Tantangan dunia saat
ini adalah mengatasi tekanan pada sektor pertanian seperti pertumbuhan populasi
penduduk, dampak perubahan iklim, pengurangan emisi gas rumah kaca di sektor
pertanian, perkembangan pesat ekonomi negara berkembang, ketidakstabilan
pertumbuhan tanamaan karena kelangkaan lahan pertanian, air irigasi, dan
energi. Untuk itu, diperlukan inovasi
agar sektor pertanian menjadi lebih kompetitif dan berkelanjutan. Inovasi
secara umum merupakan proses dimana sesuatu yang baru diimplementasikan dalam konteks tertentu, layak secara sosial
dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Inovasi berfungsi
sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dan daya saing di negara-negara yang
mengimplementasikan dalam pembangunannya. Inovasi dan proses yang menfasilitasi
tidak muncul dari suatu ketiadaan. Inovasi muncul dalam konteks sosial ekonomi
tertentu dan dibentuk oleh ada atau tidak adanya kondisi yang menguntungkan
untuk berkembangnya inovasi tersebut (IICA – Inter-American
Institute for Cooperation on Agriculture,
2013). Proses inovasi sebagian besar muncul dari sistem inovasi yang dibuat
oleh organisasi dan pemangku kepentingan publik maupun swasta yang terhubung
dengan cara yang berbeda dan memiliki kompetensi teknis, komersial dan keuangan
dan input yang diperlukan untuk inovasi.
Selasa, 31 Maret 2015
Selasa, 24 Maret 2015
Apakah Sains Dapat Memenuhi Kebutuhan Pangan Yang Beragam dan Bergizi?
Ketahanan pangan
merupakan isu yang menyentuh semua aspek dari agenda pembangunan setiap negara
di dunia, yaitu dari pertanian dan manajemen lingkungan sampai ke sektor
ekonomi, pemerintahan, dan kesejahteraan sosial. Hal ini merupakan tantangan
bagi setiap negara dan tidak mudah solusinya. Sebagai contoh, terjadinya kerusuhan
di Afrika tahun 2007 dan 2008 merupakan akibat melonjaknya biaya usahatani sehingga
menyebabkan kelangkaan pangan. Masalah
tersebut menjadi perdebatan para ahli internasional dengan topik “bagaimana
kita bisa memastikan bahwa setiap orang di planet bumi ini memiliki akses ke
pangan yang aman dan bergizi?. Tapi satu hal yang jelas, jika produksi pangan
ditingkatkan sebesar 70% pada tahun 2050 untuk memenuhi kebutuhan penduduk, maka
kita harus berbuat lebih banyak lagi di sektor pertanian. Bagaimana kita dapat
mencapai produksi pangan berkelanjutan, merupakan suatu pertanyaan yang tidak
mudah dijawab. Sekitar 9 milyar orang akan menempati planet bumi, maka
diperlukan produksi pangan yang besar untuk memenuhi kebutuhan mereka. Padahal,
sumberdaya untuk memproduksi pangan tersebut telah mulai langka karena
urbanisasi, degradasi lingkungan, kompetisi penggunaan lahan untuk biofuel dan
peternakan dan faktor lainnya.
Minggu, 22 Maret 2015
Solusi Untuk Pertanian dan Sistem Pangan Berkelanjutan
Tantangan
pembangunan pertanian saat ini dan kedepan akan menyulitkan pencapaian
menyediakan pangan penduduk dunia setiap tahunnya. Hal ini disebabkan adanya pertumbuhan
penduduk dan perubahan pola makan karena meningkatnya pendapatan sehingga
meningkat besar permintaan akan pangan dan produk pertanian lainnya. Sementara
itu, sistem pangan dunia semakin terancam adanya degradasi lahan, perubahan
iklim dan tekanan lainnya, dan stabilitas sistem pangan akan berada pada resiko
yang lebih besar karena variabilitas pasokan pangan jangka pendek. Pertanian
harus berubah guna memenuhi meningkatnya permintaan, berkontribusi lebih
efektif mengurangi kemiskinan dan kekurangan gizi, dan menjadi lebih
berkelanjutan secara ekologis. Transformasi ini penting guna mencapai delapan
target Sustainable Development Goals (SDGs) 2015. Kemiskinan dan kelaparan
harus diberantas pada generasi mendatang dan harus menjadi tujuan yang menonjol
serta berdiri sendiri. Pertumbuhan pertanian terbukti efektif dalam
“mengangkat” keluarga penduduk pedesaan dari kemiskinan dan kelaparan. Mengelola
keterkaitan antara pertanian, kemiskinan dan gizi sangat penting seperti halnya
kita memberikan kesempatan kepada anak untuk mencapai seluruh potensi mereka.
Agenda baru juga harus memiliki tujuan yang secara eksplisit fokus pada perbaikan
sistem pertanian dan pembangunan pedesaan secara terpadu. Target kaamanan
pangan dan nutrisi juga harus tertanam dalam kedua tujuan tersebut. Selain itu,
target spesifik dan indikator dari tujuan diatas harus mencakup kontribusi
pertanian yang ditujukan kepada kesetaraan gender dan sosial, kesehatan, dan tata
kelola yang baik, dll.
Selasa, 17 Maret 2015
Sistem Pangan Kedepan Harus Berubah
Dunia akan menghadapi
tantangan besar untuk menyediakan pangan bagi sembilan milyar penduduk tahun
2050, yaitu memastikan setiap orang di bumi ini memiliki akses dan ke pangan
yang bergizi tanpa merusak sumberdaya alam dalam proses produksi pangan. Hal ini mudah untuk bahan diskusi tetapi
sulit untuk dilaksanakan. Sistem pangan dunia saat ini mengalami disfungsional
baik dampak terhadap manusianya maupun terhadap planet bumi. Jika kita tidak
merubahnya maka kita akan gagal untuk menghadapi tantangan tersebut. Kemiskinan,
perubahan iklim, konflik dan krisis kemanusiaan menambah tantangan besar dan
beban terhadap sistem pangan saat ini. Tren global seperti urbanisasi menambah
masalah tentang kondisi pangan saat ini. PBB
memperkirakan bahwa dua pertiga dari penduduk dunia akan tinggal di perkotaan
pada tahun 2050. Sedangkan kota sendiri merupakan pusat utama produksi dan
konsumsi nasional, adanya proses sosial dan ekonomi yang memberikan kekayaan
dan peluang, tetapi juga memberi dampak negatif yaitu penyakit, kejahatan,
polusi, dan kemiskinan. Sistem pangan perkotaan di banyak negara, tidak
berkembang pesat untuk mengatasi tantangan pertumbuhan populasi yang cepat.
Kamis, 12 Maret 2015
Peran Penting Rumah Tangga Petani
Berdasarkan laporan Food
Tank, terbukti bahwa rumah tangga petani tidak hanya menyediakan pangan
dunia, tetapi juga melestarikan planet bumi. Rumah tangga petani mengembangkan
cara yang efektif untuk menghadapi ketahanan pangan dunia, meningkatkan
pendapatan, melindungi keanekaragaman hayati, dan melestarikan sumberdaya alam
untuk populasi penduduk yang terus bertambah. Dari penelitian Food Tank,
sekitar 70% air tawar dunia dimanfaatkan untuk pertanian dan diperkirakan akan
meningkat lagi sekitar 19% pada tahun 2050. Tanah pertanian akan menyusut 10-40
kali lebih cepat dibanding kecepatan perbaikan struktur tanahnya, akibatnya 30%
lahan subur dunia akan kehilangan produktivitasnya. Sehingga terjadi perubahan
tata guna lahan sebagai akibat usaha pertanian (penggundulan hutan dan
degradasi lahan) yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Tetapi
jutaan rumah tangga petani di dunia telah menggunakan pendekatan agroekologi untuk
mengatasi perubahan iklim dan menciptakan ketahanan terhadap guncangan harga pangan,
bencana alam dan konflik sosial. Agroforestri, inter-cropping, tanaman penutup tanah
dan pupuk hijau, irigasi tetes tenaga surya, pengelolaan hama terpadu, dan pemanfaatan tanaman indigenous, terbukti dapat
membantu melindungi sumber daya alam, memperbaiki
hara tanah, serta meningkatkan pendapatan para petani. Saat ini, hampir 75%
dari sumberdaya genetik dunia telah hilang, namun rumah tangga petani terus
melindungi kenakeragaman hayati di seluruh dunia. Laporan ini juga menyatakan
bahwa menanam tanaman yang beragam dengan tanaman indigenous, rumah tangga
petani dapat menghasilkan 20-60% produktivitas lebih tinggi dibanding yang
hanya menanam tanaman tunggal.
Senin, 09 Maret 2015
Inovasi Untuk Rumah Tangga Petani (Lanjutan)
Petani secara kontinyu beradaptasi terhadap perubahan, baik yang terjadi
pada usahataninya, lingkungan lokal
maupun global. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi berkerja. Inovasi di kalangan
petani jarang didokumentasikan, tetapi mungkin sangat bermanfaat bagi petani
lainnya. Inovasi terjadi ketika individu dan kelompok telah mengadopsi ide-ide
baru, teknologi baru dan memprosesnya, jika berhasil, akan menyebar melalui
masyarakat dan komunitas. Proses tersebut cukup rumit dan melibatkan banyak
pelaku. Diantara hal-hal lain, inovasi sistem pertanian juga memungkinkan tumbuhnya
lingkungan ekonomi dan kelembagaan yang sesuai dengan kebutuhan semua petani. Komponen
utama lainnya adalah layanan penelitian dan penyuluhan serta organisasi
produsen pertanian yang efektif. Inovasi sering dibangun dan disesuaikan dengan
sistem pengetahuan lokal dan tradisional yang dikombinasikan dengan sumber
pengetahuan baru dari sistem penelitian formal. Secara umum, inovasi memainkan peran
penting dalam peningkatan pendapatan usahatani, menurunkan harga pangan, dan
memperluas produksi pertanian. Jika kita melihat keuntungan utama dari inovasi,
kita dapat mengurangi kemiskinan global dan menyediakan lebih banyak pangan
untuk masyarakat pedesaan dan perkotaan di dunia. Ada dua cara untuk
meningkatkan produktivitas petani, yaitu 1) pengembangan, adaptasi dan penerapan teknologi
baru dan majemen praktis usahataninya dan 2)
difusi dan penerapan teknologi dan manajemen praktis yang sudah ada di
petani. Inovasi untuk rumah tangga petani harus dipromosikan di berbagai
tingkatan, melalui investasi dalam pendidikan dan pelatihan petani, pembentukan
jaringan dan hubungan serta melibatkan berbagai aktor pembangunan pertanian (pembuat
kebijakan, petani, peneliti, penyedia layanan saprodi, masyarakat sipil, dll) guna
berbagi informasi dan komitmen.
Kamis, 05 Maret 2015
Inovasi Untuk Rumah Tangga Petani
Rumah tangga petani merupakan bagian dari solusi untuk
mencapai ketahanan pangan dan pembangunan pedesaan yang lestari. Ketahanan
pangan dunia dan pelestarian sumberdaya alam tergantung kepada lebih dari 500
juta rumah tangga petani, mereka menjadi
tulang punggung pembangunan pertanian di banyak negara di dunia. Petani sangat rentan terhadap risiko yaitu serangan
hama penyakit, kekeringan, banjir, dan curah hujan yang tak dapat diprediksi, harga
pangan yang bergejolak, serta rentan terhadap berkurangnya produk pertanian yang diproduksi dan
dikonsumsi. Dari sekitar 7000 jenis tanaman pangan yang ada di dunia, 50%
kalori berasal dari tiga tanaman utama yaitu padi, jagung dan gandum. Hal ini meningkatkan
kerentanan petani terhadap sistem produksi pangan (Tutwiler, A. 2013). Sebagian besar tantangan tersebut dapat diatasi melalui
inovasi. Pada kenyataannya, inovasi memiliki potensi tinggi untuk meningkatkan
produktivitas pertanian dan pendapatan petani, dan pada akhirnya dapat
mengurangi kemiskinan, meningkatkan ketahanan pangan serta memfasilitasi
transisi menuju sistem produksi pangan yang berkelanjutan. Namun, banyak negara
berkembang tidak memiliki cukup kapasitas untuk berinovasi dan merealisasikan potensi
inovasi pertanian pada rumah tangga petani. Sistem penelitian, penyuluhan dan
lembaga pengetahuan lainnya perlu lebih kuat dan lebih baik berhubungan dengan
para petani dan organisasi petani (FAO, 2015).
Langganan:
Postingan (Atom)