapi dengan
memasukkan istilah “masyarakat”, ada penekanan untuk memperkuat (atau membangun
hal baru) keterkaitan antara seluruh komponen dari sistem pangan. Hal ini
merefleksikan pendekatan preskriptif untuk membangun sistem pangan, salah satu
yang memegang keberlanjutan – ekonomi, lingkungan dan sosial – sebagai tujuan
jangka panjang usaha masyarakat.
Empat aspek yang membedakan
antara sistem pangan masyarakat dengan
sistem pangan global adalah ketahanan
pangan, kedekatan,
kemandirian dan keberlanjutan.
Secara rinci sebagai berikut:
Ketahanan pangan,
merupakan tujuan utama dari sistem pangan masyarakat. Sementara itu ketahanan
pangan umumnya fokus pada kebutuhan pangan individu dan rumah tangga. Sedangkan
ketahanan pangan masyarakat berbicara akses pangan dalam konteks masyarakat,
terutama bagi rumah tangga berpendapatan rendah. Selain itu juga memiliki
tujuan simultan untuk mengembangkan sistem pangan lokal.
Kedekatan,
mengacu pada jarak antara berbagai komponen sistem pangan. Dalam sistem pangan
masyarakat, jarak antar komponen sistem pangan umumnya lebih pendek dibanding dalam
sistem pangan global. Kedekatan ini meningkatkan kemungkinan adanya hubungan
abadi yang akan terbentuk antara para pemangku kepentingan yang berbeda dalam
sistem pangan - petani, pengolah, pengecer, pemilik restoran, konsumen, dll.
Kemandirian, mengacu pada sejauh mana masyarakat dapat memenuhi
kebutuhan pangan sendiri. Sedangkan tujuan sistem pangan masyarakat tidak total
swasembada (di mana semua makanan diproduksi, diproses, dipasarkan dan
dikonsumsi dalam batas wilayah tertentu), meningkatkan derajat kemandirian pangan,
akan ditentukan oleh kemitraan masyarakat, kesemuanya merupakan aspek penting
dari sistem pangan masyarakat.
Keberlanjutan, mengacu
pada praktek pertanian dan sistem pangan yang tidak mengganggu kemampuan
generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Keberlanjutan
meliputi pelestarian lingkungan, dapat menguntungkan, perlakuan etis pekerja
sistem pangan, dan pengembangan masyarakat. Keberlanjutan sistem pangan dan
pertanian akan meningkat ketika diversifikasi pertanian berada di dekat pasar
yang kuat dan berkembang, ketika input tidak terbarukan untuk setiap langkah
dalam sistem pangan berkurang, ketika sistem pertanian kurang mengandalkan
pemupukan dan pengendalian hama secara kimiawi, dan ketika partisipasi warga ditingkatkan
dalam pengambilan keputusan sistem pangan.
Tujuan
Sistem Pangan Masyarakat
Membangun sistem
pangan masyarakat memerlukan pendekatan komprehensif atau holistik untuk
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang tinggal di tempat tertentu. Upaya
untuk mengembangkan sistem pangan masyarakat diarahkan untuk beberapa tujuan
sekaligus: a) mengoptimalkan kesehatan, mengurangi risiko penyakit kronis yang
berhubungan dengan pola makan, dan peningkatan kenikmatan makanan di antara
anggota masyarakat; b) perubahan pola makan yang komplemen dengan ketersediaan pangan
musiman yang diproduksi dan diproses oleh sistem pangan dan pertanian lokal; c)
peningkatan akses bagi seluruh anggota masyarakat terhadap makanan bergizi yang
memadai dan terjangkau; d) Basis kestabilan usahatani keluarga yang menggunakan
praktek produksi terintegrasi untuk meningkatkan kualitas lingkungan; e) saluran
pemasaran dan fasilitas pengolahan yang menciptakan hubungan langsung antara
petani dan konsumen, dan dengan memperpendek jarak antara mitra ini, akan
menghemat sumber daya transportasi pangan; f) bisnis yang terkait pangan dan
pertanian mendorong penguatan ekonomi masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja dan sirkulasi
modal di masyarakat. Bisnis seperti ini meliputi pengolahan pangan atau
pengolahan nilai tambah untuk memperluas kesempatan bagi pangan yang diproduksi
secara lokal untuk dikonsumsi secara lokal; dan g) peningkatan partisipasi
masyarakat dalam kebijakan pangan dan pertanian yang mempromosikan produksi pangan
lokal, akses ke ritel dan pasar pengolahan lokal, dan lembaga pengadaan
komoditas pertanian lokal.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar